Perempuan Sekarang Tangguh Berjuang!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 18 Agu 2021 21:22 WIB

Perempuan Sekarang Tangguh Berjuang!

i

Reny Widya Lestari

Tokoh Perempuan Surabaya, Reny Widya Lestari dan Lia Istifhama

 

Baca Juga: DJP Jatim 2 Gandeng Media untuk Tingkatkan Pencapaian Target Pajak

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Kabar Taliban menguasai Afghanistan membuat munculnya kekhawatiran kebebasan perempuan menjadi terancam. Bahkan, wali kota perempuan pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari seperti dilansir dari The Sun, dia sendiri mengaku saat ini hanya menunggu kedatangan Taliban ke rumahnya untuk membunuhnya.

"Saya duduk di sini menunggu mereka untuk datang. Tidak ada seorang pun yang datang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama keluarga saya dan suami saya. Dan mereka akan datang ke orang-orang seperti saya dan membunuh saya," kata dia.

Perlawanan tokoh dan aktivis perempuan tak hanya di Afghanistan yang melawan tentara Taliban. Pernah terjadi saat junta militer Myanmar menduduki pemerintahan Myanmar. Serta para perempuan di Palestina yang melawan tentara Israel.

Fenomena inipun mendapat respon dari beberapa tokoh perempuan di Surabaya diantaranya Reny Widya Lestari dan Lia Istifhama yang telah diwawancara langsung oleh wartawan Surabaya Pagi pada Rabu (18/8/2021).

 

Faktor Psikologi

Reni Widya mengatakan fenomena perempuan yang saat ini mulai ikut turun beraksi dapat dilihat tergantung dari dari psikologi masing-masing perempuan di setiap negara. 

”Ini terlihat karena keadaan (di negaranya) sudah tidak bisa ditolerir. Apalagi pada dasarnya perempuan punya rasa toleransi yang cukup besar,” ujar wanita yang juga Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kota Surabaya ini.

Reni melihat keadaan ini membuat gender sudah tidak bisa dilihat lagi jika harus melakukan perlawanan. Kalau mungkin saatnya memang harus turun dan melawan.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencana Tambah 2 Rumah Anak Prestasi

“Kalau saatnya melawan, enggak akan terpecah-pecah menjadi laki atau perempuan atau pada siapapun. Dan kalau memang sudah saatnya para perempuan ini turun dan ikut berjuang di beberapa negara itu,” tegasnya.

Ia juga berpendapat mungkin juga karena jumlah laki- laki yang semakin lama semakin sedikit hingga membuat para perempuan ini ikut terjun untuk melawan.  “Jadi otomatis dengan hak yang sama, kewajiban yang sama mereka merasa harus membela diri dan membela keluarga serta negara” pungkasnya.

 

Spirit Berani Melawan

Sedangkan tokoh perempuan Jawa Timur lainnya, Lia Istifhama menuturkan dari beberapa fakta di luar negeri yang menunjukkan bahwa kaum perempuan disana memiliki spirit berani tampil dan berani menghadapi perlawanan.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

”Maka ini menjadi salah satu stimulus bagi kita, perempuan Indonesia semakin memperkuat semangat tangguh. Dalam hal ini, kita yang tidak berada dalam penindasan penjajahan dengan segala keterbatasan akibat peperangan, tentunya lebih merdeka berekspresi dan berkarya untuk bangsa," kata Ning Lia, sapaan perempuan yang juga menjabat sebagai Sekretaris MUI Jawa Timur.

Lia mengungkapkan, ketangguhan kaum perempuan sangat penting dalam pondasi terwujudnya Indonesia tangguh indonesia tumbuh. Hal ini disebabkan ketangguhan perempuan bukan isapan jempol. Melainkan ketangguhan yang muncul dari dalam diri, yaitu turunan dari empati yang dimiliki perempuan.

“Harus diakui, bahwa perempuan sangat mudah tergugah hati memiliki belas kasih, sekalipun pada orang yang belum dikenalnya. Sikap belas kasih dan empati inilah, yang menjadikan ketangguhan perempuan adalah hal yang sangat alami dan berkarakter. Kaum perempuan sangatlah mungkin menjadi pendobrak ketangguhan menghadapi perlawanan, baik pada diri mereka sendiri maupun orang lain, terutama keluarganya,” ujarnya.

Dari sini, menurutnya, perempuan adalah garda terdepan keamanan keluarganya, terlebih anak-anaknya. Dan ini sangat dibutuhkan. Spirit ini jika dikembangkan, menjadi sebuah motivasi agar kaum perempuan semakin berperan menjaga kelangsungan masa depan anak-anaknya, terutama dalam segi moral agama, pendidikan, dan kesehatan.”  Jika anak-anak terjaga dengan baik oleh afeksi kaum perempuan, maka sangatlah mungkin Indonesia tangguh dan tumbuh, akan secara nyata dan kuat terjadi,”ujarnya.

“Karena sekarang era digitalisasi, maka penting bagi kita membrainstorming peran Cantik, yaitu cerdas inovatif dan kreatif. Jika kita para kaum perempuan dan juga generasi muda enggan berperan secara baik, maka mau jadi apa negri ini menghadapi segala bentuk kompetisi global yang sifatnya revolusioner?” lanjutnya. ana/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU