Presiden Pengganti Jokowi, Pria Bukan Keturunan China

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 13 Agu 2021 21:15 WIB

Presiden Pengganti Jokowi, Pria Bukan Keturunan China

i

Ilustrasi karikatur

Suhu Guntur, Haryanto dan Mbah Darmo Adu Terawang

 

Baca Juga: Tudingan Politisasi Bansos tak Terbukti, Jokowi Senang

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Sepanjang Kamis (12/8/2021) malam dan Jumat (13/8/2021) kemarin, dua suhu kenamaan warga Surabaya, bersemedi minta petunjuk dan penerawangan. Kedua suhu ini diminta terawangan atas ramalan dari seorang kakek bernama Mbah Darmo. Dia dikenal ahli spiritual Jakarta. Mbah Darmo mengungkapkan hal yang cukup mengejutkan.

Ia memprediksi bahwa Presiden Indonesia penerus Joko Widodo di tahun 2024 mendatang akan berbau keturunanan China.

Prediksi ini diungkapkan langsung oleh Mbah Darmo saat diwawancarai oleh seorang pria bernama Mas Hendra di kanal YouTube bernama “Ngaji Roso” dalam konten berjudul ‘PRESIDEN INDONESIA DI TAHUN 2024, BERBAU CHINA?’ yang diunggah pada Senin lalu (16/7/2021).

Atas penerawangan ini dua suhu andalan warga kota tertawa. “Ini berbau sara. Presiden tahun 2024 elite politik dekat Jokowi. Dia suka blusukan. Kami pastikan bukan Ahok dan keturunan Tionghoa, “ kata Suhu Guntur dan Haryanto, yang dihubungi wartawan Surabaya Pagi secara terpisah, Jumat siang (13/8/2021).

Menurut Suhu Guntur, ramalan Mbah Darmo, yang menyebut penerus Joko Widodo di tahun 2024 akan berbau keturunan China itu bukan ramalan. Menurutnya, sejak jaman dahulu, penduduk asli Indonesia sudah campura.

"Itu hoax. Sejak dari dulu itu penduduk asli Indonesia sudah campuran. Itu (mbah Darmo) supaya dibaca banyak orang. Cari sensasi saja," lanjut Suhu Guntur.

Dari penerawangan Suhu Guntur, justru calon Presiden 2024 mendatang masih seputar dari kalangan elite politik. "Masih seputar elite politik. Bahkan nanti nama-nama yang muncul pun orang yang berkutat selama ini. Orang luar (politik) sulit tembus," terawangnya.

"Ibaratnya elite politik ini sudah berkuasa atas calon-calon presiden 2024 nanti. Ini benar, terbukti! Bukan fitnah. Nanti capres hanya tersisa 2 saja dari sekian calon pada gugur semua. Ini sangat tegas lhoo jelas tidak akan bisa orang luar masuk. Pramono Anum Capresnya,  Puan jadi Wapres nya. Pasti!" lanjut menerawang Suhu Guntur, kepada Surabaya Pagi, Jumat (13/8/2021).

Senada juga diungkapkan Suhu Hariyanto, ahli Fengshui yang tinggal di daerah Simo Mulyo Surabaya. Menurut Suhu Hariyanto, dirinya tidak setuju dengan pernyataan Mbah Darmo. Karena menurutnya, ramalannya justru sangat sensitif mengarah pada SARA. "Ini yang berbahaya, jangan sampai masalah keturunan seperti ini, bisa jadi bola panas untuk memecah bangsa," kata Suhu Hariyanto, kepada Surabaya Pagi, Kamis (12/8/2021) malam.

Tak jauh beda dengan Suhu Guntur, Hariyanto menilai, asal muasal bangsa Indonesia merupakan bangsa campuran antara Melayu, China hingga Arab. Pasalnya, Hariyanto masih terlalu dini untuk menerawang jauh pada tahun 2024. Hanya saja, dari mata batin Suhu Hariyanto, calon Presiden penerus Joko Widodo, sudah bisa terlihat di "mata batinnya".

"Saya bisa terawang, pak Jokowi saat ini sudah menggadang siapa yang bakal jadi penerusnya memimpin Indonesia.  Saya lihat “orang tersebut“ sudah ada. Sekarang sedang bekerja membantu Jokowi di lingkungan sekitar, menanggulangi masalah di negara saat ini," terawang Suhu Haryanto.

Lantas siapa yang diramal Suhu Hariyanto sebagai orang terdekat Jokowi? "Bocoran terawangan saya, orangnya nanti kinerjanya mirip Jokowi. Orangnya suka blusukan juga. Berani bekerja lapangan, terjun langsung dan bukan tipe orang cuma duduk di belakang meja. Dan satu hal, calonnya pria," lanjutnya.

 

Keturunan Jawa atau China

Mas Hendra menanyakan apakah setelah era Jokowi nantinya yang akan duduk di kursi kepresidenan Republik Indonesia seseorang yang dari keturunan Jawa atau China.

“Kalau menurut bibit Tanah Jawa, berdirinya Majapahit itu ya keturunan dari Cempo (tempat atau wilayah), ada Chinanya,” ujar Mbah Darmo menegaskan.

Lalu Mas Hendra menanyakan kepada Mbah Darmo tentang kondisi di Indonesia yang saat ini tengah diterpa oleh pandemi Covid-19.

Baca Juga: Anies Akui Prabowo, Keluarga Intelektual Terpandang

Mas Hendra bertanya apakah menurut penerawangan Mbah Darmo kondisi di Indonesia saat ini sudah berada di titik goro-goro atau munculnya para punakawan jika menerka dari pewayangan.

Mbah Darmo menegaskan bahwa memang saat ini kondisi di Indonesia sudah masuk ke dalam kategori goro-goro dan setelah itu akan adanya perang besar (bruntoyudho) yang akan terjadi.

“Iya setelah goro-goro brontoyudho, parikesit itu saja kok, pandhawa sudah habis. Pewayangan itu sudah,” ucapnya lebih lanjut.

 

Gus Dur Keturunan China

Catatan Litbang Surabaya Pagi, presiden Indonesia keturunan Tionghoa adalah Gus Dur. Kyai NU ini adalah orang pertama yang menyelesaikan masalah diskriminasi terhadap etnis Tionghoa di Indonesia. Melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2000, Gus Dur menyudahi satu permasalah diskriminasi pada etnis Tionghoa hingga akhirnya mereka bisa merayakan Imlek secara bebas dan terbuka.

Keppres tersebut mematahkan aturan dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China.

Selain pemikirannya, Gus Dur juga sempat membuat geger khalayak. Sebab dia mengaku sebagai keturunan Tionghoa.

"Saya ini China tulen sebenarnya, tetapi ya sudah nyampurlah dengan Arab, India," ungkap Gus Dur, seperti diberitakan Kompas.com pada 30 Januari 2008 silam.

Berdasarkan cerita Gus Dur, dia merupakan keturunan dari Putri Cempa yang menjadi selir dengan raja di Indonesia.

Dari situ, Putri Cempa memiliki dua anak, yakni Tan Eng Hwan dan Tan A Hok. Tan Eng Hwan, dikenal sebagai Raden Patah, sementara Tan A Hok adalah seorang mantan jenderal yang sempat menjadi duta besar di China.

Baca Juga: Bawaslu Pasrah

Dari garis Raden Patah ini kemudian Gus Dur mengaku mendapatkan keturunan Tionghoa-nya. Pengakuan Gus Dur itu juga dikuatkan oleh tokoh NU lainnya, Said Aqil Siradj.

Pada tahun 1998 seperti yang ditulis dalam buku Gus Dur Bapak Tionghoa Indonesia, Said Aqil bercerita, Tan Kim Han memiliki anak bernama Raden Rachmat Sunan Ampel. Salah satu keturunannya adalah KH Hasyim Asari yang selanjutnya memiliki anak bernama KH Wahid Hasyim. Wahid Hasyim memiliki anak bernama Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Jadi, Gus Dur itu Tionghoa, maka matanya sipit," ujar Said sambil tersenyum. "Dengan demikian, tidak ada istilah pro dan nonpro serta Muslim dan non-Muslim," ungkap Said Aqil waktu itu.

 

Capresnya Pria

Sementara itu, Peramal Denny Darko mengemukakan hasil ramalan yang cukup mengejutkan perihal sosok calon Presiden Indonesia yang baru mulai tahun 2024, sosok Presiden Indonesia yang baru akan datang dari kaum pria dan bukan wanita.

"Saya lihat Presiden 2024 tetap harus pria. Itu juga mungkin akan diamini Presiden Soekarno bila masih hidup," ujar Denny sebagaimana dikutip poskota.co.id dari kanal YouTubenya, Minggu (8/8/2021).

Meskipun beredar kabar bahwa Puan Maharani akan maju dalam Pilpres 2024 mendatang, tetapi Denny tetap yakin bahwa label cucu Presiden Soekarno tidak akan menjadi jaminan khusus bagi Puan untuk menang di pemilihan ini.

Sejak dulu, Presiden Soekarno memilih seorang pria akan lebih bagus dalam memimpin negara daripada wanita. Maka dari itu dalam hal ini yang lebih berpeluang besar duduk di kursi kepresidenan justru Gubernur Jawa Tengah saat ini yakni Ganjar Pranowo.

"Kalau disuruh pilih antara keduanya, saya rasa Bung Karno akan memilih Pak Ganjar daripada Mbak Puan. Itu karena secara kepemimpinan, Bung Karno orangnya manly," imbuh Denny Darko. n ana/jk/erc/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU