Pesan Almarhum ke Anaknya: "Bapak yang Gak Kuat..."

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 21 Jul 2022 20:58 WIB

Pesan Almarhum ke Anaknya: "Bapak yang Gak Kuat..."

i

Evakuasi Captain Boy Awaliyah Asnil oleh petugas KKP Juanda seusai emergency landing di Bandara Juanda.

Captain Boy, Pilot Citilink Meninggal Dunia Usai Emergency Landing di Juanda

 

Baca Juga: Perayaan Nyepi: Bandara Juanda Normal, Penerbangan ke Bali Dihentikan Sementara

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya -  Bandara Internasional Juanda Surabaya, Kamis (21/7/2022) kemarin, dibuat gempar. Maskapai Citilink Indonesia jurusan Surabaya (SUB) ke Makassar (UPG), yang baru terbang 15 menit, mendadak kembali ke landasan untuk emergency landing. Setelah diketahui, pilot yang menerbangkan pesawat bernomor lambung QG307, mendadak sakit dan meninggal dunia. Ternyata, satu minggu sebelum meninggal dunia, captain tersebut meninggalkan pesan terakhir untuk anak-anaknya di sebuah unggahannya di media sosial.  

 

Adalah Boy Awaliyah Asnil (48), captain pilot maskapai Citilink Indonesia yang memimpin penerbangan Citilink Indonesia QG307 tujuan Surabaya ke Makassar pada Kamis (21/7/2022) pagi pukul 06:00 WIB.

Setelah 15 menit terbang, captain pilot Boy mengalami darurat kesehatan. Akibatnya, pesawat harus kembali ke bandara Internasional Juanda di Sidoarjo. Setelah mendarat darurat, Boy Awaliyah, langsung segera mendapatkan penangangan dari petugas.

Boy Awaliyah, oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabyaa langsung dirujuk ke RS Mitra Keluargara Waru. Namun, hasil pemeriksaan dokter menyatakan bahwa pilot telah meninggal dunia.

Sebelum meninggal dalam tugas, pilot Citilink itu sempat memberikan pesan terakhir kepada anak-anaknya. "Bapak yang gak kuat," katanya kepada anak-anak.

 

Single Parent

Boy Awalia meninggalkan dua orang anak laki-laki. Dia sudah bercerai dengan istrinya, Widiastuti. Perceraian Boy ditetapkan oleh Pengadilan Agama Tigaraksa Tangerang pada 18 Juli 2016.

Boy Awalia senang membagikan foto keluarga kecilnya melalui akun Facebook miliknya. Dia selalu rajin mengunggah foto kedua anak laki-lakinya yang terus tumbuh dengan sehat. Katanya, sejak bercerai, anak-anak memilih tinggal bersamanya.

Pada 14 Juli lalu, Boy mengunggah foto dirinya merawat anak-anaknya sejak bayi. Dia begitu terharu lantaran kedua anak-anaknya memilih masuk pesantren untuk meneruskan pendidikan. Rupanya, foto unggahan itu menjadi pesan terakhir Boy kepada anak-anaknya.

"Dari kecil gua rawat mereka dengan tangan sendiri. Dari bangunin pagi, siapin untuk pergi sekolah, suapin makan, antar jemput sekolah, rawat saat mereka sakit, tidur bacain buku setiap malam, sampai cebok pun gua sendiri yang lakuin," tulis Boy yang dikutip Surabaya Pagi, dalam akun Facebook miliknya, Kamis (21/7/2022).

"Bahkan pernah gua hampir berhenti jadi pilot supaya bisa merawat mereka karena saat bercerai mereka memilih untuk ikut gua. Tapi dilarang keluarga besar."

"Sekarang gua harus relain mereka mandiri di pesantren. Inshaa Allah merka kuat, selama ini mereka belajar mandiri. Ternyata bapake yang gak kuat..." lanjutnya di dalam unggahan tersebut.

Dalam keterangan foto anak-anak itu, Boy menyertakan emotikon menangis sebagai gambaran perasaan dirinya.

Sejumlah sahabat Boy membagikan ulang pesan terakhir pilot Citilink Indonesia yang meninggal dunia setelah mendarat darurat di Bandara Juanda Surabaya itu. Boy mengakui dirinya begitu pecicilan alias tak bisa diam.

Namun, sahabatnya mengenang, justru sifat Boy itu membuat kenangan masa kecil mereka tetap hidup. Foto sosoknya terus ditangisi di media sosial.

Baca Juga: Berhasil Gagalkan 399 Ribu Ekor Selama 2023, KKP dan Otoritas Bandara Juanda Siap Perangi Penyelundupan BBL

 

Meninggal Setelah Emergency Landing

Dalam keterangan resmi yang disebarkan ke media, Yuristho Ardi Hanggono Humas PT Angkasa Pura I, Kamis siang menjelaskan awalnya Pesawat Citilink QG307 tersebut, melakukan take off dengan baik pukul 06.10 WIB dari Bandara Juanda. Namun selang 12 menit kemudian, yakni pukul 06.22 WIB, pesawat tersebut meminta izin (request) kepada menara tower di Bandara Juanda untuk melakukan emergency landing.

“Ada Request karena pilot pesawat atas nama Kapten Boy Awaliyah mengalami incapacity (sakit di atas pesawat). Setelahnya pesawat landing pukul 06.56 WIB di Bandara Juanda lagi, dan disitu para petugas kami seperti ‘Airport Rescue Fire Fighting’ yang sudah standby langsung melakukan upaya penangana. Akhirnya setelah selesai semua prosedur pendaratan, pilot atas nama Kapten Boy Awaliyah dievakuasi oleh tim PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadaman Kebakaran) untuk dibawa ke rumah sakit terdekat,” terangnya.

Namun, lanjut Yuristho, berdasarkan konfirmasi dari pihak Citilink, Kapten Boy Awaliyah dikabarkan telah meninggal dunia setelah dievakuasi ke rumah sakit. “Informasi terakhir yang kami terima dari keterangan resmi pihak Citilink pilot meninggal dunia, dan kami menyampaikan duka yang mendalam atas berpulangnya Kapten Boy,” terangnya.

 

Tak Ada Denyut Nadi

Sementara itu informasi dari Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya yang sempat mengecek kondisi sang pilot usai mendarat.

Usai mendapat kabar jika ada pilot yang sakit, petugas langsung bergegas mendatangi pilot tersebut. Petugas datang ke pesawat untuk mengecek kondisi sang pilot. Saat dicek, petugas menemukan jika denyut nadi sang pilot sudah tidak teraba.

"Ketika staf medis kami datang di pesawat, yang bersangkutan sudah tidak teraba nadinya," kata Plt Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya, dr Acub Zainal.

Acub menambahkan, pilot tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit. Saat di RS, dokter menyatakan jika sang pilot sudah tidak bernyawa.

Baca Juga: 'Menggoda' Pramugari Pesawat, Terancam Penjara 1 Tahun

Saat ditanya soal penyakit apa yang diidap Capt. Boy, Acub mengaku tidak mengetahuinya. Hanya saja, ia menyebut saat petugas mengecek di pesawat, Acub sudah menggunakan mayo tube.

Diketahui, mayo tube merupakan alat medis untuk membantu jalan nafas dalam menahan pangkal lidah dari dinding belakang fairing.

"Beliau dilarikan ke RS mitra keluarga. Sakit apa? Kami belum tahu karena saat datang di lokasi yang bersangkutan sudah terpasang mayo tube dan oksigen dengan nadi yang tidak teraba," tambah Acub.

Setelah emergency landing, para penumpang Pesawat Citilink QG307 rute penerbangan Surabaya-Makasar langsung diarahkan ke ruang tunggu, untuk selanjutnya menunggu pesawat pengganti diberangkatkan pukul 10.58 WIB menuju ke tujuan, lengkap dengan kru yang sudah diganti.

Peristiwa emergency landing tersebut, tidak sampai menyebabkan gangguan pada seluruh penerbangan lain di Bandara Juanda Surabaya.

 

Pilot Fit dan Laik Terbang

Direktur Utama PT Citilink Indonesia, Dewa Kadek Rai membenarkan adanya pendaratan darurat pada penerbangan QG 307 rute Surabaya ke Ujung Pandang jam 06.00 WIB. Pendaratan dilakukan karena salah satu pilot yang bertugas sakit yang berujung meninggal dunia.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dari pihak rumah sakit setempat, disampaikan bahwa pilot kami dinyatakan telah meninggal dunia," kata Direktur Utama PT Citilink Indonesia, Dewa Kadek Rai dalam keterangan resmi yang diterima Surabaya Pagi, Kamis (21/7/2022).

Dia menegaskan sebelum melakukan penerbangan, Citilink Indonesia telah melakukan prosedur pengecekan kesehatan kepada seluruh crew yang bertugas dan dinyatakan fit atau laik terbang. Hanya saja, kejadian pagi itu diluar dugaan sehingga melakukan pendaratan darurat. res/ana/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU