Sering Marah Itu Gangguan Mental

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 03 Okt 2021 20:48 WIB

Sering Marah Itu Gangguan Mental

i

Ilustrasi karikatur

Video Risma Marah dan Ancam Tembak Petugas Bansos

 

Baca Juga: TikToker Terjebak di Mobil Tesla Bersuhu 46 Derajat Celcius Selama 40 Menit

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya- Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali viral usai marah-marah dan  ancam tembak pendamping bansos di Gorontalo.  Video Risma marah ini menjadi trending topic hingga Minggu (3/10/2021). Berdasarkan catatan Surabayapagi, gaya marah-marah ala Risma ini bukan yang pertama kali. Sejak jadi walikota Surabaya, marah di tempat umum, menjadi ciri khas alumni ITS Surabaya ini.

Menurut dr. Rizal Fadli, marah merupakan salah satu cara untuk meluapkan emosi negatif. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan meluapkan emosi melalui kemarahan, selama dilakukan dalam batas yang wajar.

“Namun hati-hati jika hal ini terlalu sering dilakukan, apalagi tanpa alasan yang tidak jelas. Suka marah-marah tanpa alasan yang jelas bisa menjadi salah satu tanda gangguan BPD (borderline personality disorder) atau gangguan kepribadian ambang,” kata dr Rizal dilansir Halodoc.

Ia menambahkan, kondisi ini merupakan gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati serta citra diri yang sering berubah-ubah dan perilaku yang impulsif.

“Seseorang yang mengalami BPD memiliki cara pikir, cara pandang, serta perasaan yang berbeda dibanding orang lain pada umumnya,”jelas Rizal.

Senada, pengamat politik Rocky Gerung menilai, ini merupakan suatu bahaya tersendiri ketika seorang pejabat publik seperti Mensos Risma tak lulus tes wawasan kebangsaan dan tes wawasan kewarasan.

"Ini bahayanya kalau pejabat publik apalagi menteri tidak lulus TWK, tes wawasan kesopanan, tes wawasan kewarasan. Karena nggak bisa sekalipun kita pemarah, jengkel, segala macam, kita tidak bisa membentak anak buah di depan publik," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Minggu (2/10/ 2021).

Rocky Gerung mengatakan, Mensos Risma tak selayaknya membentak bawahan (dalam hal ini pendamping bansos) karena kedudukannya yang tak setara.

Menurutnya, Mensos Risma baru dinilai wajar apabila membentak dengan sesama menteri karena kedudukannya yang setara.

"Kalau membentak pejabat nggak ada soal karena setara kan, misalnya Bu Risma berkelahi dengan Erick Thohir atau dengan Pak Mahfud karena dia setara kekuasaannya, kemampuan statusnya. Tapi ini bawahan, bawahan itu harus disapa. Diberi pelajaran, tapi bukan dibentak di depan umum, itu nggak fair," ujarnya.

Rocky Gerung berpendapat, Mensos Risma bisa saja akan menonjok bawahannya ketika orang tersebut diberi kesempatan menyela pendapatnya.

Pasalnya, pendamping bansos Mensos Risma tak memiliki kemampuan untuk menyela atasannya.

"Seandainya dimungkinkan si bawahan itu untuk menyela, maka Bu Risma betul-betul tidak akan sekedar menembak memakai bolpoin, tapi dia mungkin akan tonjok bawahan itu," katanya.

Rocky Gerung mengakui bahwa ada sifat Mensos Risma yang membekas dalam kepribadiannya. Akan tetapi, dia menyarankan agar Mensos Risma bersikap lebih santun ketika bertindak sebagai pejabat publik.

Bahkan, Rocky Gerung menilai Mensos Risma mengalami queen bee syndrome karena merasa segala perintahnya harus selalu ditaati.

Baca Juga: Heboh Ceramahnya Dituding Sindir Rhoma Irama, Ning Umi Laila: ‘Namung Salah Paham Mawon’

"Ada sifat yang membekas dalam kepribadian beliau, yang seharusnya dia tinggalkan ketika dia tahu dia diberi jabatan publik. Kalau pakai bahasa satire, Bu Risma mungkin mengalami queen bee syndrome yang merasa harus dilayani terus," ujar dia.

Rocky Gerung berpendapat, Mensos Risma layak untuk dimasukkan dan dibina di panti rehabilitasi yang notabene justru dinaunginya sendiri.

Dia menilai, Mensos Risma tak mampu menempatkan dirinya ketika bertindak sebagai pejabat publik sehingga layak untuk dibina agar lebih mampu mengendalikan emosinya.

"Ini kan soal pembawaan yang tidak pas pada waktu dan tempat ketika ekspresi kemarahan itu diucapkan. Dia mesti di-train bagaimana mengendalikan emosi. Jadi betul bahwa Ibu Risma mesti dimasukkan di panti rehabilitasi yang juga ada di bawah departemen sosial," tuturnya.

 

Diganti Nikita Mirzani

Sementara itu, Tokoh Nahdatul Ulama (NU) Umar Sadat Hasibuan atau Gus Umar menilai, cara Risma itu tidak pantas.

“Pantaskah seorang menteri marah-marah seperti ini sambil menunjuk-nunjuk dan maki-maki? Sebagai seorang menteri perilaku Risma ini tak layak dilakukan didepan umum,” kata Gus Umar di Twitter-nya, dikutip Sabtu (2/10/2021).

Gus Umar menilai, pegawai yang dimarahi di depan umum oleh Risma itu pasti malu.

Baca Juga: Heboh! Penerbitan Uang Kertas Pecahan Baru BI, Bernominal Rp 1.0

“Pegawai yang dimaki-maki Risma juga manusia pasti malu diperlakukan seperti itu pak Jokowi atau bapak menikmati kelakuan pembantu anda seperti ini pak?” ujarnya.

Gus Umar menilai, selama ini Risma selalu bersikap arogan dengan menghardik pegawai di depan umum. Dia meminta Jokowi agar mengevaluasi politikus PDIP itu.

“Dear pak Jokowi selama jadi menteri yang fenomenal dari Risma hanya marah-marahnya saja. Menghardik pegawai didepan umum lalu jerit-jerit seperti orang kesurupan”.

“Jika Risma bisanya cuma marah lebih baik ganti saja Nikita Mirzani yang jadi mensos karena Nikita juga bisanya marah-marah seperti Risma,” cetus Gus Umar.

 

Dibela PDIP

Di sisi lain, kemarahan Risma dibela Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDIP Selly Andriany Gantina. Dia yakin,  Risma tidak akan marah-marah kalau tidak ada persoalan serius yang dampaknya fatal, dan Risma memiliki tanggung jawab besar. Mantan Wakil Bupati Cirebon itu mengibaratkan Risma sebagai ibu yang sedang memarahi anaknya.

"Ingat, ketika kita kecil dulu, ibu kita tidak akan memarahi kalau kita tidak berbuat salah. Kalau di persoalan di marah-marahnya. Ya menurut saya, ibarat keluarga, pendamping PKH ini anak dari Ibu Menteri, sedangkan Bu Menteri ibunya. Jadi wajar aja, namanya ibu yang marah ke anak, itu tanda sayang. Representasi dari perhatian. Kalau bukan anak, ya pasti didiamkan saja, tapi inikan anak," papar Selly.jk3,rc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU