Peternak di Blitar Racik Obat-obatan Herbal untuk Sembuhkan PMK

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 23 Jun 2022 16:44 WIB

Peternak di Blitar Racik Obat-obatan Herbal untuk Sembuhkan PMK

i

Hari dan kawannya peragakan membuat obat herbal cegah PMK. SP/Hadi Lestariono

SURABAYAPAGI.COM, Blitar - Merebaknya PKM di beberapa wilayah termasuk di Kabupaten/Kota Blitar sehingga pemerintah daerah menutup sementara pasar hewan, ternyata ada peternak sapi dari desa di Kabupaten Blitar, berhasil menemukan obat herbal Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini mewabah.

Itulah sosok Heri 45 peternak asal Desa Jati kidul Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar berhasil.meramu Herbal untuk mencegah PMK.

Baca Juga: TKP2MO Kota Blitar Sidak Mamin Jelang Lebaran

Dalam keteranganya pada/wartawan Heri mengatakan awal mula ditemukannya obat herbal PMK ini dari ketidak sengajaan para peternak yang mulai resah dengan adanya wabah PMK sejak beberapa bulan lalu.

Akhirnya Heri pria berbadan kurus ini menceritakan awal penemuan obat herbal tersebut.

"Dengan resep turun temurun dari bahan alami, diantaranya empon-empon ditambah prebiotik dan air kelapa dsn saya coba membuat obat herbal untuk PMK,” ujar Heri, Kamis (23/6/2022) di rumahnya.

Juga Heri menjelaskan pembuatan obat herbal PMK ini, berbahan baku alami terdiri dari 13 macam. Diantaranya kunyit, jahe, temulawak, temu ireng, bawang putih, bentis, serai, daun sirih, daun kelor, gula merah, garam, prebiotik dan air kelapa.

“Seluruh bahan ditimbang sesuai takaran formula yang ada, kemudian dihaluskan dengan mesin penggiling lalu dicampur dengan probiotik bisa EM4, Yakult atau lainnya. Serta air kelapa secukupnya, sampai terendam semua,” jelasnya.

Campuran ramuan itu dimasukkan dalam tong plastik, untuk diaduk sampai tercampur merata. Kemudian diambil airnya yang berwarna kuning kecoklatan, melalui kran yang ada di bagian bawah tong plastik.

“Air hasil olahan bahan-bahan herbal inilah yang menjadi obat PMK, bisa untuk mengobati sapi yang terserang PMK maupun pencegahan agar imunitas sapi meningkat dan terhindar dari virus PMK,” tutur Heri sambil meragakan membuat obat herbal antisipas PMK di ruang bekas toko miliknya.

Temuan itu dalam memproses formula obat herbal PMK Heri mengaku tidak sendiri, tapi dibantu beberapa peternak lain di sekitar tempat tinggalnya seperti Sunarno (50) dan Sutikno 40.

Baca Juga: Ratusan Warga Rela Antre untuk Beli Beras Murah

Dari uji coba pertama menghasilkan 100 liter obat (sesuai takaran formula pada tabel), dengan  biaya secara gotong royong peternak sekitar Desa Jari kulon Kecamatan Talun Kabupaten Blitar, sekitar Rp 300.000. 

Dalam uji coba saat itu obat hasil olahannya dibagikan dan diminumkan pada belasan ternak sapi, baik yang sakit (terserang PMK), masih gejala maupun yang sehat. Hasilnya diluar dugaan, sapi yang sakit dengan gejala PMK seperti luka mulut dan kukunya.

“Setelah diberikan minuman jamu sebanyak 1,5 liter ukuran botol air mineral sehari 1 kali, kondisinya membaik dan berangsur sembuh sehat kembali pada hari ke 2-3, termasuk yang bergejala juga sembuh, dan serta sehat terjaga imunnya tidak terserang PMK,” terang Sunarno teman Hari.

Hasil dari obat herbal ini langsung tersebar dari mulut ke mulut para peternak, hingga sampai meluas ke beberapa kecamatan di Kabupaten Blitar.

Bukti nyata dari khasiat obat herbal PMK ini terlihat di Kecamatan Gandusari, jumlah kesembuhan ternak sapi baik yang sakit maupun suspek atau bergejala PMK tertinggi se Kabupaten Blitar yaitu 198 ekor sapi. 

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

“Kami sepakat untuk menyebarluaskan formula atau resep obat herbal PMK ini, tujuannya agar semua peternak sapi bisa membuat sendiri,” cetus Heri.

Namun dari 13 bahan baku pembuatan obat herbal PMK ini, diakui Heri yang menjadi kendala ketersedian air kelapa.

Untuk dosis atau jumlah yang diminumkan pada ternak sapi, untuk yang sakit PMK sehari 1 botol 1,5 liter dan untuk menjaga imunitas dan pencegahan PMK bisa 3-6 hari sekali 1 botol. 

“Saat ini, kami banyak menerima pesanan dari teman-teman peternak dari kecamatan lainnya. Maka kami buat kemasan botol 1,5 literan, dengan biaya pengganti bahan dan tenaganya Rp 15.000 per botol,” katanya.

Ditambahkan Heri kalau selain air dari olahan bahan herbal ini untuk obat PMK, ampasnya bisa digunakan sebagai bobok (olesan ampas herbal) pada bagian tubuh sapi yang luka. “Sekaligus untuk mencegah lalat, sehingga lukanya tidak semakin parah,” Ujar Hari. Les

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU