Progres Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik Capai 8 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 27 Nov 2021 17:54 WIB

Progres Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik Capai 8 Persen

i

VP Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama di acara Coffee Morning bersama wartawan di Gresik. SP/Grs

SURABAYAPAGI.COM, Gresik - Progres pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Kecamatan Manyar, Gresik kini sudah mencapai 8 persen.

Hal itu dikemukan Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia, Riza Pratama kepada sejumlah awak media di Gresik pada acara Coffee Morning di sebuah hotel di kawasan Gresik Kota Baru (GKB), Jumat (26/11).

Baca Juga: Dinkes Gresik Beri Pelayanan Keliling Bagi Warga Bawean

"Alhamdulillah, progres pembangunan smelter kami di kawasan JIIPE sudah mencapai 8 persen. Saat ini sudah pada tahap pengerjaan konstruksi pemasangan tiang-tiang beton," ungkap Riza.

Sebagaimana diketahui, pada 12 Oktober lalu Presiden RI Joko Widodo secara resmi meletakkan batu pertama pembangunan pabrik smelter milik PT Freeport Indonesia di kawasan JIIPE.

Pabrik pemurnian dan pengolahan tembaga ini bakal menjadi terbesar di dunia karena mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya. Proyek pabrik smelter kedua di Gresik ini juga bakal menyerap tenaga kerja yang cukup besar jumlahnya. Diperkirakan mencapai 40 ribu tenaga kerja. Mereka akan diserap secara bertahap oleh kontraktor yang mengerjakan proyek smelter, yakni PT Chiyoda Indonesia.

Baca Juga: Polri TNI Berangkatkan Tim Trauma Healing untuk Korban Gempa Bawean

Menurut Riza Pratama, kebutuhan tenaga kerja pada proyek smelter saat ini bisa dimanfaatkan oleh tenaga kerja lokal.

"Kebutuhan pekerja pada proyek smelter memang cukup besar secara kumulatif, namun perekrutannya akan dilakukan secara bertahap sesuai jadual pengerjaan proyek," katanya.

Baca Juga: DPRD Setuju Dana Cadangan Bantu Korban Bencana Gempa Bawean

Sementara ketika pabrik smelter mulai beroperasi, lanjut Riza, jumlah kebutuhan tenaga kerja tidak akan sebanyak pada saat pengerjaan proyek atau seperti kebutuhan tenaga kerja di perusahaan tambang PT Freeport di Papua.

"Kebutuhan tenaga kerja di pabrik smelter nanti paling sekitar 1.000-an orang. Itu pun sebagian besar adalah tenaga kerja ahli yang sudah terlatih," jelasnya. grs

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU