Puskesmas Dasuk Kab Sumenep, Lakukan Stunting Balita, dan Berikan Pelayanan Pencegahan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 25 Okt 2022 17:07 WIB

Puskesmas Dasuk Kab Sumenep, Lakukan Stunting Balita, dan Berikan Pelayanan Pencegahan

i

drg. Novia Sri Wahyuni, M. Kes saat berada diruang kerjanya, puskesmas Dasuk Kecamatan Dasuk Kab. Sumenep. SP/Ainur Rahman

SURABAYAPAGI.COM, Sumenep - Kepala Puskesmas Dasuk, drg. Novia Sri Wahyuni M.Kes, melakukan monitoring penanggulangan stunting di Puskesmas Dasuk Kecamatan Dasuk Kab. Sumenep.

Menurutnya, langkah itu dilakukan melalui Pendekatan Lintas Sektor kepada masyarakat, agar masyarakat sadar tentang menjaga imun dan stunting bagi anak khususnya anak yang masih balita.

Baca Juga: 2024, BKKBN Jatim Targetkan Angka Stunting Turun 14%

"Jadi, stunting itu adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, kekurangan gizi kronis itu terjadi sejak bayi lahir dan setelah awal lahir atau pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)," tegasnya.

Dikatakan Novi, stimulasi dari lingkungan sekitar ini juga sangat penting pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) hingga dua tahun pertama.

Novi menambahkan, berdasarkan data global nutrition records tahun 2014, di Indonesia termasuk dalam 17 negara di antara 117 negara yang mempunyai masalah terhadap gizi. Salah satunya adalah stunting.

"Bila berbicara tentang gizi, tentu menjadi faktor penghambat dalam pembangunan, sebab, hubungan gizi dengan pembangunan bersifat timbal balik," terangnya.

Dijelaskan, bahwa gizi akan menentukan keberhasilan dalam suatu bangsa. Begitu pula sebaliknya kondisi suatu bangsa dapat menentukan kesehatan.

Jadi, di Puskesmas Dasuk sangat berperan aktif dalam penanganan stunting, dan upaya pencegahan segala yang berhubungan dengan penyakit Ibu Hamil KEK, Stunting balita.

"Puskesmas Dasuk, pernah melakukan pendataan stunting balita khusus di bulan Juni kemarin, dan hasilnya, ditemukan data stunting anak balita berjumlah 69 dan pihak puskesmas telah melakukan pembinaan," jelasnya.

Baca Juga: Pertengahan Ramadhan, Harga Sembako di Pasar Tradisional Mulai Berangsur Landai

Ia juga mengatakan, jika terjadinya stunting anak balita itu banyak dipengaruhi oleh faktor ibu, anak, keluarga dan lingkungan.

"Setelah melakukan survey bersama lintas sektor dan pemerintahan di desa, dari faktor lingkungan, pihak puskesmas menemukan dua Kartu Keluarga (KK) yang tidak memiliki jamban, akhirnya kita bantu dan sekarang sudah memiliki jamban," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pendataan kepada masyarakat terkait kepemilikan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), di dalam pendataan ditemukan ada 28 KK yang tidak memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

"Setelah melakukan pendataan dan menemukan ada 28 Kartu Keluarga (KK) yang tidak memiliki kartu JKN, akhirnya kita bantu melakukan administrasi ulang, dan akhirnya ke 28 Kartu Keluarga (KK) saat ini sudah memiliki kartu JKN," jelasnya.

Baca Juga: Aktivis Praja Sumenep Demo Soroti Peredaran Minol

Jadi, dalam upaya mencegah penurunan angka stunting, pihak puskesmas memberikan Makanan Tambahan (PMT) pada balita stunting sekaligus pemberian multivitamin berupa zink.

"Kita lakukan pencegahan stunting, dengan melakukan pemberian tambahan makanan (PMT) termasuk Pemberian PMT baik kepada Ibu Hamil kekurangan energi kronis ( bumil KEK) dan yang Anemia, baik berupa biskuit maupun PMT bahan lokal," terangnya.

Melakukan pendampingan kepada ibu hamil khususnya pada ibu hamil yang terindikasi Kekurangan energi kronis (KEK ) karena seringnya kita jumpai ibu hamil dengan kondisi sel darah merah menurun.

"Menurunnya kadar hemoglobin pada Ibu Hamil, berdampak pada kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ vital, terus kondisi melemah dan janin menjadi kurang sehat. Pungkasnya. AR

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU