SURABAYAPAGI, Surabaya - Saya menilai sistem pemilu sangatlah variatif. Namun menurut saya pilihan sistem pemilu akan tergantung kondisi masyarakat, bagaimana masyarakatnya, bagaimana pendidikannya, bagaimana kesiapannya.
Menurut Denny seharusnya sistem pemilu di Indonesia tidak bergonta-ganti, melainkan ajeg pada satu sistem pemilihan, maksimalkan kelebihannya dan minimalisasi kekurangannya. Selain itu penting juga untuk menegakan sistem pemilihan yang anti politik uang.
Baca Juga: Pengamat: Gugatan TSM Tunjukan Bukti Keterlibatan Struktur Kekuasaan
Bagi saya yang penting yang langsung atau tidak langsung, bagi saya yang penting tidak adanya politik uang, itu yang lebih mendasar.
Politik uang menggerogoti sistem pemilihan baik secara maupun tidak langsung, bahkan dalam semua sistem pemilu di Indonesia. Selain itu saya coba membandingkan sistem pemilihan di Indonesia dengan sistem pemilihan di Amerika Serikat.
Baca Juga: Pengamat: Menteri Bukan Tegak Lurus ke Mantan Presiden
Menurut saya sistem pemilihan di Indonesia memiliki sistem pemilihan lebih langsung, berbeda dengan sistem pemilihan di Amerika Serikat yang menerapkan kemenangan berdasarkan electoral college.
Direct presidential election adalah salah satu ciri kemurnian presidensial karena dia menguatkan daulat rakyat dan karenanya menurut saya seharusnya ini dikuatkan juga dengan penghapusan presidential election, karena daulat rakyat terdiskon, terdistorsi dengan adanya presidential threshold yang mengebiri kelangsungan pemilhan oleh rakyat menjadi sudah disaring diblokade partai-partai politik yang harus berkoalisi.
Baca Juga: Ribut di Medsos Urusan Menteri Kabinet Prabowo-Gibran
(Lewat keterangannya dalam diskusi bertajuk 'Koalisi, Sistem Pemilu, dan Sistem Presidensial Multi Partai', secara daring, Selasa (17 Januari 2023).
Editor : Mariana Setiawati