Personel Damkar, Penyelamat yang Sigap di Situasi Apapun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 07 Mei 2021 10:35 WIB

Personel Damkar, Penyelamat yang Sigap di Situasi Apapun

i

Slamet dan beberapa rekannya sedang latihan vertical resque. SP/ BLT

SURABAYAPAGI.com, Blitar - Personel pemadam kebakaran (damkar) harus melakukan upaya dan tindakan penyelamatan. Wilayah yang luas membutuhkan tambahan personel yang siap dan selalu siaga dalam melakukan pertolongan.

Sejak 2019, damkar memikul tanggung jawab tambahan, salah satunya Slamet Widodo bersama beberapa orang rekannya. Selain tugas menangani dan memadamkan api saat kebakaran, mereka juga harus bisa membantu atau melakukan tugas penyelamatan. Penyelamatan ini tidak hanya berlaku untuk kepentingan nyawa manusia. Namun juga hal-hal lain.

Baca Juga: Bapak dan Anak Tewas Diduga Hirup Gas Beracun Mesin Diesel

Fakta yang ada kini, tugas tambahan penyelamatan ini justru lebih banyak ketimbang fungsi utama pemadam kebakaran. Sepanjang triwulan pertama tahun ini setidaknya jumlah penyelamatan tiga kali lipat dari peristiwa kebakaran yang terjadi di Bumi Penataran.

Jika diklasifikasikan, ada tiga tugas tambahan dalam misi penyelamatan ini. Yaitu, animal rescue, vertical rescue, dan bay rescue. Tidak heran jika kini ada petugas dari pemerintah yang biasanya membantu masyarakat menangani ular yang masuk ke rumah, atau ulat dan lebah yang mengganggu kenyamanan. “Kalau vertival rescue itu biasanya untuk menangani orang jatuh, baik dari jurang atau kecemplung sumur,” tutur Slamet, Jumat (7/5/2021).

Baca Juga: Motor Adu Banteng, Lansia di Blitar Tewas

Terlebih dengan tugas baru penyelamatan. Untungnya, sedari kecil dia sudah familier dengan tali-menali. Sehingga dia tidak begitu gagap menggunakan perlengkapan vertical recue yang sebagian besar menggunakan simpul tali-menali untuk tugas penyelamatan.

Bukan tanpa risiko, pekerjaan yang kini digeluti oleh Slamet dan rekan-rekan. Di sisi lain, responss lapangan kadang juga tidak seperti yang diharapkan. Bahkan, tak jarang mereka ini juga mendapatkan complain dari masyarakat atau korban yang membutuhkan pertolongan. “Kami memiliki standar operasi sendiri dalam proses penyelamatan. Hal ini kadang tidak bisa diterima oleh masyarakat,” bebernya.

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Rumah di Ponorogo Hangus Terbakar, Kerugian Capai Rp 250 Juta

Andi mengaku pihaknya juga sudah melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan ini, dengan mengandeng para relawan di setiap wilayah. Sayang, karena pandemi korona, pembekalan atau pelatihan untuk relawan ini belum bisa  dilakukan. “Kalau mereka sudah dilatih dan mampu melakukan tindakan, akan sangat mendukung pelayanan kepada masyarakat,” harapnya. Dsy11

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU