Serangan Hama Tikus di Jombang Semakin Meluas

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 28 Jul 2020 20:00 WIB

Serangan Hama Tikus di Jombang Semakin Meluas

i

Tanaman padi di Desa Megaluh yang diserang hama tikus. (SP/M. Yusuf)

 

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Hama tikus menjadi sebuah momok bagi para petani. Pasalnya, serangan hama tikus menjadi salah satu faktor penyebab petani gagal panen.

Baca Juga: Bencana Tanah Gerak di Jombang, Pemkab Siapkan Lahan untuk Relokasi

Seperti halnya yang terjadi di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Serangan hama tikus semakin meluas, dan itu terjjadi sejak awal masa tanam. Sehingga mengakibatkan operasional petani membengkak.

Seperti halnya Amin, petani di desa setempat. Tanaman padi miliknya terus-terusan diserang tikus. Dan ia sudah tiga kali melakukan sulam.

’’Pokoknya batangnya ini patah, kan mati. Lalu disulami, tetap diserang,’’ ujarnya, sembari menunjukkan padi yang mati, Selasa (28/7/2020).

Biaya operasional Amin pun membengkak. Sawah miliknya yang luas sekitar 1.400 m2, sudah mengeluarkan hampir sekitar Rp 1 juta.

"Normalnya itu Rp 600 ribu untuk banon 100. Mulai benih lalu nraktor (traktor, red). Sekarang ya nambah sekitar Rp 200 ribuan, menjadi Rp 800 ribuan,’’ tandasnya.

Amin menjelaskan, bahwa keperluan tersebut belum termasuk untuk membeli racun tikus. ’’Kita urunan sama petani lain buat nembak. Per sawah itu sekitar Rp 20.000,’’ tukasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Jombang, Sunardi menegaskan, bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian (Disperta) Jombang. Karena memang petani banyak yang mengeluh soal hama tikus.

"Kami sudah melakukan pemantauan, khususnya di daerah saya karena juga ada serangan hama tikus. Kami harap ada laporan dari petani apabila ada serangan hama tikus,” tegasnya.

Senada dengan Sunardi, anggota Komisi B, Rochmad Abidin juga mengatakan, bahwa penanganan hama di Kabupaten Jombang dinilai belum maksimal.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Pemkab Jombang Gelar Grebek Apem

"Masih banyak keluhan soal serangan hama tikus. Dan penyebaran hama tikus terjadi setiap tahun, bahkan merata di seluruh kecamatan," katanya.

Abidin manandaskan, langkah-langkah yang dilakukan Disperta masih belum otpimal. Karena hampir rata-rata pemberantasan tikus masih dilakukan para petani sendiri.

"Ini merupakan pekerjaan rumah dinas terkait. Dinas mestinya sudah bisa dan mempunyai cara untuk mengatasi hama tikus. Karena serangan hama tikus ini wabah tahunan. Dan ini semakin menjadi-jadi,” tandasnya.

Abidin mengungkapkan, pihaknya berencana akan memanggil Disperta untuk membahas persialan ini. ”Kami ingin mempertanyakan langkah-langkah apa yang akan diambil dinas terkait dalam penanganan hama tikus ini,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Priadi menjelaskan, jika pihaknya sudah melakukan penangaan tikus di Kabupaten Jombang.

Baca Juga: Meriah, Kirab Adipura di Jombang Disambut Antusias Masyarakat

"Penanganan tikus, kita melakukan pengadaan rodentisida (racun tikus, Red) dan belerang, serta melakukan gerakan seperti gropyokan di 200 titik bersama POPT Provinsi,” jelasnya.

Priyadi memaparkan, kelemahan dalam penanganan tikus ini masih ada, karena tidak seimbangnya antara perkembangan tikus dengan predator tikus.

"Tidak adanya keseimbangan itu, akibatnya perkembangan populasi tikus sangat pesat. Dan serangan hama tikus ini hampir menyeluruh semua kecamatan. Untuk yang paling parah tidak bisa disebutkan, lantaran spot-spot,” paparnya.

Priadi mengungkapkan, pada masa tanam musim penghujan kemarin, ada petani yang gagal panen karena serangan hama tikus, seperti di Kecamatan Sumobito. Sekitar 32 hektar sawah yang gagal panen.

"Namun untuk yang gagal panen, bisa diasuransikan melalui dana APBN. Para petani yang gagal panen mendapat uang sebesar Rp 6 juta,” pungkasnya.(suf)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU