Sektor Migas Berpengaruh Besar dalam Pertumbuhan Ekonomi Jatim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 24 Mei 2023 11:49 WIB

Sektor Migas Berpengaruh Besar dalam Pertumbuhan Ekonomi Jatim

i

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Foto: Pemprov Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak mengungkapkan bahwa sektor minyak bumi dan gas (migas) sangat berperan dalam fluktuasi angka pertumbuhan ekonomi di Jatim.

Emil menerangkan, pertumbuhan ekonomi Jatim pernah mencapai 6% beberapa waktu lalu, dan menjadi angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di seluruh Indonesia. Namun, angka tersebut tak termasuk sektor migas.

Baca Juga: Khofifah-Emil Ingin Tanduk Pilgub Lagi

"Nah setelah dimasukan sektor migas, angkanya jadi anjlok, karena migas di waktu itu ada gangguan produksi, longsor pipa dan gangguan lain, sehingga angkanya jadi mengganggu pertumbuhan ekonomi," terang Emil dalam Forum Kapasitas Nasional di Surabaya, Selasa (23/5/2023).

Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan migas jadi driver ekonomi yang besar.

“Harapan kita tentu dengan kapasitas nasional sekarang ini maka akan semakin menimbulkan multiplier efect dari industri migas tersebut," harapnya.

Adapun Jatim sendiri mencatatakan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2023 sebesar 4,95% (yoy) dibandingkan kuartal I-2022.

Baca Juga: Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Bukukan Kontrak Senilai Rp 20,2 Triliun

Mantan Bupati Trenggalek ini menuturkan, pertumbuhan ekonomi Jatim tak mencapai angka 5% lantaran di 2023 ada efek dari represi ekonomi global yang melambat

"Akibat dari kebijakan-kebijakan federal bank dari berbagai negara-negara maju terutama yang meningkatkan suku bunga secara luar biasa, dan efeknya akan terasa mulai sekarang," ujarnya.

Kendati tak mencapai angka 5%, Emil menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di Jatim masih positif dibandingkan kuartal IV di 2022.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Meriahkan Jatim Fest, Emil Dardak: Tak Kenal Maka Tak Sayang

"Tapi kita PR-nya adalah inflasi, inflasi sempet mengalami spike di kuartal pertama, sekitar April ada spike menjelang akhir 2022, spike inflasi ini global fenomena, termasuk harga kenaikan harga BBM sempet terjadi. Sehingga akhirnya waktu kita mengukur harga Januari Februari Maret April itu pembanding harganya masih belum mengalami spike," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, spike besar juga terjadi di September dan Oktober. Hal ini membuat harga di Januari-Februari terkesan masih tinggi. Kendati demikian, Emil memastikan bahwa tren pertumbuhan ekonomi di Jatim masih positif.

"Artinya kita bisa optimis inflasi akan semakin turun di Jatim, pertumbuhan bertahan atau naik dari angka 4,95% akan memberikan real economic growth pada Jatim," tutupnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU