Recovery Rate di RSLI dan Asrama Haji Diatas 70 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 15 Mar 2021 21:40 WIB

Recovery Rate di RSLI dan Asrama Haji Diatas 70 Persen

i

Para pasien yang telah dinyatakan sembuh dari perawatan di RS Lapangan Indrapura Surabaya, Senin (15/3/2021) kemarin. SP/Semmy

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Minggu (14/3/2021) menyebut bahwa kasus Covid-19 di Jawa Timur mulai terus menunjukkan tren menurun. Hal ini dilihat dari positivity rate dan recovery rate di beberapa rumah sakit rujukan di Jatim.

Baca Juga: Khofifah: Alhamdulillah Program Kami Efektif

Tak heran, dua rumah sakit rujukan milik pemerintah sejak Senin (15/3/2021) juga mengalami penurunan kasus. Bahkan, tingkat kesembuhan mulai meningkat. Setidaknya, dari kasus positif yang dirawat di RSLI sebanyak 6.949 pasien, yang dinyatakan sembuh sudah 6.627 pasien. Tinggal 322 pasien yang masih dirawat. Sedangkan di Hotel Asrama Haji, tempat perawatan pasien Covid-19, kini tinggal 43 pasien yang sedang dirawat.

"Yang meninggal 1 orang, itu pun pasien kritis. Dan kemarin kita baru saja mewisudakan 17 orang," kata ketua relawan pendamping Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 Rumah Sakit Lapangan Indrapura (PPKPC-RSLI) Radian Jadid, Senin (15/03/2021).

Menurut Radian, tingkat kesembuhan yang tinggi di RSLI ini terjadi akibat program pendekatan pasien yang dilakukan oleh mereka tak hanya menitikberatkan pada pasien namun juga kepada pasien.

Pasien yang ditangani katanya, harus benar-benar terbebas dari tekanan pikiran. Hal yang sering ditemukan, pasien yang terkonfirmasi positif biasanya merupakan tulang punggung keluarga. "Jadi kalau dia positif dan di rawat di sini, pasti akan kepikiran orang dirumahnya makan apa, kebutuhan sehari-hari mereka seperti apa," jelasnya

 

Program Pendampingan

Oleh karenanya, selain layanan medis, Radian juga membentuk program Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKPC) yang diketuai olehnya. Guna menyukseskan program ini, ia merekrut setidaknya 27 orang relawan dengan berbagai profesi.

Tugas utama dari para relawan ini berupaya menyembuhkan pasien  dari aspek non medis seperti masalah sosial, ekonomi dan psikologisnya. "Banyak yang sudah sembuh mau pulang gak dibolehkan sama lingkungannya. Bahkan ada pasien kita yang setelah sembuh, ingin pulang ditolak sama anaknya sendiri," ucapnya.

Pendampingan yang diberikan pun kata Jadid adalah dengan menyiapkan lingkungan dimana pasien akan dipulangkan. "Sehingga ketika pasien pulang, kondisi lingkungan sudah kondusif dan mau menerima mereka,"

Baca Juga: Khofifah : Antusiasme Warga jadi Penentu Masa Depan Bangsa

 

Tingkatkan Imun

Terpisah, Kepala Asrama Haji Surabaya, Sugianto memaparkan pasien yang sedang dirawat saat ini sudah berkurang jauh jika dibandingkan jumlah pasien per tanggal 21 Februari 2021 yang berjumlah 353 orang.

“Kami mengapresiasi semua unsur Pemerintah Kota Surabaya. Kesabaran dan keramahan mereka menambah imun pasien sehingga cepat sembuh,” kata Sugianto.

Dia menceritakan, rata-rata pasien yang dirawat di Hotel Asrama Haji selalu membicarakan bagaimana cara meningkatkan imun, rata-rata memesan makanan secara online. “Rata-rata, setiap sepuluh menit ada yang mengantarkan makanan,” tuturnya.

Sebenarnya, Pemerintah Kota Surabaya sudah menyediakan makanan tiga kali sehari. Sebelum makanan dibagikan, ada tim Dinas Kesehatan yang memeriksa. “Awalnya petugas mendatangi setiap kamar, ketemu pasien, kontak, ada risiko. Jadi di rapat gugus tugas kami usul ditaruh lobi, diklakson.”

Baca Juga: Khofifah: Jatim Pusat Kemenangan Prabowo

 

Taat Prokes

Menurut Sugianto selama setahun, Hotel Asrama Haji digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan, pegawainya tidak ada yang terpapar. Upaya pencegahaan penularan Covid-19 yang utama adalah taat protokol kesehatan.

“Alhamdulillah sudah setahun berdampingan dengan penderita Covid-19 tidak ada satu pun yang tertular karena menerapkan protokol kesehatan ketat dan separuh masuk separuh libur. Pemeriksaan swab dilakukan setiap 10 hari sekali karena masuk kontak erat,” kata dia.

Hal yang penting selain menjalankan prokes ketat, menurut Sugianto adalah menjaga imun. “Di Asrama Haji ada slogan harus gembira. Saya selalu memotivasi jangan abai. Kalau ada yang agak capai atau kurang sehat, saya suruh istirahat,” jelasnya. sem/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU