Sepi Penumpang, Agen Tiket Kapal 'Mati Suri'

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 01 Feb 2021 20:46 WIB

Sepi Penumpang, Agen Tiket Kapal 'Mati Suri'

i

Agen tiket kapal laut di Tanjung Perak yang memilih tutup kantornya karena sepi penumpang. SP/Semmy Mantolas

 

Dampak Pandemi Corona di Pelabuhan Tanjung Perak

Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Naik, Ayo Masker Lagi

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pandemi Virus Covid 19 ‘membunuh’ kehidupan bisnis di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Jumlah penumpang di terminal Gapura Surya Nusantara (GSN) mengalami penurunan yang signifikan, agen tiket kapal yang merugi hingga 95 persen sampai peraturan yang sangat ruwet, membuat pelaku usaha di sana ‘mati suri’.

Andi Sukiman, salah satu agen tiket kapal laut mengaku, sudah lebih dari satu minggu, tidak ada penumpang kapal laut yang datang dan memesan tiket kepadanya.

"Sepi lesu sekarang,langganan saya sekarang tersisa 5 persen, 95-nya hilang semuanya," kata Andi Sukiman saat ditemui di Tanjung Perak, Jumat (29/01/2021).

Perlu diketahui, pemberlakuan tes antigen bagi penumpang kapal tersebut berdasarkan Surat Edaran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nomor 2 Tahun 2020.

Aturan itu juga berjalan beriringan dengan aturan yang tertera dalam SE Satgas Covid-19 Nomor 1 Tahun 2021 yang berlaku selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) di Pulau Jawa dan Bali.

"Ya karena ada tes antigen ini, penumpang jadi mikir dan gak jadi pesan tiket. Apalagi masa berlakunya hanya 3 hari," ucap pria yang akrab disapa Pak Su.

Dari data yang dikumpulkan  Surabaya Pagi, biaya tes antigen sangat bervariatif. Di rumah sakit Primasatya Husada Citra (RS PHC) Surabaya misalnya harga antigen sebesar Rp 282 ribu. Sementara di klinik lain seperti di klinik Pratama Mitra Mediacare, klinik Trisensa Diagnostic Centre masing-masing sebesar Rp300 ribu dan Rp 310 ribu.

"Sekarang tiket ke lombok itu Rp 90 ribu, ketambahan antigen tarulah Rp 250 ribu, jadi mereka (penumpang) harus bayar kurang lebih 340 ribu," katanya

"Jadi banyak langganan saya yang akhirnya batal beli setelah saya jelaskan aturan ini," tambahnya

Pak Su menunjukan daftar penumpang yang melakukan pembelian tiket sejak 1 Januari hingga 29 Januari. Dari daftar tersebut jumlah masyarakatbyang membeli tiket kurang lebih 12 orang.

"Ini kalau ditunggu tidak ada yang datang ya saya tutup (kantor)," katanya

Akibat penurunan tersebut, ia mengaku kesusahan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Guna mensiasati hal tersebut, ia memilih hutang dan menggadai beberapa barang yang bisa digadai.

"Ya ngutang mas. Yang penting hari ini bisa makan, motor saya malah sudah saya gadai," ujarnya

Sama seperti Pak Su, agen tiket kapal lainnya seperti Agung juga mengaku serupa. Ia menjelaskan peraturan penumpang kapal wajib antigen nenyebabkan para agen kehilangan pendapatan.

"Semua di sini (para agen) mengeluh. Soalnya peraturannya ruwet, akhirnya orang yang mu beli tiket mikir lagi biaya," ucap Agung

Ruwetnya aturan yang dimaksudkan adalah tes antigen sebagai syarat perjalanan penumpang kapal laut.

"Belum lagi kalau di pelabuhan divalidasi dan ternyata (suratnya) sudah lebih dari 3 hari, ya orang batal berangkat. Tiketnya hangus, jadi mereka mikir untuk berangkat," ujarnya

Saat dikonfirmasi terkait tujuan wilayah keberangkatan yang mengalami penurunan terbanyak, ia mengaku hampir semuanya menurun drastis.

"Menurun semua, pokoknya segala tujuan bukan saja ke Makasar atau kemana, pokoknya segala tujuan (menurun)," katanya seranya menambahkan "Sekitar 95 persenlah".

 

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

Pelabuhan Sepi

Jumlah penumpang di terminal Gapura Surya Nusantara (GSN) Pelabuhan Tanjung Perak mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Data dari Badan Pusat Statistik menyebutkan, penurunan penumpang mencapai 58,88 persen.

Adapun selama Januari–November 2020, jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri mencapai 12,9 juta orang atau turun 40,39 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Dari pantau reporter Surabaya Pagi di lapangan, tempat pemeriksaan dokumen lengang, tidak ada satu orang pun yang memvalidasi datanya. Sementara di pintu keberangkatam tempat pemeriksaan tiket dilakukan, nampak beberapa petugas tengah asik bermain game online.

"Belum ada (penumpang) mas, masih kosong malam baru ada," kata Hendra salah satu petugas pemeriksaan tiket.

Di sisi kiri terminal terdapat informasi keberangkatan kapal. Adapun kapal yang akan berangkat hari ini adalah Dharma Kartika IX dengan tujuan Banjarmasin yang diperkirakan akan berangkat pukul 23:59 WIB.

Berikutnya ada kapal Swarna Bahtra dengan tujuan Labuan Bajo dan Satya Kencana III dengan tujuan Kumai. Diperkirakan kedua kapal ini akan berangkat dari terminal Jamrud pada pukul 23:59 WIB.

Tak hanya itu, di sisi kanan terminal tempat kedatangan penumpang pun terlihat sepi penumpang. Terlihat ada beberapa karyawan yang lalu lalang dan ada pula yang santai sembari bermain gawai.

"Sepi mas, sudah dari awal tahun seperti ini," kata Hendra

Pada beberapa waktu lalu, Surabaya Pagi sempat merilis penurunan penumpang di terminal GSN Tanjung Perak yang menurun hingga 3 kali lipat.

Awal tahun 2020 kemarin misalnya, jumlah arus penumpang naik dan turun di terminal Tanjung Perak mencapai 7.406. Sementara tahun 2021, data penumpang dari tanggal 1 Januari hingga 3 Januari 2021 hanya mencapai 2.836 orang.

Baca Juga: Awas Covid-19 Varian Kraken, Tingkat Penularannya Cepat

Pihak Pelindo III sebagai salah satu pengelola hingga saat ini belum berhasil dimintai keterangan terkait musabab penurunan penumpang.

Kendati begitu pada Desember 2020 lalu, Pelindo III melalui Manajer Operasional Lapangan Pelindo 3 Surabaya, Ahmad Abidin tengah mengupayakan peningkatan penumpang ke luar Jawa dari 7 persen di kwartal III tahun 2020 menjadi 25 persen untuk awal tahun 2021.

"Peningkatan ini dapat dipicu dengan adanya harga rapid tes yang terjangkau dan dilonggarkannya syarat bagi penumpang yang akan berangkat ke wilayah zona hijau," tukas Ahmad Abidin

 

Tetap Berisiko

Terkait pemberlakuan antigen bagi penumpang kapal laut pun dikomentari oleh ahli patologi sekaligus General Manager Trisensa Diagnostic Center Surabaya Dr. dr. Herni Suprati, M.Kes.

Menurut Herni, hasil tes yang negatif pada saat swab hanya menunjukan bahwa tidak didapatkan virus di tubuh seseorang.

"Saat keluar melakukan perjalanan, orang tersebut tetap berisiko ketularan," kata Dr. dr. Herni Suprati, M.Kes kepada Surabaya Pagi, Selasa (19/01/2021) lalu.

Yang perlu diperhatikan kata Herni adalah protokol kesehatan, khususnya dengan memaksimalkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

"Selalu menjaga jarak aman minimal 2 meter. Karena virus yang dibawa oleh manusia tidak bisa melompat dengan sendirinya ke orang lain," ucapnya

Sebagai informasi, pada 6 Juli 2020 lalu, Perhimpunan Dokter Spesialis Pataologi Klinik dan Kedoteran Laboratorium telah meminta Gugus Tugas menghapus syarat rapid dan swab test untuk perjalanan.

Alasan utama permintaan penghapusan tersebut adalah karena surat bebas covid-19 yang dikeluarkan oleh rumah sakit, puskesmas maupun klinik tidak menjamin seseorang dapat tertular ketika melakukan perjalanan keluar kota. sem

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU