Risma, Terendus Ingin Jadi Gubernur DKI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 06 Jan 2021 21:33 WIB

Risma, Terendus Ingin Jadi Gubernur DKI

i

Menteri Sosial Tri Rismaharini saat menemui tuna wisma di sepanjang kawasan elit Jalan MH Thamrin dan Jalan Sudirman Jakarta, Senin (4/1/2021) lalu.

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta – Aksi blusukan yang belakangan ini kerap dilakukan Menteri Sosial (Mensos) Risma di sejumlah wilayah DKI Jakarta, dicurigai hanya untuk mencari simpati publik atau pencitraan guna mengincar kursi Gubernur DKI. “Ya itu yang beliau (Risma) ingin tempuh (DKI 1) kelihatannya,” ungkap aggota Komisi VIII DPR Fraksi PKS, Bukhori , di Jakarta, Rabu (6/1/ 2021).

Baca Juga: Yusril tak Khawatir Hadapi Saksi Kapolda yang Diajukan PDIP

Menurutnya, jika benar Risma mengincar kursi Gubernur DKI Jakarta, maka seharusnya mantan wali kota Surabaya itu tidak usah jadi menteri. “Tapi kalau begitu jangan jadi menteri,” tegasnya.

 

Blusukan Risma tak Laku

Bukhori juga menilai bagaimanapun gaya Risma melakukan pencitraan dengan gaya blusukan, hal tersebut tidak akan mempengaruhi warga Jakarta.

Pasalnya, kata Bukhori, gaya blusukan Risma sudah tidak laku untuk menggaet simpati warga Jakarta. “Lagian blusukan sekarang sudah gak laku bagi masyarakat Jakarta. Karena mereka sudah harus belajar dari pendahulu-pendahulunya,” ujarnya.

Diketahui, Menteri Sosial Tri Rismaharini setelah pelantikan brajin blusukan di sekitar kawasan Jakarta. Saat blusukan, Risma mengajak masyarakat Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) untuk mau tinggal di penampungan sementara.

Saat blusukan, Mantan Wali Kota Surabaya ini juga terlihat menyusuri jalur pedestrian Jalan Thamrin di sisi kanan Plaza UOB, Jakarta Pusat.

Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Kementerian Sosial (Kemensos), Herman Kuswara mengatakan tujuan Risma rajin blusukan lantaran ingin melakukan pemetaan permasalahan sosial. “Yang pertama ingin melakukan pemetaan permasalahan-permasalahan sosial yang aktual dan faktual. Sehingga ibu istilahnya dengan blusukan, melihat beberapa titik itu sebetulnya ingin memotret sejauh mana permasalahan sosial yang ada dan berkembang saat ini, yang memiliki urgensi untuk segera ditangani kan itu,” kata Herman.

Ia pun mengungkapkan bahwa Mensos Risma ingin melihat secara langsung kondisi di lapangan guna menganalisis kebijakannya berdasarkan fakta.

“Tentunya Bu Menteri ini ingin melihat secara langsung, sehingga melihat secara langsung paling tidak istilahnya dalam melakukan analisis kebijakannya betul-betul berdasarkan fakta dan kondisi di lapangan yang sesungguhnya gitu,” ujarnya.

 

Aksi Risma Patut Diberi Jempol

Politisi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengapresiasi aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang kerap terjun ke lapangan dan menemui Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di sejumlah titik di Jakarta.

Gilbert mengatakan, aksi Risma patut diacungi jempol dan harus ditiru pejabat lain. Kata dia, tidak baik kalau pejabat jarang atau bahkan sama sekali tidak turun ke lapangan menemui warga dan hanya mengandalkan narasi untuk menghadapi persoalan.

Baca Juga: PDIP Minta Pemilu Ulang

"Blusukan adalah hal yang baik dan patut ditiru. Yang tidak baik adalah jarang blusukan. Apalagi menyelesaikan sesuatu dengan narasi tanpa aksi," kata Gilbert, Rabu (6/1/2021).

Aksi bluskan Mensos Risma menemui para gelandangan di Jakarta, menurut Gilbert adalah hal wajar dan merupakan kegiatan yang selayaknya dilakukan oleh seorang Menteri Sosial. Dengan melihat masalah yang di sekitar, maka Risma bisa menakar masalah kesenjangan sosial yang terjadi di level nasional.

 

Blusukan Ketiga Kalinya

"Melakukan blusukan ke lingkungan sekitar kantor dan menemukan adanya yang tidak sesuai tidaklah masalah. Secara logika, bagaimana seorang Menteri melihat persoalan nasional, sedangkan yang di depan mata saja tidak dia ketahui," tegasnya.

Gilbert berharap, pejabat publik ataupun politisi bisa meniru langkah yang dilakukan Risma belakangan ini. Pejabat atau politisi kata dia harus bisa menunjukkan kinerja terbaik kepada masyarakat.

"Saya berharap para politisi menunjukkan sikap dewasa, bukan kekanak-kanakan seakan mainannya terganggu. Sikap terbaik yang harus mereka tunjukkan adalah menunjukkan kinerja, karena tujuan berpolitik adalah untuk menyejahterakan rakyat. Kalau kinerja mereka baik dilihat rakyat, tidak ada yang mampu mengubah persepsi masyarakat," tuturnya.

Aksi blusukan Risma di DKI Jakarta langsung mendapat sorotan publik. Risma sejak ditunjuk menjadi Mensos oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan Desember 2020 lalu langsung tancap gas. Aksi blusukannya sudah menjadi pekerjaan rutin Risma ketika menjabat Wali Kota Surabaya.

Baca Juga: Hasto: Pelaporan Ganjar ke KPK Bentuk Intimidasi, PDIP Semakin Diintimidasi, Semakin Kami Melawan

Pada Senin (4/1/2021) lalu Risma blusukan untuk yang ketiga kalinya. Dia menemui sejumlah gelandangan yang sedang mangkal di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat.

Risma berjanji bakal memberikan tempat tinggal dan pekerjaa bagi para gelandangan yang ditemuinya. Bahkan beberapa gelandangan yang berasal dari luar daerah berhasil di bujuk agar pulang dan menetap di kampung halaman mereka.

 

Wagub DKI Kaget

Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengaku baru mendengar ada  tunawisma di sekitar kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat. Menanggapi temuan Risma, Wagub DKI Jakarta, kaget. "Terkait dengan adanya tunawisma di Jalan Sudirman-Thamrin, memang saya sendiri sudah hidup di Jakarta sejak umur 4 tahun baru dengar ada tunawisma di Jalan Sudirman Thamrin," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2021).

Riza mengatakan pihaknya telah memerintahkan jajaran untuk mengecek temuan Risma tersebut. Meski demikian, Riza mengaku ada tunawisma di wilayah lain di Ibu Kota.

"Kami, saya, Pak Gubernur memerintahkan langsung Kadinsos untuk mengecek siapa orangnya, kenapa ada di situ. Setahu kami jalan ke Jalan Sudirman-Thamrin itu cukup jauh. Kalau ada di pinggiran-pinggiran, ada betul. Kalau ada di kolong jembatan, betul masih ada. Di seluruh Indonesia, di kota, ada orang yang belum memiliki rumah, mencari tempat berteduh tinggal di tempat yang paling baik dan paling enak, di antaranya tempat yang paling enak bagi tunawisma adalah di kolong jembatan, kalau kita ke kota-kota di seluruh Indonesia bahkan, mana mungkin, di negara lain juga ada tunawisma yg memang tinggal berteduh di kolong-kolong jembatan," katanya. erc/jk/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU