Sejumlah Anggota DPR Nyaman dan Aman Disuntik Vaksin Nusantara

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 23 Apr 2021 12:59 WIB

Sejumlah Anggota DPR Nyaman dan Aman Disuntik Vaksin Nusantara

i

Sejumlah Anggota DPR telah resmi menerima suntikan dendritik imunologi atau Vaksin Nusatara. SP/ JKT

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Sejumlah anggota DPR telah resmi menerima suntikan dendritik imunologi atau yang bisa dikenal Vaksin Nusatara. Sebanyak 11 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjalani suntik vaksin Nusantara di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Sejumlah anggota dewan yang telah disuntik Vaksin Nusantara antara lain Dasco Sufmi Ahmad, Emanuel Melkiades Laka Lena, Saleh Partaonan Daulay, Firman Subagyo dan istri. Selain itu ada juga Anas Tahir, Saniatul Lativa, Sri Meliyana, Arzeti Bilbina, Nihayatul Wafiroh, Robert Kardinal, Adian Napitupulu.

Baca Juga: PAN dan Golkar Ingatkan Hak Angket dengan Peta Politik di DPR

Salah satu anggota DPR, Anas Tahir mengaku merasa nyaman setelah disuntik Vaksin Nusantara. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada  mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebagai penggagas vaksin Nusantara. "Setelah divaksin saya merasa nyaman, terima kasih Pak Dokter Terawan," kata Anas, Jumat (23/4/2021).

Dasco yang merupakan politisi Gerindra mengatakan, sebelum disuntik ia menjalani proses pemeriksaan tekanan darah dan suhu darah saturasi. Darahnya pun diambil untuk pengecekan ulang sebelum disuntik.

"Saat saat yang dinantikan oleh saya sendiri terutama akan disuntik dendritik imunologi nusantara. Pencocokkan antara barcode yang di ambil pada saat pengembalian darah untuk dijadikan cairan vaksin lalu kemudian ini sekarang sedang di cocokkan" kata politisi Gerindra itu.

Baca Juga: Dugaan Perselingkuhan Anggota DPR, MKD Diminta Ambil Tindakan

Tak lama, Terawan langsung menyuntikkan vaksin Nusantara melalui lengan kanan Dasco. "Rasa sedikit seperti digigit semut. Dan sudah selesai alhamdulillah. Sakit gak ketua?," tanya pengambil video. "Tidak sakit," ungkap Dasco. 

Vaksin Nusantara disepakati hanya dilakukan guna kepentingan penelitian dan pelayanan. Artinya, proses vaksin Nusantara ini bukan uji klinis vaksin untuk dimintakan izin edar oleh BPOM. Tim peneliti vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto menargetkan proses penelitian vaksin virus corona berbasis sel dendritik ini rampung dalam 2,5 bulan.

"Untuk penelitian yang sekarang ini kurang lebih sekitar 2,5 bulan. Selesai penelitian kami akan audit sesuai dengan Good Clinical Practice (GCP) atau tidak. Kemudian kami akan lengkapi semua, pelaporan dan evaluasi," kata Peneliti Utama Vaksin Nusantara, Kolonel Jonny.

Baca Juga: CEPI dan Bio Farma Berkolaborasi untuk Dorong Percepatan Produksi Vaksin

Sementara itu, penyuntikan Vaksin Nusantara berlanjut meski Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tidak memberikan izin vaksin buatan mantan Menkes Terawan Agus Putranto dilanjutkan ke uji tahap II. BPOM menilai pengujian vaksin tersebut tidak memenuhi standar-standar yang berlaku.

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito enggan berkomentar ketika ditanya soal konsekuensi kesehatan, apabila vaksin yang dibuat dari sel dendritik itu terus berlanjut tanpa sesuai standar yang berlaku. Dsy17

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU