Singgung Adani di India, Jokowi: Hati-hati!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 06 Feb 2023 13:11 WIB

Singgung Adani di India, Jokowi: Hati-hati!

i

Presiden Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Jakarta, Senin (6/2/2023).

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyebut nama Miliarder India Gautam Adani dalam pidato sambutannya di acara Pertemuan Industri Jasa Keuangan, Senin (6/2/2023). Ia menyinggung perusahaan Adani Group dan perilaku 'menggoreng' saham.

Sebagaimana diketahui, kerajaan bisnis milik salah satu orang terkaya di Asia itu dalam sekejap terguncang karena munculnya laporan dari Hindenburg Research. Hasil temuan Hindenburg Research menuding perusahaan melakukan manipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi.

Baca Juga: Apple akan Bangun Akademi Developer di Surabaya

Laporan itu menduga Gautam Adani melakukan penghindaran pajak dengan memanfaatkan kawasan suaka pajak dan manipulasi harga saham perusahaan Grup Adani. Hal itu membuat rencana penghimpunan dana Adani Group melalui jual saham senilai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 37 triliun gagal total.

Harga saham perusahaan-perusahaan Adani pun anjlok cukup parah. Menurut Jokowi, imbas skandal tersebut membuat nilai perusahaan di Adani Group terkikis hingga Rp 1.800 triliun. Jumlah sebesar itu sama jumlahnya dengan seperempat PDB India.

Jokowi menyebut bahwa peristiwa Adani telah mempengaruhi ekonomi India. Maka dari itu, pahaknya meminta semua pihak benar-benar melakukan pengawasan yang detil di sektor keuangan, baik makro dan mikro.

"Gak bisa sekarang ini kita kerjanya makro, gak bisa. Makro itu, mikro harus detail, harus di cek satu per satu. Hati - hati ada peristiwa besar minggu lalu, Adani di india. Pengawasan, pengawasan, pengawasan. Jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan. Rp 1.800 triliun itu seperempatnya PDB India ilang,” tegas Jokowi dalam pembukaan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023).

Akibat kejadian gorengan saham di Adani Group, Jokowi menuturkan, langsung terjadi gelombang modal keluar (capital outflow) di India. Hal tersebut berimbas pada mata uang Rupee India yang jadi melemah. Padahal, ia menilai, ekonomi India secara makro sedang bertumbuh dengan sangat baik

Baca Juga: Mengapa Gibran dan Bapaknya Diusik Terus

"Jadinya apa? Capital outflow. Jadinya apa lagi? Rupee jatuh, padahal kondisi makronya bagus. Sekali lagi, hati-hati dengan ini," ujarnya.

Maka dari itu, Jokowi menekankan agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperketat pengawasan lebih ketat di pasar keuangan, khususnya di pasar saham. Jokowi meminta OJK jangan sampai kebobolan praktik 'gorengan' saham.

Menurutnya, menggoreng saham memang menguntungkan bagi pelaku pasar. Hanya saja kalau ceritanya sampai terpeleset seperti Adani Group yang dirugikan banyak pihak, bahkan bisa jadi satu negara rugi.

"Harus dilihat betul mana yang suka menggoreng! Kalau gorengan itu enak. Menggoreng, menggoreng kalau pas dapat itu enak. Tapi, sekali terpeleset seperti yang saya sampaikan Adani di India, hati-hati," tuturnya.

Baca Juga: Kesimpulan Paslon 01 dan 03: Sumber Masalahnya, Gibran dan Cawe-cawenya Jokowi

Jokowi pun mengingatkan akan pentingnya perlindungan yang pasti bagi masyarakat atas produk jasa keuangan.

Kepala negara berharap, otoritas terkait benar-benar melakukan pengawasan yang ketat terhadap asuransi, pinjaman online serta investasi yang tengah marak. Menurutnya, jika satu kasus dibiarkan terus menerus, efeknya akan berdampak pada stabilitas sistem keuangan.

“Saya melihat masyarakat memerlukan perlindungan yang pasti terhadap produk jasa keuangan, baik itu yang namanya asuransi, yang namanya pinjaman online, yang namanya investasi, yang namanya tur haji dan umrah,” ucapnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU