Perlunya Pemerintah untuk Bangkitkan UMKM Kampung Dolly

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 20 Mei 2021 09:29 WIB

Perlunya Pemerintah untuk Bangkitkan UMKM Kampung Dolly

i

Hariani, pembuat orumy. SP/ Patrick Cahyo

SURABAYAPAGI.com, Surabaya – UMKM INOKAM (Inovasi Kampung Mandiri) milik Sarbani yang berada di wilayah Putat Jaya 3A memproduksi Orumy (minuman olahan rumput laut) mengalami penurunan saat pandemi covid-19, baik dari segi produksi maupun pemasaran. Berbeda sebelum ada wabah pandemi, selain itu terkendala oleh faktor pemasaran produk minuman.

Sarbani menjelaskan bahwa awal – awal masih ramai produksi minuman, namun saat ini sudah sangat berkurang. Dari segi pemasaran didampingi oleh mahasiswa sehingga masih bisa mengangkat hasil penjualan.

Baca Juga: Hari Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan ke Surabaya

“Faktor utama dari kesulitan pemasarannya dikarenakan kesulitan pada pandemi ini, biasanya produk minuman orumy masih bisa ditopang melalui stand di Gedung Siola Tunjungan, kini dipasarkan Dolly Saiki Point dan dibantu mahasiswa lewat pemasaran online,” ucapnya, Kamis (20/5/2021).

“Produksi sebelum ada pandemi sekitar 150 – 200 botol dalam satu bulan tetapi saat ini hanya memproduksi 30 botol. Itupun kadang stok tidak habis, mengalami penurunan sangat drastis,” ungkapnya.

Ia berharap pada Pemerintah Kota Surabaya Eri Cahyadi agar perekonomian di wilayah Putat Jaya khususnya kampung dolly bisa kembali bangkit.

“Iya semoga Pemerintah (Pak Eri) lebih memperhatikan kembali UMKM agar bisa mendongkrak perekonomian diperkampungan. Selain itu, mengandalkan kunjungan supaya produk terjual,”tandasnya saat di temui di rumahnya.

Apalagi rumah – rumah yang dipilih oleh Pemkot bisa digunakan nantinya untuk pengembangan UMKM di kampung dolly dan memasarkan produk. “Perlunya bantuan pemerintah untuk membantu memasaran produk – produk UMKM,” tutupnya.

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

Ia mengharapkan warga Dolly dan Jarak bisa berkolaborasi untuk memajukan perekonomian terutama Karang Taruna bisa lebih aktif lagi dibidang UMKM. Pasca penutupan lokalisasi Dolly yang aktif dalam UMKM yang mengawali kampung Jarak terdapat UMKM banyak berbeda kampung Dolly sampai sekarang Barbara yang hanya memproduksi sepatu.

Seperti yang terpantau oleh Surabaya Pagi kondisi Sentra Wisata Kuliner (SWK) Dolly maupun Pasar Burung juga bisa dilihat masih belum ada daya tarik warga untuk berkunjung.  Padahal belum lama diresmikan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Sementara itu, Ketua RW 11 Putat Jaya, Sutoharip mengatakan bahwa dirinya mendukung penuh terhadap kemajuan perekonomian di wilayah tersebut harus diimbangi dengan modal dan pelatihan terhadap warga yang mempunyai minat dan mau bekerja di bidang usaha.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

“Saat ini Putat Jaya terdapat kurang lebih 20 UMKM yang aktif seperti Rumah Batik, ada lagi Rumah Kreatif tetapi pembelinya tidak ada. Iya gitu – gitu saja, kalah sama warung – warung biasa. Selain itu, asset rumah – rumah yang dibeli oleh pemerintah kota kini belum juga digunakan. Lebih aneh lagi pengurus kampung tidak boleh mengetahui asset yang dibeli tersebut dipakai apa,”ucapnya.

Ia menambahkan mengenai UMKM memang masih belum mendapatkan sentuhan langsung dari Pemerintah Kota. “Sepertinya UMKM masih jalan sendiri - sendiri. Dari segi dana mereka menggunakan modal sendiri. Dana umkm yang dijanjikan juga belum tahu sudah cair apa belum,” jelasnya.

Ekonomi disini kalo bisa disuntik yang punya usaha – usaha biar bangkit agar perekonomian juga maju, tetapi pengurus kampung diberitahu ada pemberitahuan dengan tujuan saling menghormati. Warga juga harus dibina dan dibantu dana yang benar sehingga tepat sasaran. Jangan sampai salah sasaran pada warga yang tidak serius berusaha. Minimal ada pendataan dari pengurus kampung dan  Pemerintah melihat langsung ke lapangan,”pungkasnya. Pa

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU