Raih Puluhan Juta dari Penangkar Telur Cucakrawa

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 24 Agu 2021 09:38 WIB

Raih Puluhan Juta dari Penangkar Telur Cucakrawa

i

Salah satu penangkaran burung milik Handy Tyan Aristya. SP/ MJK

SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Penangkar burung berkicau kian santer di tengah pandemi Covid-19, selain sebagai hobi juga sebagai kegiatan yang menyenangkan. Jenis burung berkicau yang banyak diminati adalah cucakrawa. Salah satu pembudidayanya adalah Handy Tyan Aristya.

Berawal dari hobi piara burung berkicau yang sudah ditekuninya selama lima tahun terakhir kini membuahkan keuntungan. Saat ini sudah ada total ada 16 pasang burung yang di budidayanya. Diantaranya terdiri 14 pasang jenis black throat atau finch. Dan, masing-masing satu pasang burung cucak hijau dan cucakrawa.

Baca Juga: Gagal Curi Motor, Dua Pemuda di Kota Mojokerto Diringkus Warga saat Sembunyi dari Kejaran Polisi

Meski satu pasang burung yang dipelihara sejak 2016, setiap 8-10 sepuluh hari dia bisa memanen telurnya. Bahkan, dari telur tersebut, Tyan tak menunggu lama untuk menjual. Hanya dalam kurun waktu 15 hari setelah ditetaskan menggunakan perangkat oven, cucakrawa anakan itu sudah ditunggu pembeli. Bahkan harga satu jodoh anakan Rp 10 juta.

Karena tinginya permintaan pasar, tak jarang telur yang baru menetas terkadang sudah dibeli oleh pelanggan yang sudah mengantre. Tidak sampai hitungan menit, calon pembeli ini tak sabar untuk memiliki. “Dalam hitungan detik. Telur baru retak itu sudah ada yang beli.

Kalau seperti itu harganya saya banderol Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Karena kan indukan cucakrawa ini jarang yang punya,” paparnya.

Baca Juga: Ratusan WBP Lapas Mojokerto Terima Remisi Khusus Idul Fitri

Penetasan telur burung cucakrowo inipun terbilang unik karena menggunakan oven lantaran perilaku indukan ini sering terjadi saat  birahi indukannya belum normal. Di mana saat kondisi tersebut membuat induk enggan mengerami telur. Sebaliknya, yang terjadi induk justru membuang telur bahkan piyik.

Tyan biasa menyajikan makanan burung piaraannya menggunakan pisang dan pepaya. Untuk meningkatkan produksi, tak jarang dirinya memberi makanananjangkrik,cacing, hingga pure sekaligus bisa meningkatkan nilai gizinya. Tidak ada yang sulit dalam merawat buruan piaraannya. Hanya, yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi udara pada tangkar.

Meski anakannya tak semahal cucakrowo. Burung ini bisa menjadi penopang ekonomi keluarga. Karena harganya masih stabil di pasaran. Di samping banyak pecinta burung yang terpikat dengan kicauannya.

Baca Juga: Dorong Daya Beli Masyarakat, Kejaksaan dan Pemkot Mojokerto Sinergi Gelar Bazar Sembako Murah

Perputaran telur pun hanya membutuhkan waktu selama 14 hari. Sehingga selama setengah bulan dirinya bisa menjual 8 anakan atau 4 pasang. Tyan menegaskan, di masa sulit sekarang ini penangkaran burung memang menjadi peeluang menjanjikan sekaligus menguntungkan.

“Untuk anakan biasanya laku Rp 400 ribu-Rp 450 ribu per biji. Jadi kalau menetas tiga atau empat telur tiap kali produksi, tinggal kali kan saja,” tuturnya. Dsy5

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU