Sepekan Kedepan Cuaca Ekstrem di Jatim, Berpotensi Banjir

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 05 Feb 2023 20:18 WIB

Sepekan Kedepan Cuaca Ekstrem di Jatim, Berpotensi Banjir

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Selama sepekan ke depan, Jawa Timur diperkirakan berpotensi akan terjadi cuaca ekstrem diantaranya hujan bercurah tinggi dan adanya bencana hidrometeorologi. Khususnya di beberapa wilayah pesisir Jawa Timur.

Untuk itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Minggu (5/2/2023) meminta masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem.

Baca Juga: 16 Titik di Kota Malang Terendam Banjir

Selan itu memperhatikan kondisi atmosfer yang menandakan adanya potensi peningkatan cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan timbulnya bencana hidrometeorologi seperti genangan air, banjir, banjir bandang, puting beliung, hujan es, dan tanah longsor.

Beberapa wilayah di Jatim dengan potensi alami cuaca ekstrem pada 3 – 10 Februari di antaranya, Magetan, Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, Malang, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Situbondo, Kota Batu, Bojonegoro, Gresik, Jombang, dan Lamongan.

BMKG juga memperingatkan masyarakat pesisir untuk waspadai fenomena pasang maksimum air laut akibat pasang purnama yang berpotensi timbulkan banjir rob dengan ketinggian genangan air antara 10 -20 meter, pada 3 -7 Februari 2023.

Diramal wilayah pesisir yang berpotensi terdampak yaitu Pesisir Surabaya Barat termasuk Gresik, Lamongan, Tuban (2 – 6 Februari 2023, pukul 10.00 – 12.00 WIB), Pesisir Surabaya Timur termasuk Kenjeran, Pasuruan, Sidoarjo (3 – 7 Februari 2023, pukul 05.00 – 06.00 WIB) dan Area Pelabuhan Surabaya (4 – 6 Februari 2023, pukul 22.00 – 23.00 WIB).

Sementara itu, potensi gelombang tinggi dengan ketinggian gelombang maksimum antara 0,75 – 3,0 meter perlu diwaspadai beberapa wilayah perairan, diantaranya Laut Jawa, Perairan Selatan Jawa, dan Samudera Hindia Selatan Jawa Timur.

 

Langganan Banjir di Jatim

Dari catatan Surabaya Pagi yang dihimpun dari data BPBD Jawa Timur, dalam 3 bulan terakhir, sejak memasuki musim hujan, beberapa daerah rawan banjir di Jatim kerap terjadi. Mulai dari Tulungagung, Trenggalek, Madiun, Blitar, Kabupaten Malang, serta Lamongan.

Untuk mengantisipasi banjir bandang dan banjir rob, Pemprov Jatim pun, menyiapkan Rp 363 Miliar untuk kendalikan banjir saat cuaca ekstrem sedang tinggi-tingginya. Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, Baju Trihaksoro mengatakan bahwa ada sungai-sungai di Jatim yang menjadi perhatian prioritas dalam pencegahan banjir. Sungai-sungai yang dimaksud adalah yang hampir setiap tahun mengalami banjir akibat air yang meluap.

Baca Juga: Pemkot Batu Kirim Bantuan untuk Korban Banjir di Jateng

Seperti Sungai Bengawan Solo serta anak sungainya di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan, kemudian Sungai Kali Lamong di Kabupaten Gresik, Sungai Kemuning di Kabupaten Sampang, Sungai Semajit Kabupaten Sampang, Sungai Welang Pasuruan, serta Sungai Jatiroto Jember, dan Sungai Kedung Larangan Kabupaten Bangil.

“Kita menangani banjir sebelum musim hujan. Kita sudah melakukan pemantauan dan melihat kondisi sungai-sungai di bawah kewenangan kita. Dan yang tidak di bawah kewenangan kita pun kita lakukan koordinasi,” tegas Baju, kemarin.

Perhatian diberikan pada sungai-sungai yang tanggulnya sudah berstatus kritis. Maka pemprov Jatim melakukan penanganan dengan melakukan memasang pile ataupun bronjong.

Dan menghadapi ancaman cuaca ekstrem, Baju menegaskan bahwa saat ini Pemprov Jatim di bawah arahan Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga aktif melakukan pemantauan pada jembatan-jembatan eksisting. “Kewenangan memang di PU Bina Marga tetapi ketika kondisi di lapangan kita lihat sudah kritis, maka kita akan tangani pondasinya dan lain-lain,” tegasnya.

 

Disiapkan Rp 363 M untuk Banjir

Baca Juga: Polda Jatim Berangkatkan 50.789 Paket Bantuan Kemanusiaan

Lebih lanjut Baju menegaskan, pada 2023 ini ada anggaran Rp 363 miliar untuk pemeliharaan sungai dan pengelolaan irigasi. Ia kemudian mendetailnya untuk normalisasi dengan menggunakan 24 alat berat tersebut selama 2022, pihaknya mampu menormalisasi hingga menghasilkan 290 meter kubik lumpur yang diangkat dari sungai. “Khusus untuk pengerukan dan normalisasi itu anggarannya sampai Rp 18 miliar,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Khofifah mengimbau masyarakat Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi sepekan ini.

Berdasarkan analisis iklim yang dilakukan oleh BMKG, diketahui adanya pola tekanan rendah di Australia bagian Barat yang mengakibatkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jatim. Hal ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif.

Potensi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh aktifnya La Nina, Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin di wilayah Jatim dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti genangan air, banjir, banjir bandang, puting beliung, hujan es, maupun tanah longsor di dataran tinggi.

"Berdasarkan peringatan dini dari BMKG tersebut, kami mengimbau masyarakat selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi. Selain itu pemerintah Kabupaten/Kota juga diimbau menyiapkan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan," ujar Khofifah. ana/arf/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU