Sambo, Jenderal Suka Nangis dan Bagi Uang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 12 Agu 2022 20:30 WIB

Sambo, Jenderal Suka Nangis dan Bagi Uang

Kuasa Hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, Dengar Ferdy Sambo, Siapkan Dana Tutup Mulut Sebesar Rp 5 miliar

 

Baca Juga: Dua Pelaku Pembunuhan di Pakis Berhasil Diringkus Satreskrim Polres Malang

 

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Ferdy Sambo, Jenderal Polisi bintang dua, setelah perintah eksekusi mati Brigadir J, suka nangis dan bagi-bagi uang. Mantan Kadiv Propam ini siapkan dana Rp 5 miliar untuk menutup ajudan dan anggota yang tahu perbuatannya. Bharada E dijanjikan uang Rp 1 miliar, tapi sampai kini belum direalisasikan. Juga Brigjen Hendra Kurniawan, eks Karopaminal Propam Polri yang juga terimbas dinonaktifkan karena berada di pusaran.

Demikian fakta dan data yang dihimpun Surabaya Pagi Jumat (12/8/2022) dari advokat Deolipa Yumara, advokat Kamarudin Simandjuntak dan Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu.

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi, mengungkapkan petugas LPSK sempat disodori amplop usai bertemu Irjen Pol Ferdy Sambo.

 

Amplop Uang Tebalnya 1 Cm

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasar ribu menyampaikan, ada dua petugas LPSK yang menyambangi kantor Div Propam Polri. Dalam pertemuan dengan Irjen Ferdy Sambo, membicarakan terkait permohonan perlindungan untuk Bharada Richard Eliezer alias Bharada E dan juga istrinya, Putri Candrawathi.

Usai pertemuan, salah satu petugas pergi untuk melaksanakan salat, sehingga di dalam ruangan hanya ada satu petugas LPSK. Dalam kesempatan itu, amplop berwarna coklat pun diserahkan.

“Pada saat kesempatan tersebut, salah seorang staf berseragam hitam dengan garis abu-abu, menyampaikan titipan/pesanan ‘Bapak’ untuk dibagi berdua diantara Petugas LPSK. Staf tersebut menyodorkan sebuah map yang didalamnya terdapat dua amplop coklat dengan ketebalan masing-masing 1 cm,” kata Edwin kepada wartawan, Jumat (12/8/2022).

 

Janjikan Bharada E Rp 1 M

Juga Bharada E melalui kuasa hukumnya Deolipa Yumara mengaku, dijanjikan akan diberikan uang Rp1 Miliar oleh Putri Candrawathi (PC) dan suaminya Irjen Ferdy Sambo. Imbalan ini diberikan karena telah mengeksekusi Brigadir J hingga meninggal.

“Uang akan diberikan Putri Candrawathi sebulan kemudian saat kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, di SP3 atau dihentikan penyidikannya oleh polisi. Tapi hingga saat Bharada E tidak menerima uang tutup mulut dari Ferdy Sambo,” jelas Deolipa Yumara .

 

Nangis ke Komisioner Kompolnas

Menko Polhukam, Mahfud MD ungkap sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J. Termasuk sejumlah fakta yang belum diketahui publik.

“Ada pra kondisi, hari Senin, Komisioner Kompolnas dipanggil Sambo ke kantornya. Hanya untuk nangis kepada kompolnas," kata Mahfud MD, dalam keterangannya, Jumat, (12/8/2022).

Dalam pertemuan itu, Ferdy Sambo tidak menceritakan apapun. Hanya memanggil Kompolnas dan menangis. Tujuannya mempengaruhi secara psikologis. “Saya teraniaya, kalau saya sendiri ada di situ saya, saya tembak habis dia," tutur Mahfud MD menceritakan kejadian tersebut, di Podcast Deddy Corbuzier.

Di pertemuan itu, Ferdy Sambo hanya mengaku dirinya terhina dan didzalimi. Tetapi tidak menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi. Mahfud MD menyebut ada jebakan psikologis yang yang dilakukan Ferdy Sambo terhadap orang-orang tertentu untuk mendukungnya setelah pembunuhan Brigadir J.

Baca Juga: Dipenuhi Kejanggalan, Saksi Perampokan Tragis di Desa Imaan Gresik Ditemukan Tewas di Kebun Jagung

Bahkan Ferdy Sambo sampai nangis-nangis demi meyakinkan orang-orang tertentu untuk mempercayai skenario pembunuhan Brigadir J yang awalnya disebut tembak menembak itu

 

Ferdy Siapkan Rp 5 M

Kuasa Hukum Brigadir J advokat Kamaruddin Simanjuntak, malah mendengar Ferdy Sambo, siapkan dana tutup mulut sebesar Rp 5 miliar.

“Kalau saya dapat informasinya dana yang disiapkan Rp 5 Miliar. Jadi selain ke tersangka juga disiapkan untuk ke orang di institusi lain," kata Simandjuntak

 

Nyanyian Istri Brigjen Hendra

Istri Brigjen Hendra Kurniawan, buka suara, setelah suaminya ikut dinonjobkan dan di sel di Mako Brimob. Hendra diduga sosok yang melarang pihak keluarga Brigadir J untuk membuka peti jenazah. Seali Syah, istri Hendra,menyanyi” melalui postingan Instagram pribadinya.

Wanita yang berprofesi sebagai pengacara tersebut tampak meluapkan kekesalannya atas kasus yang menyeret suaminya ini. Seali Syah menyebut suaminya salah satu korban skenario yang dibuat oleh mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Brigjen Hendra Kurniawan diduga melanggar kode etik dalam kasus Brigadir J.

 

Sambo Gali Kebohongan Terus

Baca Juga: Dituduh Curi 2 Dus Mie Instan, Pria Asal Cimahi Tewas Dikeroyok Massal

“Seharusnya Irjen Ferdy, saaat ini masuk kamar, suruh dia merenung, bertaubat, supaya tidak capek bikin bohong-bohongan," pinta Kuasa Hukum Brigadir J alias Nofryansyah Yosua Hutabarat, Kamaruddin.

Simanjuntak menilai Irjen Ferdy Sambo berbohong terkait alasannya yang melakukan pembunuhan berencana terhadap Yoshua. “Jadi begini, kalau istri mu sudah dilecehkan di Magelang, kamu sebagai Kadiv Propam mungkin enggak kamu kasih istrimu dikawal orang yang sudah melecehkan balik ke Jakarta," kata Kamaruddin saat dihubungi wartawan, Jumat (12/8/2022).

Simanjuntak menuding Sambo tengah menggali kebohongan untuk menutupi kebohongan lainnya. “Tidak ada orang yang menyerahkan istrinya untuk dikawal orang yang telah melecehkan istrinya kecuali Ferdy Sambo. Itu enggak masuk akal. Anak SD saja bisa mencerna," ujar Kamaruddin.

Kejanggalan pernyataan Sambo lainnya adalah ketika peristiwa awal disebutkan bahwa pelecehan dilakukan di rumah dinas Sambo di Duren Tiga dan dilaporkan ke Polrestro Jakarta Selatan. “Sekarang jadi bergeser ke Magelang. Ini namanya mabuk tanpa minum," kata dia.

Maka dengan berubahnya keterangan tersebut, Simandjuntak mempertanyakan laporan awal yang dibuat kepolisian sendiri, padahal kejadian itu terjadi di Magelang.

“Kenapa dia bikin laporan di Jaksel kalau kejadiannya di Magelang. Kenapa dia tidak perintahkan Kabid Propamnya untuk menangkap Yosua waktu di Jawa Tengah sana," ujarnya.

Kamaruddin juga mempertanyakan sikap Sambo yang malah membiarkan istrinya dikawal oleh Brigadir J meski dia tahu sang istri mendapat pelecehan dari Brigadir J.

"Malah istrinya dikawal-kawal dengan baik dan tidak masalah sampai Jakarta, itu ngawur itu. Itu karena dia sudah terpojok, sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi. Karena sudah terang benderang dia ada di lokasi, tidak benar dia test PCR. Maka dia ciptakan lagi alibi-alibu lainnya yang lebih konyol," kata dia.

Kamaruddin meminta Sambo untuk merenungkan sikapnya agar tidak terus berbohong untuk menutupi motif di balik pembunuhan berencana itu.

Sebelumnya, Ferdy Sambo menitipkan pesan yang ditujukan untuk seluruh masyarakat, lewat pengacaranya Arman Hanis. Pesan itu dibacakan Arman saat ditemui awak media di rumah Sambo di Jalan Saguling III, Duren Tiga Barat, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis malam, usai menjalani pemeriksaan oleh Timsus.

Lewat pesan itu, Ferdy Sambo menyampaikan permohonan maaf secara khusus kepada institusi Polri, terutama kepada pihak-pihak yang terdampak langsung. Dia menyadari, perbuatannya telah memperburuk citra Polri di mata masyarakat. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU