Presiden Minta Kapolri Jangan Tutup-tutupi Kasus Brigadir J

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 21 Jul 2022 21:12 WIB

Presiden Minta Kapolri Jangan Tutup-tutupi Kasus Brigadir J

i

Presiden Joko Widodo, di sela-sela kunjungan kerja di Pulau Rinca, NTT, meminta Kapolri jangan menutupi kasus Brigadir J.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta- Baru terungkap bagaimana cara Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak, bisa memiliki sejumlah foto luka sayatan dan video dari tubuh Brigadir J yang sudah meninggal. Samuel dan Rosti, ayah dan ibu kandung almarhum Brigadir J.

Dalam gelar perkara di Bareskrim Polri Rabu sore sampai malam lalu, tim pengacara korban Brigadir J yaitu Kamaruddin Simanjuntak dan Johnson Panjaitan memberikan bukti foto-foto dan video atas luka di jenazah.

Baca Juga: Komnas HAM Pantau Dugaan Asusila Ketua KPU sampai Proses Pidana

“Luka-luka itu bukan didapat dari rumah sakit, tapi didapat di Jambi,” ungkap Kamaruddin, Rabu (20/7).

“Begitu polisi dari Propam Jakarta keluar dari rumah, lalu keluarga membuka bajunya buru-buru, langsung divideokan dan difoto,” lanjutnya.

Kamaruddin membawa foto-foto dan video bekas luka di tubuh Brigadir Yoshua dalam gelar perkara laporan di Bareskrim Polri.

Presiden Joko Widodo meminta kepada Kapolri agar kasus penembakan Brigadir J, untuk diusut tuntas. Jokowi meminta tidak ada satupun hal yang ditutup-tutupi.

"Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas. buka apa adanya. jangan ada yang ditutup-tutupi. Transparan," kata Jokowi sebagaimana dikutip melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/7/2022).

Jokowi menilai tindakan transparan tersebut penting dilakukan oleh Polri untuk tidak mengundang keraguan dari masyarakat. Keraguan masyarakat itu kerap muncul lantaran peristiwa pembunuhan tersebut melibatkan anggota polisi.

"Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga, kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga," pinta Jokowi.

 

Ada Dua Video

Kamis sore kemarin (21/7/2022), Surabaya Pagi mengakses ke Akun Chanel Telegram Bu Lurah. Akun ini mengunggah dua video dan sejumlah foto saat pihak keluarga membuka peti dan baju dinas jenazah Brigadir Nopransyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Terdapat dua video yang diunggah oleh akun Chanel Bu Lurah pada Rabu 20 Juli 2022. Video pertama berdurasi 2 menit 42 detik. Sedangkan yang kedua selama 53 detik.

Detik-detik pihak keluarga membuka seragam dinas Polri yang dipakaikan di jenazah Brigadir J terekam jelas dalam video tersebut.

Termasuk ada dialog antara orang-orang yang berada di samping peti jenazah Brigadir J.

 

Tiga Orang Bersarung Tangan

Melalui akunnya, admin Chanel Bu Lurah mengaku mendapatkan video dan foto-foto tersebut dari pihak keluarga saat membuka peti jenazah Brigadir J.

Pada video, tampak tiga orang memakai sarung tangan putih membuka pakaian dinas Polri yang pada jenazah Brigadir J.

Salah satunya adik kandung Brigadir J yaitu Bripda LL Hutabarat. Dua orang tersebut terlihat membuka kancing baju pada jenazah Brigadir J.

Setelah kancing terbuka, tampak bekas jahitan panjang dari atas dada sampai ke perut. Bekas jahitan itu berwarna putih.

Baca Juga: Anggota Polsek Sawahan Cabuli Anak Tiri Sudah Ditahan di Polres Tanjung Perak

"Bekas otopsi ini. Coba lihat bekas ini yang kena tembak," kata Bripda LL Hutabarat dalam tayangan video seperti dikutip FIN dari Chanel Bu Lurah pada Rabu, 20 Juli 2022.

"Cuma itu bekas tembaknya," tanya LL Hutabarat lagi. Dari tayangan video itu, ada bekas luka tembak di dada sebelah kanan.

 

Periksa Karo Paminal

Tim Khusus (Timsus) kasus kematian Brigadir J bentukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit akan memeriksa Karo Paminal Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan. Jenderal bintang satu ini diduga yang melarang keluarga untuk membuka peti jenazah Brigadir J. Ternyata, larangan Hendra, diabaikan keluarga.

“Tentunya itu menjadi bagian dari itu (Karo Paminal diperiksa), dan nanti akan jadi bahan evaluasi dan kesimpulan akan diumumkan ke publik,” kata Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto di Bareskrim Polri, Rabu (20/7/2022).

Pemeriksaan terhadap Karo Paminal berangkat dari keluh kesah keluarga Brigadir J yang disampaikan pihak pengacara, soal dugaan intimidasi aparat saat jenazah datang ke rumah keluarga di Jambi.

“Itu juga menjadi perhatian dan itu salah satu yang akan menjadi bahan untuk didalami, diperiksa, apakah anggota sudah melakukan tugasnya sesuai SOP. Kedua, apakah sudah menunjukkan tindakan dan perilaku sebagai anggota Polri yang baik. Jadi tadi sudah secara komperhensif disampaikan, tinggal nanti tim khusus akan menindaklanjuti,” paparnya.

 

Brigjen Hendra Versi Leonardo

Sementara itu, Pemeriksa Utama Divpropam Polri Kombes Leonardo Simatupang menjelaskan perihal kehadiran Karo Paminal Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan di Jambi. Leonardo menyampaikan, Brigjen Hendra baru datang ke kediaman Brigadir J.

Baca Juga: Oknum Polisi di Surabaya Cabuli Anak Tirinya Sejak SD Selama 4 Tahun, Korban Trauma Berat

"Karo Paminal datang itu setelah jenazah dikebumikan," kata Leonardo saat dimintai konfirmasi, Rabu (20/7/2022).

Leonardo menjelaskan bahwa dirinya adalah personel yang mengantar jenazah Brigadir J ke Jambi, bukan Brigjen Hendra. Dia juga menjelaskan kehadiran Brigjen Hendra ke Jambi saat itu pun atas permintaan keluarga Brigadir J. "Itu pun karena permintaan dari keluarga untuk menjelaskan kronologi," ungkapnya.

Selain itu, kata Leonardo, kedatangan Hendra saat itu untuk melakukan upacara pemakaman Brigadir J. Kemudian juga untuk membantu proses mutasi adik Brigadir J, yakni Bripda LL Hutabarat, ke Polda Jambi.

"Permintaan untuk upacara dan mutasi adiknya supaya minta dibantu tuntas, itu aja," ujarnya.

 

Leher Terlilit dan Luka Lebam

Dalam laporannya, Kamaruddin menjelaskan beberapa luka, di antaranya luka diduga leher yang terlilit, luka lebam, dan lainnya.

Ia mengaku tim penyidik dari Polri tak bisa membantah bukti yang ia bawa dari keluarga Brigadir J atau Yoshua.

“Sudah saya jelaskan dengan matang. Ketika saya jelaskan para jenderal-jenderal itu terpesona, tidak ada yang membantah,” ungkap Kamaruddin.

“Bukti-bukti yang saya ajukan, baik video maupu foto, maupun surat, sangat otentik tak bisa dibantah,” lanjutnya. n jk/bl/erc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU