Ragukan Atlet Sehat Harus Divaksin Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 20 Agu 2021 11:21 WIB

Ragukan Atlet Sehat Harus Divaksin Covid-19

i

Legenda tenis Pat Cash. SP/ WTA Tennis

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Legenda petenis Australia berusia 56 tahun, Pat Cash yang tercatat memenangkan lima Grand Slam, termasuk mahkota Wimbledon yang ikonik pada 1987 baru-baru ini mengutarakan keraguannya mengapa atlet sehat harus divaksin Covid-19.

Cash menjadi orang terbaru dari dunia tenis yang meragukan vaksin untuk memerangi Covid 19. Sebelumnya, petenis peringkat satu dunia Novak Djokovic secara terbuka meremehkan aturan jarak sosial dan aturan karantina.

Baca Juga: Vaksin Booster Covid-19 Kedua Harus Bayar Rp100 Ribu

Sementara itu, Cash percaya bahwa atlet yang sehat harus menunda menerima vaksin karena 'kita tidak tahu apa efek jangka panjang yang mungkin mereka rasakan.

’’Saya hanya tidak ingin atlet muda yang sehat mengambil sesuatu yang dapat merusak mereka dalam jangka panjang tanpa alasan,’’kata Cash, Jumat (20/8/2021).

’’Kami hanya tidak tahu. Tidak bisakah kita menunggu satu atau dua tahun sampai semua info ada di luar sana? Dan buat keputusan kemudian. Itu adalah sikap saya. Mari kita tunggu dan lihat apa yang terjadi.”

Baca Juga: Jatim Berikan Vaksinasi Booster Kedua Secara Gratis

“Semakin banyak (pemain tenis) divaksinasi karena mereka tidak dapat melakukan pekerjaan mereka kecuali mereka. Mereka tidak bisa merencanakan turnamen, mereka tidak bisa bepergian. Saya pikir itu sekitar 50 persen, bukan 100 persen, dan perlahan-lahan merayap di sana.”

Tak hanya itu, Pat Cash juga menyalahkan aturan mengenai kewajiban membawa paspor vaksin untuk beraktivitas termasuk mengikuti pertandingan tenis.

Baca Juga: Surabaya Mulai Gelar Vaksinasi Booster Kedua

’’Saya tahu pemenang dan runner-up Grand Slam, saya tahu salah satu dari mereka telah divaksinasi, tetapi sisanya belum. Mereka melihat sebenarnya tidak perlu bagi mereka untuk melakukannya. Kami semua [disandera], berbicara tentang paspor vaksin, tidak bisa pergi ke restoran,’’ujarnya.

“Tidak bisa ini, tidak bisa itu. Bukankah kita semua tertekan dalam hal ini? Bisakah kita membuat keputusan sendiri?” Dsy14

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU