Pulihkan Ekonomi yang Bisa Serap Tenaga Kerja Banyak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 10 Des 2020 22:27 WIB

Pulihkan Ekonomi yang Bisa Serap Tenaga Kerja Banyak

i

Ilustrasi karikatur

 

Harapan untuk Eri Cahyadi- Armuji

Baca Juga: Adventure Land Romokalisari Surabaya Ramai Peminat Wisatawan Luar Kota

 

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Hasil perhitungan suara cepat atau quick count pada Pilkada Surabaya 2020 ini, menunjukkan  suara unggul di peroleh pasangan Eri Cahyadi bersama Armuji. Hasil perhitungan cepat tersebut menjadikan keunggulan bagi pasangan calon nomor urut satu.

Tim Surabaya Pagi, meminta pendapat dari beberapa pakar politik mengenai prediksi kepemimpinan Eri Cahyadi dan Armuji dalam 3 tahun mendatang. Mengingat pada 2024 akan kembali melangsungkan pesta demokrasi serentak di Indonesia.

Pada umunya pemilih ingin melihat dari 100 hari pertama. Wali Kota Surabaya terpilih yang baru harus menunjukkan kepada publik masyarakat Surabaya. Apalagi masyarakat melihat, apakah Eri Cahyadi bisa keluar dari bayang-bayang dari Tri Rismaharini. Pasalnya, selama masa kampanye, pasangan Eri Cahyadi dan Armuji masih membawa nama besar dan program-program wali kota saat ini, yakni Risma.

Bisa jadi hal-hal yang sudah dirintis dan belum diselesaikan oleh Risma, bisa keberlanjutannya. Apalagi Eri selama ini sudah diberi kesempatan banyak oleh Risma. Eri diharapkan bisa berkonsentrasi memulihkan ekonomi  yang bisa menyerap banyak orang untuk mendapat pekerjaan kembali.

Demikian dikemukakan Pakar Politik Universitas Airlangga Surabaya, Ucu Martanto dan pengamat komunikasi politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam dan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Andri Arianto, secara terpisah pada Surabaya Pagi, Kamis kemarin (10/12).

"Pertama, program-program dan janji-janjinya harus segera direalisasikan dalam 100 hari awal. Ditambah, pak Eri harus segera keluar dari bayang-bayang bu Risma. Seperti program-programnya, walaupun melanjutkan, yang dilanjutkan itu perlu ada sesuatu hal yang baru. Sebab masih ada bayang-bayang bu Risma. Ini menjadi penting,  karena ini bukan pemerintahan boneka. Jadi memang harus ada program yang dia bangun dan tawarkan sendiri, bukan melanjutkan atau meneruskan," jelas Ucu Martanto, kepada Surabaya Pagi, Kamis (10/12/2020).

Ucu juga meminta kepada masyarakat Surabaya, nantinya untuk lebih berani menagih janji-janji yang telah digaungkan.

"Inikan kontrak politik. Kalau kita sudah buat kontrak politik harus siap-siap membuat kontrak ini mau di tagih dan masyarakat mau menagih," tegasnya.

 

Belum Muncul Inovasi Kebijakan

Ucu Martanto memprediksi bila nantinya Eri Cahyadi akan bersikap seperti biasanya dan berjalan biasanya. Dikarenakan, sebelumnya Eri Cahyadi sudah menguasai sistem di Pemerintah Kota Surabaya.

"Kenyataannya Pemerintah Surabaya masih on the track. Kedepannya saya memprediksi, mungkin di tahun awal-awal ini, belum ada lompatan besar dan belum ada inovasi kebijakan yang baru. Mungkin (baru muncul) di tahun-tahun terakhir akan ada program-program besar dari Eri dan Armuji," prediksi Ucu.

 

Program Milenial

Disinggung mengenai program kerja, menurut Ucu hal tersebut cukup bagus. Bagus yang dimaksud dalam hal ini adalah Eri Cahyadi itu mau membuat program-program yang menyatukan masyarakat dan kalangan Milenial.

Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya apakah infrastruktur yang ada di kota Surabaya, baik sarana-prasarana dan sumber dayanya sudah nyambung dengan gagasan anak muda ini.

"Karena problem kita adalah infrastruktur dan di birokrasi belum siap untuk menerima gagasan anak muda. Ini harus dijelaskan ke publik bahwa infrastruktur di kota Surabaya itu sudah siap atau belum untuk memfasilitasi anak-anak Milenial. Bila belum siap maka harus segera dipersiapkan," pungkasnya.

 

Baca Juga: Pemkot Surabaya Gelar Halal Bihalal

Tinggal Meneruskan

Pendapat berbeda diungkapkan pengamat komunikasi politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam. Menurut Surokim, pengalaman Eri Cahyadi mendampingi Tri Rismaharini selama menjadi Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) dan Kepala Bappeko dinilai bisa diteruskan.

"Apa yang sudah dirintis dan belum diselesaikan oleh Risma. Jadi keberlanjutannya akan lebih terjamin. Apalagi Eri selama ini sudah diberi kesempatan banyak oleh Risma. Saya pikir tinggal menambah gas kecepatan saja tidak perlu butuh adaptasi lagi," kata Surokim kepada Surabaya Pagi, Kamis (10/12/20)

Surokim optimis bila Eri Cahyadi bersama Armuji bisa melanjutkan kepemimpinan dan membangun kota Surabaya lebih baik lagi. Ia menilai bila Eri Cahyadi punya kapasitas dan pengalaman soal, sebab sebelumnya pernah menjadi kepala Bappeko.

"Kendati usianya muda justru itu jadi nilai plus karena diusia-usia produktif justru inovasi banyak yang muncul di usia itu.  Pembangunan kota Surabaya akan akseleratif menurut, karena tidak perlu adaptasi lebih lama dan bisa gas pol untuk percepatan," katanya.

Termasuk pada urusan visi-misi dan program yang sempat di janjikan oleh Eri Cahyadi dan Armuji selama kampanye, yang menyasar anak muda atau Milenial, Surokim berpendapat bahwa secara habit dan generasi tidak terlalu jauh.

"Kepekaan dan Milenial Surabaya akan relatif diuntungkan oleh situasi tersebut. Gagasan Eri terhadap akademi Surabaya itu akan jadi pintu masuk menjawab kebutuhan para Milenial Surabaya. Jika bisa berkembang baik Kota Surabaya akan punya modal kuat untuk bisa bersaing di era voca ini," jelasnya.

 

Bayang-bayang Risma

Disingung mengenai bayang-bayang dari Tri Rismaharini, Surokim menampik hal tersebut dan menilai bahwa Tri Rismaharini yang sebentar lagi tidak menjabat Wali Kota Surabaya mengetahui batasan-batasan.

"Bu Risma tahu batas-batasnya. Apalagi kalau nanti bu Risma mendapat peluang ke Jakarta, saya pikir bayang-bayang itu tidak akan terlampau muncul. Bahwa keduanya memiliki relasi khusus itu hal wajar sebagi mentor dan kader tapi kalau intervensi ke jabatan saya pikir bu Risma tahu batas-batasnya," terangnya.

Baca Juga: Dispendik Surabaya Pastikan Pramuka Tetap Berjalan

 

Fokus Vaksinasi Covid-19

Senada dengan hal tersebut, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Andri Arianto berpendapat bahwa sebagai pengganti Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Wali Kota yang baru harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dan pelaksanaan vaksinasi.

"Eri dan armuji harus memastikan dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat mengenai vaksinasi. Lalu harus ada penataan ulang pada sistem pendidikan. Harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi terkait dengan pelaksanaan pendidikan," ujarnya.

 

Serap Lapangan Pekerjaan

Selanjutnya, Eri Cahyadi bersama Armuji harus berkonsentrasi memulihkan ekonomi terkait apa yang bisa menyerap banyak orang untuk mendapat pekerjaan kembali.

"Lapangan pekerjaan itu ketika berkonsentrasi pada ekonomi, maka vaksinasi dan pendidikan harus terselesaikan terlebih dahulu. Kedua kondisi tersebut harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum membuka lapangan pekerjaan," terangnya.

Tidak dipungkiri bila program dari Wali Kota Surabaya, yaitu Surabaya Smart City harus tetap dilanjutkan. Sebab program tersebut merupakan keberlanjutan awal dari Tri Rismaharini dan harus terus di tingkatkan.

Lanjutnya, Eri Cahyadi bersama Armuji harus melakukan pengelolaan dari tata kelola Pemerintahan.

"Wali kota baru harus memastikan harmonisasi atau meminimalisir konflik antar lembaga pemerintahan. Karena pasca pilkada dengan pertarungan yang cukup sengit, dimana Eri berkonfrontasi dengan 8 partai, kalau tidak bisa mengelola harmoni di pemerintahan nanti dia akan kesulitan melaksanakan program pemerintahan plus dengan pemerintahan provinsi," jelasnya. byt/cr2/rl/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU