Rela Jual Mahar, Kini Eksis Lewat Kerajinan Tangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 01 Agu 2021 12:27 WIB

Rela Jual Mahar, Kini Eksis Lewat Kerajinan Tangan

i

Andi Susilo sedang melekatkan warna prada emas di media lem tembak. SP/ TRG

SURABAYAPAGI.com, Trenggalek - Sejak kemunculan Covid-19 tahun lalu, kondisi perekonomian keluarga Andi Susilo bernasib sama seperti masyarakat lainnya. Ia bahkan rela menjual mahar pernikahan untuk menambah kebutuhan sehari-hari di masa pandemi Covid-19 ini. Dirinya pun bergantung dengan usaha kerajinan prada emasnya yang dipelajarinya secara otodidak.

Selain itu, Andi juga terpaksa menjual beberapa benda yang bernilai. Seperti kompresor, gerinda, handphone, hingga mahar pernikahannya. Namun, keluarga Andi masih bertahan hingga pandemi yang sudah berumur 1,5 tahun ini.

Baca Juga: Gapoktan di Trenggalek Bagikan Ribuan Liter POC Gratis

Namun, kreativitas Andi di bidang seni datang secara otodidak. Bermodal pengalaman, secara telaten Andi sering membuat karya lukis wajah dengan menggunakan pensil. Puluhan karya pernah dia buat, tapi masa-masa itu Andi belum menyadari jika bakatnya bisa digunakan untuk mencari pundi-pundi rupiah.

Berulang kali gagal, mengingatkan Andi pada bakat berkreativitasnya. Berbeda dengan dulu yang sebatas meneruskan hobi. Kini, pria ramah itu memanfaatkan hobi untuk menambah ekonomi keluarganya. "Mural bak truk-pikap, melukis wajah, hingga membuat prada emas. Apa saja selagi saya mampu, akan saya kerjakan," ungkapnya.

Baca Juga: 4 Titik yang Tertimbun Longsor di Trenggalek Dibuka

Secara ekonomi, profesi jasa kerajinan yang dilakoni Andi belum berbuah manis karena terbatas jangkauan pasar. Andi sudah mencoba memasarkan jasanya melalui jejaring sosial. Namun, respons netizen masih sebatas bertanya atau belum mengarah pada pemesanan.

"Masih beberapa minggu ini saya mulai aktif lagi. Alhamdulillah ada yang pesan prada emas ketika saya promosikan lewat grup WhatsApp," ucapnya. Karya-karya prada emas buatan Andi dibanderol mulai Rp 350-650 ribu. Perbedaan harga tergantung besar-kecilnya ukuran sampai dengan tingkat kerumitan.

Baca Juga: Harga Gabah di Trenggalek Turun

Pembuatan prada emas ternyata menyimpan risiko. Andi mengaku membutuhkan tingkat kehati-hatian utamanya saat melukis huruf maupun gambar dengan lem tembak. Hal itu karena ketika membuat kesalahan, prada emas tak bisa diperbaiki. Jadi karya itu terpaksa harus diganti.

Belum lagi kertas prada tak bisa diperlakukan serampangan. Ketika lem tersentuh tangan atau terkena debu, warna kertas prada tak dapat melekat sempurna. Untuk itu, jeda waktu usai proses pengeleman harus langsung masuk proses pewarnaan. "Pembuatan untuk satu karya biasanya dua hari sudah selesai," ungkapnya. Dsy10

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU