PTM Hanya Zona Kuning-Hijau, Zona Merah-Oranye Tetap Daring

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 23 Jun 2021 21:53 WIB

PTM Hanya Zona Kuning-Hijau, Zona Merah-Oranye Tetap Daring

i

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wahid Wahyudi bertemu dengan MKKS SMA-SMK negeri dan swasta Jatim serta PGRI Jatim di Gedung Grahadi, Rabu (23/6/2021) sore. SP/Arlana

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pelaksanaan PTM pada tahun ajaran baru masih belum pasti. Banyak pihak yang meminta PTM ditunda mengingat kasus Covid-19 yang semakin menggila.

Menanggapi hal itu, pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Timur memutuskan bahwa PTM hanya diperbolehkan digelar di wilayah di zona kuning dan hijau. Sementara untuk zona merah dan zona orange tidak diperkenankan menggelar PTM dan terus melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

Baca Juga: Atasi Banjir dari Saluran Air di Seluruh Kampung

Dengan catatan, skala zona yang dimaksud adalah skala kecamatan. Sehingga acuan zona PTM di Jatim tetap mengacu ke SE Gubernur yang lama, yaitu menggunakan acuan zona skala mikro yaitu kecamatan.

Keputusan penundaan pelaksaan PTM untuk zona merah dan orange tersebut diambil setelah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim bertemu dengan MKKS SMA SMK negeri dan swasta Jatim serta PGRI Jatim di Gedung Negara Grahadi, Rabu (23/6/2021) sore.

 Dalam forum dengar pendapat itu diambil keputusan bahwa zona merah dan orange skala kecamatan se Jatim, untuk tingkat pendidikan SMA, SMK, negeri dan swasta dan juga pendidikan khusus, tidak menyelenggarakan PTM.

”Jadi lengkap pertama untuk daerah, tapi ini lingkupnya adalah kecamatan ya, apabila masih zona merah dan zona orange, maka pembelajaran tetap dilakukan jarak jauh. Jadi tidak dilaksanakan pembelajaran tatap muka,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahyudi usai pertemuan.

 “Tetapi yang zona kecamatannya sudah warna kuning dan hijau, maka dilaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. Terbatas dalam arti dengan pengaturan protokol kesehatan yang ketat,” tambah Wahid.

Yang dimaksud terbatas, imbuh Wahid, yaitu untuk zona kuning yang ikut pembelajaran tatap muka adalah 25 persen dari kapasitas kelas. Kemudian untuk zona hijau yang ikut pembelajaran tatap muka sebanyak 50 persen dari kapasitas kelas.

 “Dan pelaksanaan pembelajaran tatap muka dilaksanakan tiap hari adalah 2 jam. Dengan masing-masing mata pelajaran durasinya adalah setengah jam pelajaran per mata pelajaran. Artinya setiap harinya PTM hanya boleh ada 4 jam pelajaran dengan durasi masing-masing 30 menit sehingga total 2 jam,” tegasnya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Ajak Warga Budayakan Tidak Buang Sampah di Saluran Air

 Kemudian para siswa per minggu bisa mengikuti pembelajaran tatap muka hanya diperbolehkan dua kali. Dan pembelajaran tatap muka ini tetap harus atas rekomendasi ketua gugus tugas covid-19 kabupaten kota yaitu Bupati walikota. Selain itu siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka juga harus mendapatkan persetujuan dari orang tua siswa.

 “Kami seminggu ke depan depan akan melakukan koordinasi dengan semua sekolah di Jawa Timur termasuk juga mengakomodir bagaimana pendapat para orang tua siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini,” tandasnya


PTM di Surabaya Ditunda

Sementara itu, Wali kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan masih akan menunggu kasus covid-19. Jika kasus covid-19 semakin tinggi, maka tidak menutup kemungkinan PTM akan ditunda.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Gelar Halal Bihalal

 "Tatap muka memang direncanakan nanti Juli usai penerimaan siswa baru. Kita juga sudah melakukan asesmen dan ada sekolah yang sudah bisa dibuka. Tapi dengan kondisi Covid-19 yang naik seperti ini, tidak bisa dilanjutkan karena tanggung jawab keselamatan anak-anak adalah tanggung jawab saya. Maka saya lebih mengutamakan keselamatan anak-anak," kata Wali Kota Eri di Balai Kota Surabaya, Rabu (23/6/2021).

 Menurutnya, Pemkot Surabaya tidak akan memaksakan pembelajaran tatap muka jika dirasa terlalu berisiko. Oleh karena itu, pemkot masih akan melihat perkembangan kasus Covid-19 hingga awal Juli 2021.  "Kita lihat dulu kondisinya nanti. Saya lebih mengutamakan keselamatan anak didik Surabaya ketimbang tatap muka. Kalau kondisi tetap naik dan itu membahayakan anak-anak saya, insyaallah tatap muka juga akan saya batalkan," kata dia.

 Ia juga memastikan bahwa apabila nanti pembelajaran tatap muka batal digelar pada Juli 2021, maka Pemkot Surabaya akan membuat berbagai inovasi supaya peserta didik tidak bosan belajar daring dari rumah mereka masing-masing.

 Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo memastikan bahwa selama ini pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut pelaksanaan PTM di tengah pandemi Covid-19. Mulai dari simulasi pembelajaran dengan protokol kesehatan yang ketat hingga asesment kepada setiap sekolah terus dikebut hingga saat ini. byb/alq/cr2/rmc 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU