Pria Botak Berisiko Tinggi Terinfeksi Covid-19 Parah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 25 Agu 2021 09:44 WIB

Pria Botak Berisiko Tinggi Terinfeksi Covid-19 Parah

i

Pria botak karena kerontokan rambut. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Studi baru menemukan hubungan mengejutkan antara pria botak dan tingkat keparahan yang lebih tinggi dari Covid-19. 79 Persen pria yang diteliti dalam sampelnya yang dirawat di rumah sakit dengan virus covid-19 adalah pria botak.

Temuan ini mengaitkan biomarker yang berkaitan dengan kerontokan rambut, dengan infeksi Covid-19 yang parah.

Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

Versi pra-cetak dari makalah oleh Carlos Wambier, seorang peneliti di Brown University, Amerika Serikat menghubungkan androgen atau hormon pria sebagai gerbang bagi virus corona untuk memasuki sel manusia.

"Wawasan utama adalah bahwa aktivasi androgen berlebih - pada dasarnya, hormon yang mengatur apa yang kita anggap sebagai karakteristik pria - secara intrinsik terkait dengan kerentanan pasien terhadap SARS-CoV-2," kata Wambier, Rabu (25/8/2021).

Sementara itu, temuan yang dipresentasikan pada Simposium Musim Semi EADV menunjukkan bahwa pria dengan karakteristik genetik yang sensitif terhadap hormon seks pria androgen lebih mungkin mengalami penyakit Covid-19 yang parah.

Para peneliti telah menemukan biomarker baru untuk mengidentifikasi pasien Covid-19 pria yang paling berisiko untuk masuk ICU.

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Karena jumlah pria yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 tidak proporsional, para peneliti didorong untuk mempelajari kemungkinan hubungan antara gen reseptor androgen (AR) dengan Covid-19.

Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara daerah pengulangan poliglutamin yang terletak di gen AR dan kecenderungan seseorang untuk meningkatkan keparahan Covid-19.

Androgenetic alopecia diketahui dikendalikan oleh variasi gen AR yang mempengaruhi seberapa sensitif tubuh terhadap androgen, termasuk hormon seperti testosteron. Studi ini mengamati 65 pria positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan panjang pengulangan AR dan poliglutamin mereka.

Baca Juga: Jumlah Kunjungan Pasien Lansia ke RSUD Grati Naik Signifikan

Tercatat bahwa pasien Covid-19 pria dengan pengulangan poliglutamin, yang di bawah 22 nukleotida, secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di ICU dibandingkan pasien dengan jumlah pengulangan poliglutamin lebih atau sama dengan 22 nukleotida.

Kebotakan pola pria, atau androgenetic alopecia, adalah jenis kerontokan rambut yang umum dikatakan mempengaruhi sekitar 50% pria berusia di atas 50 tahun. Hal ini diduga disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU