Rekoneksi Pendidikan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 27 Sep 2021 20:02 WIB

Rekoneksi Pendidikan

i

Michael Zeberandus Mustamu, S.Sos. , M.H.

SUDAH hampir 2 tahun pandemi melanda dunia. Sejak saat itu pula aktivitas terpaksa dihentikan, semua fokus pada penyebaran virus yang semakin massive saat itu. Indonesia dengan rakyat berjumlah 270 juta orang jelas menjadi tantangan. Menambah kompleksitas tantangan geografis nusantara yang terdiri dari puluhan ribu pulau. Besaran anggaran yang disiapkan oleh pemerintah untuk menangani pandemi ini sudah sebesar Rp. 744,75 Triliun baik untuk sektor kesehatan, ekonomi maupun pendidikan.

Hampir seluruh sektor terpukul oleh adanya virus covid-19 ini. Pendidikan termasuk yang sangat terkena dampaknya. Metode pembelajaran juga dituntut harus menyesuaikan keadaan. Semua pihak dipaksa untuk siap menghadapi cara baru. Baik guru maupun murid harus sama-sama mencari cara agar pendidikan tidak berhenti. Metode belajar mengajar pun dilakukan melalui Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ). Meskipun tidak ideal, namun hanya itu pilihan di saat merebaknya virus covid-19. 

Baca Juga: Jelang MPLS 2023, SMP Tenggilis Jaya Surabaya Hanya Punya 1 Siswa

Berbagai kendala ditemui di awal fase penyesuaian tersebut, mulai dari koneksi internet, spesifikasi gawai, materi yang disampaikan tidak optimal, kondisi rumah guru maupun siswa yang kurang mendukung proses belajar mengajar, hingga masih banyak yang gagap teknologi. Namun semua harus bergerak cepat, agar bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru tersebut. Guru dan murid harus lebih kreatif dan proaktif. 

Meskipun begitu ada satu poin yang tidak bisa tergantikan yaitu koneksi personal. Sebagai makhluk sosial, pertemuan secara langsung mempengaruhi banyak hal. Mulai dari rasa percaya, emosional, empati, simpati, tanggung jawab dan masih banyak lagi. Dalam proses PJJ, sangat membatasi koneksi secara personal. Pandemi yang belum bisa diprediksi kapan akan usai, banyak pengamatan pendidikan yang mengkhawatirkan adanya lost generation. 

Jumlah kasus positif di Indonesia terus menurun. Pemerintah juga sudah mulai melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Beberapa sekolah juga sudah mulai melakukan uji coba Pembelajaran Tatap Muka ( PTM ). 

Kembali lagi bahwa jika PTM sudah berjalan ataupun yang masih hybrid yakni PJJ dan PTM, yang harus dijadikan fokus utama adalah menyambungkan kembali koneksi antara guru dan murid yang selama hampir dua tahun ini sempat tidak tersentuh. Dengan koneksi yang terbangun maka jalur komunikasi, pengawasan dan transfer ilmu akan jauh lebih efektif daripada sebelumnya.

Dengan lebih mengenal satu sama lain, baik guru dengan siswa maupun antar sesama siswa akan membangun kembali support system dalam menunjang pendidikan yang berkualitas. Memang hal ini juga tidak mudah. Dua belah pihak tetap harus dituntut lebih proaktif. 

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

Namun sebagai makhluk sosial, proses menyambungkan kembali koneksi antar manusia pasti lebih cepat karena sama-sama ingin menjalin komunikasi maupun kehidupan sosial secara berkelompok.

Maka dari itu, fokus utama jika PTM benar-benar sudah bisa berjalan normal maka rekoneksi inilah yang harus kita tekankan bersama. Menjalin relasi yang selama ini terhalang selama PJJ. Kita semua paham bahwa siapapun pasti sudah ingin melakukan PTM agar kembali normal.

 

Baca Juga: Awas Covid-19 Varian Kraken, Tingkat Penularannya Cepat

    Michael Zeberandus Mustamu, S.Sos. , M.H.

 

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU