Program Smart City, (Malah) Tonjolkan Eri Cahyadi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Agu 2020 20:55 WIB

Program Smart City, (Malah) Tonjolkan Eri Cahyadi

i

Gambar visual by SP

 

Bawaslu kini Tangani Dugaan Pelanggaran Pemilu dan telah Mengirim surat ke DPP PDIP

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Eri Resmikan Gedung Baru PMI

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Program Smart City yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Surabaya, kini menjadi polemik dikalangan elite politik lokal Surabaya. Program yang berlangsung sejak tahun 2019 ini menggunakan dana APBD senilai lebih dari Rp 18,5 Miliar. Program ini diduga telah di gunakan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi, untuk mem-branding diri secara pribadi songsong pemilukada 9 Desember 2020. Padahal, kampanye belum dimulai. Dan Eri Cahyadi, sendiri juga belum mengantongi rekomendasi dari Ketua Umum PDIP Megawati. Temuan warga kota Surabaya sendiri akhirnya melaporkan Eri Cahyadi ke Bawaslu Surabaya. Eri Cahyadi, nampang bak orang kampanye. Padahal baliho ini untuk program Surabaya Smart City.

Program tersebut berawal dengan lomba “Green and Clean” yang dihandle oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Namun, dua tahun terakhir tiba-tiba Pemerintah Kota Surabaya membelokkan menjadi program dari Bappeko Surabaya.

 

Ada 3 Laporan

Ketua Bawaslu Kota Surabaya, M. Agil Akbar membenarkan bila ada orang yang melaporkan hal tersebut kepada Bawaslu melalui email. "Sudah ada orang yang melaporkan itu ke kantor. Tapi melalui email, laporan tersebut ada di email, jadi pelapor memberikan pesan melalui email kepada kami. Kami juga sudah minta keterangan kepada inspektorat, lalu kita juga sudah meminta keterangan yang bersangkutan, tapi kami juga masih meminta keterangan yang lainnya," ungkapnya.

Agil menuturkan bila hal tersebut masih dalam kajian, sebab tidak sedikit yang orang melaporkan. Sebanyak banyak 3 orang telah melapor melalui email Bawaslu.

"Tapi yang datang memenuhi panggilan baru 1 orang. Kita tetap minta keterangan dulu, lalu pelapor yang lain kita juga undang. Walaupun laporan bisa melalui email, tapi tanda laporan tetap membutuhkan tanda tangan pelapor. Cuman bila orangnya tidak datang, itu menjadi langkah awal untuk melakukan investigasi," terangnya.

Agil mengatakan bila pemanggilan terhadap pelapor dan inspektorat telah dilakukan minggu lalu, dan kemungkinan Bawaslu juga akan melakukan pemanggilan kepada yang bersangkutan pada minggu ini serta, Bawaslu Surabaya juga telah mengirimkan kepada DPP PDIP.

 

Sudah Dijanjikan Rp 1 Juta

Sementara, salah satu pelapor yang meminta namanya tidak dikorankan, menyebut bahwa salah satu RT di daerahnya di kawasan Semampir, pernah dijanjikan oleh Eri Cahyadi akan diberi dana Rp 1 juta oleh Bappeko sebagai biaya akomodasi.

“Nanti tiap RT dapat Rp 1 juta segitu pak. Bisa buat lomba Smart City ini,” tegas pelapor itu, Selasa (18/8/2020). Namun, diakhir pembicaraan, tambah sumber pria itu, juga meminta untuk ikut “mensupport” segala kegiatan Eri Cahyadi dikemudian hari tahun ini. “Yah bilangnya terakhir, cuma minta bantuan untuk dukungan pak Eri nanti. Cuma gak jelas gimana. Tapi kayaknya yah mau maju Pilwali nanti. Apalagi baliho -baliho bergambar dirinya juga tambah banyak dimana-mana,” tegasnya.

 

Kampanye Terselubung Eri Cahyadi

Terpisah, M Machmud Anggota DPRD Komisi A menjelaskan bila permasalahan program Surabaya Smart City di tengah pandemi sebagai ladang terselubung Eri Cahyadi untuk “berkampanye” menuju Pilwali Surabaya 2020 mendatang.

Apalagi, setiap RW di seluruh Surabaya, akan diberikan Rp 1 juta untuk dibagi dengan 2 RT. Seharusnya 1 RT mengikuti Surabaya Smart City mendapatkan dana lebih dari Rp 1-2 juta. Bila Surabaya sendiri memiliki total 1.405 RW, bila dikalikan Rp 1 juta, sudah mengucurkan dana Rp 1,4 Miliar. Sedangkan, bila anggaran 1 RT dianggarkan Rp 2 juta, dimana jumlah RT di Surabaya berjumlah 9.271 RT, membutuhkan anggaran Rp 18,5 Miliar. Anggaran tersebut pun harus melalui persetujuan dari DPRD Kota Surabaya.

 

Baca Juga: Panwascam Diduga Terlibat Politik Uang Salah Satu Caleg, Bawaslu Sumenep Digeruduk Massa

Kejaksaan Diminta Turun

"Lalu anggaran yang dipakai untuk membantu RT/RW apakah sudah mendapat persetujuan DPRD? Uang yang dibagikan apakah sudah persetujuan DPRD? Kami selama di DPRD tidak merasa ada menyetujui dan menggedok itu. Itu uang dari mana?," tegas Machmud.

"Kami mohon kejaksaan untuk ikut turun menganalisa uang itu dari mana, lalu apa boleh tidak uang itu digunakan untuk seperti itu. Kok mendadak sekarang, kenapa tidak dari dulu?," Tuturnya.

Menurut politisi Partai Demokrat ini, keberadaan kampung tangguh untuk mengatasi Covid-19 yang sudah deprogram jauh hari, dirasa lebih penting, namun malah tidak mendapat  bantuan.

"Tidak pernah ada bantuan kampung tangguh itu, tapi justru sekarang ada Surabaya smart city yang daftar langsung dikasi 1 juta. Saya sarankan untuk hati-hati, karena itu bisa jadi temuan kejaksaan. Uangnya kan tidak di setujui DPRD," imbuhnya.

 

Whisnu Menghindar

Terpisah, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, yang dihubungi Surabaya Pagi, Selasa (18/9/2020) saat hendak dikonfirmasi, tidak merespon pesan WhatsApp dan telepon panggilan. Bahkan, saat hendak ditemui di ruang kerjanya, Whisnu Sakti terlihat menghindari wartawan Surabaya Pagi yang hendak door stop.

Sedangkan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, SSC 2020 merupakan program untuk mengendalikan pandemi Covid-19 di Surabaya dengan menjaga kebersihan dimulai dari sektor keluarga dan kampung.

"Perhitungannya beda-beda, ada smart economy, smart healt, smart society, smart environment, dalam membangun lingkungan sehingga mampu untuk mengendalikan Pandemi Covid-19," kata Eri, usai melaunching Surabaya Smart City 2020.

Baca Juga: Bawaslu Minta Para Kades Segera Laporkan Dugaan Kecurangan Keterlibatan Birokrasi dalam Pileg

 

Dikombinasi dengan Kampung Tangguh

Eri menjelaskan, SSC 2020 bisa dikombinasikan dengan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Sehingga, kreasi warga hadir meski di tengah pandemi Covid-19. "Saya rasa warga Surabaya sangat kreatif, apalagi dalam mengendalikan Covid-19. Terbukti dengan hadirnya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, warga kreatif bisa menjaga lingkungannya dan ini bisa dikombinasikan dengan SSC 2020," terangnya.

Ia berharap dengan hadirnya SSC 2020 dapat menciptakan Kota Surabaya yang nyaman, aman dan berkelanjutan. "Seperti Visi SSC 2020 ini meski di tengah pandemi juga dapat meningkatkan lingkungan yang layak huni," harapnya.

Sementara itu, Launching SSC 2020 juga dihadiri (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Anna Fajriatin. Ia menjelaskan bahwa di SSC 2020, setiap RW akan diwakili oleh minimal 2 RT. Kecuali RT yang sudah masuk 75 besar berdasar SSC 2019.

Dalam SSC 2020, seluruh peserta akan mendapatkan dana stimulus sebesar Rp 1 Juta. "Kami yang akan langsung turun mendekati kelurahan," katanya.

 

Digelar Virtual

Meski di tengah pandemi Covid-19, Anna memastikan bahwa gelaran SSC 2020 tidak akan mengurangi esensinya. Pihaknya juga akan melakukan pemantapan untuk seluruh RT/RW, Kelurahan, maupun Kader lingkungan.

"Meski mekanismenya secara virtual karena pandemi, tapi tidak akan mengurangi esensi kegiatan SSC. Kita harapkan menjadi kebiasaan apapun kondisinya, sehngga  keluarga akan tangguh dan Surabaya menjadi smart city," terangnya. alq/byt/cr1/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU