Puluhan Rumah dan Lahan Warga Tulungagung Terendam Banjir

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 12 Nov 2021 16:55 WIB

Puluhan Rumah dan Lahan Warga Tulungagung Terendam Banjir

i

Salah satu lahan milik warga yang terendam banjir.

SURABAYAPAGI.COM, Tulungagung - Sejumlah desa di Tulungagung terendam banjir pasca diguyur hujan deras selama empat jam. Akbitanya puluhan rumah warga dan puluhan hektare lahan warga terendam banjir.

Camat Kalidawir Mundiyar mengatakan banjir tersebut terjadi pada Jumat (12/11/2021) pagi. Tingginya instensitas curah hujan yang terjadi sejak tengah malam mengakibatkan debit air mengalami peningkatan tajam. Sehingga sejumlah sungai yang melintasi Kecamatan Kalidawir tidak mampu menampung air dan meluap.

"Air kiriman atau ancar dari pegunungan yang cukup deras. Pokoknya wilayah yang di kaki pegunungan terdampak, ya Pagersari, Joho, Pakisaji, Ngubalan, Tunggangri, Domasan, Salak Kembang, Jabon dan sebagainya," kata Mundiyar, Jumat (12/11/2021).

Baca Juga: 16 Titik di Kota Malang Terendam Banjir

Kondisi banjir diperparah dengan jebolnya tanggul sungai, sehingga air meluap ke kawasan pertanian dan sebagian rumah warga. Bahkan lanjut dia luapan di kawasan pertanian warga hampir merata di kawasan dataran rendah di Kecamatan Kalidawir.

"Yang jebol itu tanggul sungai atau drainase miliknya BBWS, kemudian ada plengsengan di Clangap yang tergerus air," ujarnya.

Menurut Mundiyar, untuk banjir kawasan permukiman warga saat ini hampir seluruhnya telah surut, namun di area persawahan masih banyak yang tergenang.

Terkait banjir tersebut, Pemerintah Kecamatan Kalidawir dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait masih melakukan proses pendataan kawasan yang terdampak. Pemerintah akan segera mengambil langkah cepat untuk proses penanggulangan.

"Kalau yang plengsengan rusak, langkahnya dipasang sesek (anyaman bambu) dan karung pasir. Kebetulan beberapa kepala desa di wilayah sini ada yang punya alat berat, sehingga bisa mendukung upaya pemulihan," jelasnya.

Mundiyar menambahkan tingginya limpahan air dari kawasan pegunungan diduga akibat maraknya alih fungsi lahan hutan yang ditanami palawija, sehingga tingkat daya resap air menjadi rendah. Hal itu terbukti dari banyaknya material lumpur serta pohon jagung dan ketela yang ikut terbawa arus banjir.

"Itu kan banyak ditanami jagung, ya mungkin nantinya tanam jagung di tanah yang rata saja, kalau yang kemiringannya tajam perlu tanaman keras yang dilestarikan. Jujur saja yang turun ini bonggol jagung dan ketela," imbuh Mundiyar.

Terkait hal itu pihaknya berkoordinasi dengan Perhutani dan LMDH, sehingga ke depan pelestarian kawasan hutan bisa ditingkatkan, agar tidak berdampak banjir.

Salah seorang warga Umi mengaku banjir terjadi mulai pukul 04.00 WIB, debit air sungai mengalami peningkatan tajam setelah diguyur hujan deras selama lebih dari empat jam. 

Baca Juga: Pemkot Batu Kirim Bantuan untuk Korban Banjir di Jateng

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU