Home / Pemerintahan : Apa Kabar Rasiyo

Sekdaprov Era Gubernur Soekarwo Kembali di Dunia Pendidikan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 07 Feb 2021 15:28 WIB

Sekdaprov Era Gubernur Soekarwo Kembali di Dunia Pendidikan

i

Rasiyo saat rapat bersama dengan sejumlah pengajar di  Sekolah Kreatif An Nur Surabaya. Berlokasi di Semolowaru 96-98 Surabaya.SP/SOLICHAN ARIF.

 

Lama tak terdengar kabarnya, Sekdaprov Jawa Timur era Gubernur  Soekarwo (2009 – 2019) ternyata kembali lagi ke dunia pendidikan. Mantan Kepala Dinas Pendidikan Jatim ini menjadi penasihat di Yayasan Dwi Darma. Pada Surabaya Pagi ia bercerita bagaimana Sekolahnya menangani pembelajaran di masa pandemi, sebuah situasi pelik yang tengah kita hadapi bersama.Berikut laporan wartawan Surabaya Pagi, Sholihan Arif

Baca Juga: Stanford Soal Bangun Pusat Riset di IKN, OIKN: Sudah Teken MoU, Dimulai Mei 2024

 SURABAYAPAGI,Surabaya - Dunia pendidikan yang tengah digeluti Rasiyo itu tepatnya adalah di Sekolah Kreatif An Nur Surabaya. Berlokasi di Semolowaru 96-98 Surabaya, tepatnya di kompleks perumahan Semolowaru Selatan III. Sekolah ini bernaung dibawah Yayasan Dwi Darma. Sebuah Yayasan yang menyelenggarakan kegiatan Belajar Mengajar untuk jenjang Pendidikan Play Group (PG), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Rasiyo, menceritakan, jika sekolah ini menyelenggarakan Pendidikan yang berkarakter islami dalam mengembangkan potensi siswa didik. Hal ini dilakukan agar siswa-siswi An Nur menjadi generasi robbani yang berakhlak karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.

“Untuk mencapai tujuan visi tersebut, Sekolah Kreatif menerapkan tiga kurikulum Pendidikan, yaitu kurikulum nasional, yang sekarang K13, kemudian Madin atau diniyah dan kurikulum internasional dengan sistem pengajaran dengan metode Cambridge,” ujar Rasiyo pada Surabaya Pagi, Kamis,(4/2/2021).

Sekdaprov Jatim era Gubernur Soekarwo ini menjelaskan pengaplikasian tiga kurikulum tersebut diharap bisa mempersiapkan anak menghadapi era modern. Kurikulum madin mendapat porsi yang cukup banyak dalam tiap minggunya, yaitu 9 Jam pelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan pondasi karakter islami yang kuat pada anak.

Sementara untuk kurikulum internasional dengan metode Cambridge, di Sekolah kreatif An Nur untuk sementara masih mendapat porsi yang sedikit, yaitu dua kali dalam satu minggu. Untuk pembelajaran dengan kurikulum Cambridge ini, Rasiyo mengatakan bahwa pihaknya bekerjasama dengan Eduhap sebagai Lembaga penyelenggara tutorial pembelajaran dengan kurikulum Cambridge di Indonesia.

“Kami bekerjasama dengan Eduhap, sekarang ada kantor perwakilannya di Jakarta. Sistem pembelajarannya menggunakan metode tutorial dan Bahasa pengantarnya adalah Bahasa Inggris. Tutorial ini hanya untuk dua pelajaran, yaitu matematika dan ipa,” bebernya.

Kemudian, bagaimana dengan pembelajaran daring di Sekolah Kreatif An Nur Surabaya?

Rasiyo menjelaskan pembelajaran daring sudah dilaksanakan di Sekolah Kreatif An Nur Surabaya sejak awal, tepatnya mulai 19 Maret 2020.

“Pembelajaran daring ini dilaksanakan untuk mendukung program pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. Dalam sistem daring, guru memberikan materi pembelajaran menggunakan metode online dengan aplikasi zoom, WA, google form, classroom dan lainnya,” jelasnya 

Dalam pembelajaran daring, tambahnya, siswa diharapkan selama di rumah tetap melakukan aktivitas positif. Aktivitas tersebut berupa kegiatan pembelajaran yang sama seperti saat di sekolah, dengan catatan pemberian materi ini tidak memberatkan siswa dan orang tua.

Selanjutnya, dalam pelaksanaan daring ini, seperti sekolah lainnya, Sekolah Kreatif An Nur juga mengalami kendala dalam pelaksanaan.

Baca Juga: Dinas Pendidikan Jatim Lakukan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan

“Kendala itu pasti ada, apalagi perubahan pembelajaran ini bisa dikatakan mendadak. Bagi sekolah kami mungkin tidak mengagetkan karena sebelum pandemic pun sistem pembelajaran di sekolah sudah semi daring, bedanya dulu siswa bersama guru dan teman-temannya memakai fasilitas di sekolah dan bersama-sama. Sekarang harus terpisah lokasi dan menggunakan perangkat masing-masing,” lanjutnya.

Masih menurut Rasiyo, kondisi setiap keluarga siswa pasti berbeda. Ada sebagian dari mereka yang sudah memberikan gawai kepada anaknya, ada juga yang belum karena keterbatasan. Ada juga siswa yang rumahnya sulit jangkauan sinyal jika untuk zoom, dan permasalahan lainnya.

Rasiyo bersama warga sekolah dalam menghadapi perubahan ini, melakukan beberapa kegiatan, diantaranya adalah memperbaiki sarana dan fasilitas di sekolah, melakukan pemantauan rutin serta melibatkan peran komite dan orang tua.

Perbaikan sarana dan fasilitas yang dimaksud adalah dengan menyediakan tambahan akses wifi di sekolah. Hal ini dilakukan karena selama pandemic, meskipun siswa belajar di rumah, guru tetap masuk, hanya jam nya yang dikurangi.

“Siswanya sekolah dari rumah, tapi untuk An Nur, gurunya tetap masuk. Ini dilakukan agar mengoptimalkan pembelajaran dan pemantauan. Ini juga merupakan bentuk maksimal dan profesionalnya kami memberikan pelayanan pembelajaran kepada siswa didik kami,” terangnya.

Rasiyo menambahkan, pihaknya juga memberikan fasilitas pembelajaran luring (luar jaringan) untuk siswa yang mengalami kendala, baik perangkat dan atau pemahaman materi. Pembelajaran luring ini dilakukan dengan siswa datang ke sekolah untuk belajar kepada guru bidang studi yang dia butuhkan.

Dalam pembelajaran luring itu, Rasiyo mengatakan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Siswa yang belajar luring di sekolah tidak lebih dari dua jam dan tidak dalam jumlah banyak, jadi seperti privat. Selain itu juga menggunakan masker dan tetap menjaga jarak aman.

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Lantik Bobby Soemiarsono Jadi Pj Sekdaprov Jatim

“Sebenarnya berisiko, tetapi pembelajaran luring ini merupakan solusi bagi siswa yang memiliki keterbatasan agar mereka tetap bisa mengikuti sekolah di masa pandemi ini,”katanya.

Sementara itu, tentang pemantauan pembelajaran, ada beberapa aktivitas yang dilakukan Rasiyo. Pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur ini mengatakan bahwa pemantauan itu diberlakukan untuk guru, siswa, dan orang tua. Jadi, bukan hanya siswanya saja yang dipantau, tetapi seluruh elemen yang berperan dalam pembelajaran daring.

Untuk para guru, lanjutnya, adalah dengan mewajibkan guru tetap datang ke sekolah serta dengan melaporkan hasil pembelajaran harian dan rencana pengajaran mingguan. Hal ini dilakukan agar pencapaian materi dapat terpantau.

Kemudian untuk siswa, dilakukan dengan zoom, WA, Video call, dan juga foto pengerjaan tugas harian tiap mapelnya. Selain itu mereka juga terkadang harus mengumpulkan tugas portofolio, nah teknisnya orang tualah yang datang ke sekolah.

Ketika datang saat pengumpulan tugas itulah kami melaporkan perkembangan anaknya selama mengikuti sekolah daring. Begitupun sebaliknya, para orang tua ini juga memberikan laporan dan informasi serta mengajukan kritik dan saran ataupun keluhan mereka selama pelaksanaan daring. Dengan begitu, akan ada komunikasi antara guru dan orang tua demi keberhasilan siswa.

“Inilah salah satu bentuk keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran daring,” pungkasnya. arf

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU