Polisi Buru Bakul Dawet

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 09 Okt 2022 21:24 WIB

Polisi Buru Bakul Dawet

Ditemukan Juga 46 Botol Minuman Keras di Area Dalam Stadion, Namun Dibantah Aremania, yang Menyebut Pemeriksaan Masuk Stadion Sangat Ketat di Setiap Pertandingan

 

Baca Juga: Penyelundupan Miras dari Bali ke Jawa Digagalkan Polisi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Hingga hari ke-8 atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang memakan korban jiwa 131 orang meninggal dunia dan total 715 orang luka-luka. Investigasi yang dilakukan kepolisian diluar penetapan 6 tersangka, Dirut PT LIB, Ketua Panitia Pelaksana, Secuity Officer dan tiga anggota polisi. Kini Polri mulai menyidik informasi mengenai keberadaan minuman keras dan dugaan keterlibatan suporter. Topik investigasi polisi minggu ini, dimulai mengelola informasi dari rekaman viral pengakuan seseorang yang mengaku bakul dawet di pintu keluar Stadion Kanjuruhan Malang.

Sumber Surabaya Pagi di Polresta Malang, Minggu (9/10/2022) malam, menyebut polisi mulai menelisik beberapa suporter di pintu 13 dan yang terkait segelintir suporter, mengkonsumsi minuman keras.

Namun, sumber polisi tersebut masih belum mau menyebut, nama-nama suporter yang diinformasikan dari rekaman viral penjual dawet itu.

Sementara, dari beberapa pentolan Aremania, menolak keras adanya suporter aremania, yang membawa minuman keras. Mereka menolak karena penjagaan pintu masuk ketat.

Jadi sampai sekarang, polisi masih merahasiakan segelintir suporter yang dibidik. Juga polisi saat ini masih melacak keberadaan sosok yang berada dalam rekaman viral bakul dawet, yang dua hari setelah tragedi, rekaman tersebut viral.

Rekaman tentang penjual dawet di Kanjuruhan viral. Dalam video tersebut, penjual dawet menyinggung soal penyebab banyaknya kematian Aremania karena berdesakan dan konsumsi alkohol.

 

Dalami CCTV

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, pun Minggu (9/10/2022) malam tadi menyebut tim penyidik sedang menelusuri dan mendalami rekaman penjual dawet itu.

"Saat ini sedang didalami oleh tim sidik," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Minggu (9/10/2022).

Untuk itu, lanjut Dedi, tim penyidik dan Labfor Polri juga menelusuri dan mengusut rekaman beberapa CCTV di pintu 3 yang disebut-sebut dalam rekaman viral itu.  "Pintu 3 termasuk CCTV-nya yang dianalisa oleh tim Labfor, Inafis dan penyidik," katanya.

Dedi lalu menyampaikan ditemukan puluhan botol minuman yang diduga berisi minuman keras (miras) berdasarkan hasil penyisiran di area Stadion Kanjuruhan. Sementara di area tribun, lanjutnya, ditemukan botol-botol bekas minuman. Temuan itu kini dibawa ke laboratorium forensik (Labfor).

"Di area stadion, memang ditemukan barang bukti diduga miras sebanyak 46 botol. Diduga miras campuran atau biasa disebut oplosan ukuran 550 ml. Sementara di area tribun itu sendiri, ditemukan sisa-sisa botol minuman. Untuk temuan ini sedang dilakukan pemeriksaan di labfor," jelas Dedi.

 

46 Botol Miras

Dedi menyebut bahwa, dari hasil investigasi kepolisian, ditemukan juga sebanyak 46 botol minuman keras (miras) oplosan ukuran 550 ml di Stadion Kanjuruhan.

"Sisa botol miras oplosan yang telah diminum di tribun itu telah dilakukan pengambilan dan pemeriksaan oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor)," ucap Dedi.

Oleh sebab itu, Dedi mengimbau kepada seluruh pihak untuk bersikap kooperatif dan mengakui perbuatannya kepada aparat kepolisian.

"Disarankan sebaiknya para pihak yang melakukan pengerusakan, pembakaran, penyerangan, dan lainnya untuk menyerahkan diri kepada yang berwajib," ujar Dedi.

Dedi menambahkan, kepolisian dalam hal ini terbuka dengan seluruh informasi, masukan dan saran terkait dengan peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan tersebut. Polisi juga akan bekerja secara objektif dan sesuai dengan fakta-fakta yang telah ditemukan oleh penyidik.

Sementara itu, kata Dedi, pihak Kepolisian tetap akan melakukan pemeriksaan dan pendalaman secara menyeluruh terkait dengan seluruh rangkaian peristiwa tersebut.

 

Baca Juga: Gegara Listrik Padam, Puluhan Pengungsi Rusak Rusun Aparna Puspa Agro

Dibantah Aremania

Sedangkan, suporter Arema, Aremania, membantah bila para suporternya membawa minuman keras di dalam stadion. Apalagi seperti yang diucapkan salah satu perempuan yang rekaman viralnya penjual dawet.

Salah seorang Aremania, Agus Babon menegaskan tidak mungkin ada botol minuman keras yang bisa masuk ke dalam stadion. Agus menegaskan pemeriksaan saat memasuki Stadion Kanjuruhan sangat ketat.

"Jangankan botol minuman keras, korek api saja tidak bisa masuk stadion Kepanjen ini. Mustahil kalau ada botol minuman keras bisa masuk. Dari mana itu?" tanya Agus.

"Pakai logika saja. Pemeriksaan masuk itu ketat. Wong sing cilik, kayak korek api disita. Ini ada botol minuman, ga masuk akal," kata Agus, mengulangi.

Ia menambahkan pintu masuk stadion dijaga ketat aparat keamanan, baik dari TNI maupun Polri. Setiap orang yang masuk sudah melalui pemeriksaan. Agus, sebagai perwakilan Aremania, pun meminta pihak-pihak tertentu tidak terus-terusan menyudutkan Aremania dalam tragedi yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia itu.

"Janganlah kami Aremania ini disudutkan begitu. Di tribune itu juga kan ada polisi dan tentara yang jaga. Mau masuk pintu tribune juga diperiksa. Masukin botol minuman itu gimana logikanya. Mikir!," tutur Agus.

 

Transkrip Rekaman Viral

Dari catatan litbang Surabaya Pagi, dua hari setelah tragedi Kanjuruhan 1 Oktober, viral suara perempuan di media sosial yang menyatakan diri sebagai penjual dawet. Bakul dawet itu menyampaikan kesaksian bahwa banyak suporter mabuk, rusuh, dan menjadi korban dalam peristiwa pasca pertandingan antara tuan rumah Arema FC vs Persebaya.

Dalam rekaman suara yang viral, seorang perempuan yang belum diketahui identitasnya itu membicarakan penyebab banyaknya korban di Kanjuruhan. Menurutnya, bukan karena gas air mata, tapi suporter yang "uyel-uyelan" sambil menuding penggunaan miras.

Perempuan bakul dawet yang sulit dibuktikan keberadaannya itu bercerita, sebagaimana suara yang beredar di media sosial, bahwa para suporter Aremania pada mabuk dan menghajar polisi. Polisi itu padahal hendak menyelamatkan anak perempuan yang terjepit di pintu 3. Lantas, bakul dawet itu menyelamatkan polisi dengan memasukannya ke dalam tokonya.

Baca Juga: 8 Pelaku Kerusuhan Stadion Gejos Jadi Tersangka

"Nah si Pak Arif ini nolong (anak yang terjepit), tapi dipukuli kepalanya. Kenapa saya tahu? Karena saya selamatkan di toko saya, yang namanya Pak Arif ini. Polisi ini. Tak selamatkan. Malah saat itu dawetku iki, aku dodolan dawet, kate dikeprukne. Yo aku, 'lho, iki dawet mas, ojo, ojo, yo. Terus dideleh. Habis itu anak kecil ini sama Pak Arif ini diraupi, dicuci mukanya. Ndek tokoku, mas. Dadi terus masuk. Diuber karo bocah sing iki mau, koyok jaran kepang kalap ngono kae. Dia sembarang wong digepuki, diantemi. Terus tambah lagi, tambah lagi, karena mereka mabuk. Dan banyak yang konsumsi obat terlarang. Gitu, lho," demikian narasi yang disampaikan suara perempuan penjual dawet yang viral itu.

Perempuan itu menyebutkan bahwa anggota polisi yang dia sebut bernama Arif itu adalah seorang personel kepolisian Kota Batu. Tidak hanya nama Pak Arif, seorang polisi Batu, Perempuan yang suaranya sedang viral dan belum diketahui identitasnya itu juga menyebutkan nama lainnya. Salah satunya yang ia narasikan sebagai suporter yang meninggal, yang sempat dia tolong, yang bernama Masnawi.

"Wong suporter sakdurunge wis ngombe kabeh. Yang meninggal pun itu banyak yang berbau alkohol. Saya, yang saya tolong itu, ternyata Masnawi itu, juga pemabuk. Itu (Masnawi) temannya Wenda. Wenda itu koncoku juga," demikian narasi perempuan yang mengaku berjualan dawet itu.

Dengan artikulasi yang jelas dan rekaman yang relatif bersih dari suara mengganggu, perempuan penjual dawet itu juga bercerita menyelamatkan polwan-polwan dari buruan para suporter.

 

Tak Ditemukan Penjual Dawet

Sedangkan, dari penelusuran kontributor Surabaya Pagi di Malang, sejak Rabu (5/10/2022) hingga Sabtu (8/10/2022), di setiap pintu keluar masuk stadion dan beberapa penjual, tidak pernah ada penjual dawet perempuan yang berjualan di Stadion Kanjuruhan.

Bahkan, beberapa penjual yang berjualan di Pintu 13 dan Pintu 14, hanya menjajakan minuman sasetan, kopi dan mie instan. Tak pernah ada penjual dawet.

"Sudah beberapa kali wartawan yang tanya-tanya ke sini, tanya ada atau tidak penjual dawet. Dibilangi, gak pernah ada bakul dawet itu disini," kata salah satu penjual yang namanya meminta tidak dipublikasikan, karena takut.

Bahkan, ada penjual lain yang menimpali, dan pernah mendengarkan rekaman viral tersebut, suara rekaman itu terlihat janggal.

"Lha iku rekamane kok resik. Lek pancen nang stadion, sak wise pertandingan. Pasti khan akeh suara-suara khan, mas," celetuk penjual lain. Intinya, tidak ada penjual dawet di seluruh pintu keluar Stadion Kanjuruhan. erk/mal/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU