Rawat Keberagaman, Kemendikbudristek Gelar Sarasehan Anggoro Kasih di Pondok Pesantren

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 26 Okt 2021 19:16 WIB

Rawat Keberagaman, Kemendikbudristek Gelar Sarasehan Anggoro Kasih di Pondok Pesantren

i

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi menggelar Sarasehan Anggoro Kasih secara tatap muka, Senin 25/10/2021 di Sidoarjo.

SURABAYAPAGI.COM, Sidoarjo - Sebagai bentuk upaya merawat keberagaman Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi menggelar Sarasehan Anggoro Kasih secara tatap muka, Senin 25 Oktober 2021 . 

Kegiatan yang bekerja sama dengan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), yaitu organisasi wadah yang menghimpun organisasi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya legal dan sudah berbadan hukum.  Kegiatan kali ini berbeda dari yang sebelumnya, karena diadakan di Pondok Pesantren tepatnya Pondok Pesantren Ahlus-Shafa Wal Wafa, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. 

Baca Juga: Warga Sidoarjo Minta KPK Segera Tahan Gus Muhdlor

Tentu saja kegiatan yang berlangsung dengan hikmat dan penuh keakraban  tetap menerapkan protokol  kesehatan yang ketat. Seperti dikatakan Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA),Sjamsul Hadi bahwa kegiatan Sarasehan Anggoro Kasih merupakan sebuah forum diskusi untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai dan sistem Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada hari Senin malam atau malam Selasa Kliwon.

Pemilihan Pondok Pesantren dengan mengundang berbagai elemen masyarakat yang berasal dari latar belakang berbagai agama dan kepercayaan," papar Sjamsul. 

Lanjut Sjamsul Sarasehan Anggoro Kasih merupakan upaya untuk menumbuhkan rasa cinta kasih baik antar umat beragama dan penghayat kepercayaan maupun masyarakat pada umumnya. " Intinya tujuan kami adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara kebebasan beragama dan berkepercayaan itu dengan komitmen kebangsaan untuk menumbuhkan cinta tanah air”, jelasnya. 

Baca Juga: H-2 Lebaran, Volume Sampah di TPA Jabon Naik Hampir 100 %

Sehingga dalam Sarasehan Anggoro Kasih kali ini melibatkan banyak elemen masyarakat yang berlatar belakang agama dan kepercayaan yang berbeda.

“Darma dalam agama dan Darma dalam bernegara” menjadi tema Sarasehan Anggoro Kasih," katanya. 

Kegiatan Sarasehan Anggoro Kasih kali ini menghadirkan pembicara K.H. Mohammad Nizam As-Shofa sebagai pengasuh Pondok Pesantren Ahlus-Shafa Wal Wafa, Naen Soeryono sebagai Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), dan Dr. Akhol Firdaus sebagai perwakilan dari akademisi.

Baca Juga: Proyek Miliaran Tak Transparan, Anggaran Desa Penambangan Diduga Diselewengkan

“Semoga Sarasehan Anggoro Kasih menjadi sebuah arena diskusi untuk menggali nilai nilai luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat dipahami dan diinternalisasikan nilai-nilai budaya spiritual dan kearifan lokalnya,” pungkas Sjamsul. 

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU