PLN Berencana Hentikan Operasi 6,7 GW PLTU Batu Bara hingga 2040

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 03 Nov 2022 11:06 WIB

PLN Berencana Hentikan Operasi 6,7 GW PLTU Batu Bara hingga 2040

i

PLTU Jawa 8.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta -  PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) berencana menghentikan 6,7 giga watt (GW) operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara hingga 2040 secara bertahap.

Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa proses penghentian  PLTU tersebut akan dilakukan dalam dua tahap. Rinciannya yaitu 3,2 GW PLTU akan setop beroperasi secara natural, dan 3,5 GW lewat skema pensiun dini.

Baca Juga: PLTU Batu Bara Pensiun Dini, Kementerian ESDM Pastikan Investor Tak Rugi

"Pensiunan PLTU batu bara sekitar 3 GW berhenti secara natural atau pensiun alami, dan 3,7 GW dalam energy transition mechanisme (ETM),"kata Darmawan kepada wartawan saat ditemui di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Rabu (2/10/2022).

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga menyampaikan mengeanai rencana pemberhentian atau pensiun dini PLTU batu bara akan dilakukan bertahap hingga 2040. Ia menyebut dalam kurun waktu tersebut, kapasitas PLTU yang dihentikan mencapai 15 GW.

"Kita lihat 15 GW (PLTU batu bara) ini yang potensi untuk shutting down, apakah dengan angka-angka 6,8 GW sampai 2030 atau 2040 menjadi 15 GW," ujar Erick.

Erick Thohir memastikan proses pemberhentian PLTU batu bara melibatkan PLN melalui subholding generation company (Genco). Nantinya, seluruh aset pembangkit PLN akan dikonsolidasikan ke dalam dua perusahaan, yakni PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power.

"Kita sudah spin off dengan subholding, PLN sebagai holding akan fokus kepada retail dan subholding pada pembangkit listrik," tuturnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Dapat Tagihan Rp 500 T dari Pertamina dan PLN

Sebagai infotmasi, PLN baru saja melepas PLTU Pelabuhan Ratu ke PT Bukit Asam (PTBA). Kendati demikian, upaya alih aset yang nilainya ditaksir mencapai US$ 800 juta atau sekitar Rp 12,3 triliun tersebut masih sebatas perjanjian tahap awal berupa uji kelayakan atau due diligence.

Melalui kesepakatan ini, masa operasi PLTU Pelabuhan Ratu yang berkapasitas berkapasitas 3 x 350 mega watt (MW) akan dipangkas menjadi 15 tahun dari sebelumnya 24 tahun.

Saat disinggung mengenai potensi PLTU milik PLN yang bakal menjadi target pensiun dini lewat skema akuisisi serupa, Darmawan enggan menyebutkan secara rinci.

"Kita jangan detail gitu," ujar Darmawan.

Baca Juga: Erick Thohir Minta Penghentian Operasional PLTU Tidak Dilakukan Secara Serentak

Selain itu, sebelumnya juga diberitakan, Direktur Transmisi dan Sistem Perencanaan PLN Evy Hariyadi menjelaskan, pihaknya akan mencari investor untuk PLTU Pacitan 2 x 315 MW. Nilai investasi PLTU ini mencapai sekitar US$ 800 juta.

Pengambilalihan PLTU ini akan menggunakan skema energy transition mecanishm atau ETM yang disusun oleh Kementerian Keuangan.

"Skemanya untuk PLTU Pacitan akan sama, tetapi kami masih mencari investornya. Jadi keduanya total sekitar US$ 1,6 miliar," ucapnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU