Peternak Minta Pemerintah Obati Sapi Sakit

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 11 Mei 2022 20:09 WIB

Peternak Minta Pemerintah Obati Sapi Sakit

i

Eri Cahyadi membuktikan bahwa mengkonsumsi daging sapi aman dengan menyuap istrinya bakso.

Beredar Pesan Berantai di Aplikasi Percakapan Daring tentang Bahaya Makan Daging Olahan Sapi. Buntut Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Jawa Timur

 

Baca Juga: Gibran Absen di Otoda 2024 Surabaya, Mendagri Tito Bocorkan Alasannya

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya- Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak terutama sapi, meresahkan masyarakat. Apalagi akhir-akhir ini beredar pesan berantai di aplikasi percakapan daring tentang bahaya makan daging olahan sapi dari Jawa Timur.  

Merespons itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan kabar tersebut hoaks alias informasi bohong. “Kabar meresahkan itu beredar terkait munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jatim. Sangat berbahaya bagi yang suka mencari referensi dan mudah percaya pada Universitas Broadcast WhatsApp,” kata Eri melalui akun instagram pribadinya, @ericahyadi_ yang dikutip Surabayapagi, Rabu (11/5/2022).

Akibatnya ada sebagian warga yang memilih menjual sapinya. Meskipun para pemilik sapi ini harus menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah. Pemilik sapi khawatir karena jumlah sapi yang terjangkit virus PMK terus mengalami peningkatan.

"Ada yang terpaksa dijual untuk disembelih, tapi jual rugi. Contohnya yang kemarin itu, ada yang dijual laku Rp 20 juta. Padahal saat sehat itu sudah ditawar Rp 36 juta," tukas Rohmadi.

Rohmadi berharap agar ada solusi dari pemerintah daerah untuk menekan angka penularan PMK yang begitu cepat. Termasuk memberikan obat bagi sapi-sapi yang sudah terjangkit virus PMK.

"Kita minta solusinya bagaimana cara mengobati sapi-sapi yang sakit ini, biar masyarakat tidak resah. Kita ditanya sama masyarakat tidak bisa menjawab," tukas Rohmadi

 

Pakai Belerang

Warga Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, memiliki cara tersendiri untuk mengobati ternak sapi yang terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Yakni dengan mengasapi menggunakan belerang.

Seperti yang dilakukan Tamami, pertenak sapi asal Dusun/Desa Suru. Selama empat hari belakangan ini ia harus memberikan perawatan intensif terhadap dua ekor sapi miliknya yang sakit terkena virus Foot and Mouth Disease ini.

"Sudah 4 hari sakit, lidahnya itu merah-merah," kata Tamami saat ditemui di kandang sapi miliknya, Rabu (11/5/2022).

Wanita berusia 50 tahun ini menuturkan, sejauh ini ia tak pernah memberikan obat-obat tertentu untuk dua ekor sapinya. Hanya menggunakan cara-cara tradisional, salah satunya menggunakan asap belerang.

"Kalau sore sama malam itu diasapi pakai belerang hidungnya, kalau diasapi lendirnya keluar, baru setelah itu mau makan," ucap Tamami yang sudah 34 tahun berternak sapi.

Cara lain yang digunakan dengan cara memberikan obat ramuan campuran telur dengan gula aren. Dengan harapan stamina sapi bisa kembali pulih, karena nafsu makan menurun.

"Kalau telur itu untuk memulihkan kondisinya. Ini sudah agak mendingan karena sudah bisa berdiri dan mau makan setelah diasapi sama diminumi telur sama gula aren itu," ungkap Tamami.

Senada juga disampaikan Ketua Kelompok Terbak Desa Suru, Rohmadi mengatakan, sejauh ini belum ada obat pasti yang diberikan ke sapi-sapi yang terinfeksi PMK ini. Warga hanya sebatas menggunakan cara-cara tradisional saja.

Baca Juga: SK Kwarda Jatim Terbit, Semangat Baru Bagi Pramuka Jawa Timur

"Obat ya hanya bodrek, larutan, terus gula merah dan madu biar lidahnya lemas," kata Rohmadi.

Menurut Rohmadi ada juga peternak yang menggunakan asap belerang. Caranya membakar belerang di daun kelapa kering kemudian didekatkan pada hidung sapi. Namun menurutnya cara itu saat ini kurang efektif.

 

Edukasi Peternak

Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati bersama Forkopimda melakukan pemantauan proses sterilisasi penyemprotan pasar ternak di Desa Ngrame, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto yang dilakukan oleh Disperta Kabupaten Mojokerto, Rabu (11/5/2022).

“Sesuai arahan dari Bapak Presiden yang dihadiri Bapak Menteri dan Ibu Geburnur Jawa Timur terkait dengan gerak cepat menyikapi adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ruminansia. Kabupaten Mojokerto sejak tanggal 6, kita mengadakan rapat berkoordinasi dengan Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya.

Rapat koordinasi (rakor) tersebut digelar untuk gerakan cepat menghentikan proses penularan dengan cara penutupan pasar hewan yang ada di Kabupaten Mojokerto. Selain itu, petugas dari Disperta Kabupaten Mojokerto untuk turun menyampaikan informasi dan edukasi kepada semua kelompok ternak di Kabupaten Mojokerto.

“Untuk sementara yang terserang ini kelompok ternak sapi tapi penyakit ini menyerang kelompok ruminansia. Yakni hewan yang berkuku belah, tidak hanya sapi tetapi juga kambing, domba, kerbau dan juga babi. Di Kabupaten Mojokerto, kita bisa untuk mengerem proses penularan ini,” katanya.

Pemkab Mojokerto melalui Disperta akan segera melakukan identifikasi, pemetaan dengan semua kelompok ternak yang ada di Kabupaten Mojokerto. Karena, lanjut Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini, penyakit tersebut memiliki masa inkubasi sampai dua minggu.

Baca Juga: Hari Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan ke Surabaya

“Sehingga dengan temuan tanggal 3 Mei terkait penyakit ini, kita betul-betul mengecek semuanya barangkali ada yang masih proses inkubasi. Sapi-sapi yang sudah tertular kita lakukan tindakan cepat supaya mempercepat proses penyembuhan. Karena pada prinsipnya memang menular tapi bisa sembuh dengan sendirinya,” jelasnya.

Data Disperta Kabupaten Mojokerto menyebutkan, per tanggal 11 Mei 2022 ada sebanyak 622 ekor sapi yang terinfeksi virus PMK. Sementara jumlah sapi yang mati karena penyakit yang disebabkan oleh Virus Foot Mouth Disease (FMDV) ada 10 ekor. Sedangkan jumlah sapi potong di Kabupaten Mojokerto saat ini ada sebanyak 51.300 sapi.

 

Aman Dikonsumsi

Di Sidoarjo, Rabu (11/5/2022) di Balai Desa Tropodo, Krian, dilakukan pertemuan dari Polresta Sidoarjo, Kodim 0816 Sidoarjo, Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo bersama peternak sapi di wilayah Kabupaten Sidoarjo.

Pertemuan ini menindaklanjuti setelah ditemukannya ratusan sapi terjangkit PMK, yang terindikasi di 13 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Sehingga terdapat langkah-langkah yang akan dilakukan agar PMK pada sapi tidak semakin meluas.

Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Tony Hartono menyampaikan, virus PMK yang menjangkiti sapi ini selain tidak menular ke manusia juga tidak membuat daging sapi membahayakan masyarakat. “Aman, asalkan direbus dulu. Minimal lima belas menit pada suhu 70 derajat. Begitu juga produk-produk turunannya, kalau sudah dimasak virusnya ikut mati," jelasnya.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Eni Rustianingsih mengatakan, pihaknya bersama TNI-Polri akan mengambil beberapa langkah guna memutus mata rantai penyebaran virus PMK pada sapi. “Kami juga dibantu Polisi dan TNI sampai tingkat kecamatan akan menutup sementara pasar sapi maupun rumah potong hewan ilegal di wilayah Kabupaten Sidoarjo,” tegasnya.

Terhadap peternak sapi, ia juga menghimbau agar senantiasa menjaga kebersihan kandang dan pengelolanya, bila perlu dilakukan penyemprotan disinfektan hingga pada sapinya, bila ditemukan sapi sakit segera kordinasikan ke pihak terkait, bahkan juga dibentuk posko-posko penanggulangan PMK di beberapa wilayah. dwi, alq, min,sg

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU