Sri Mulyani: Bankir Seperti Menari di Atas Penderitaan Semua Orang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 09 Jan 2023 15:22 WIB

Sri Mulyani: Bankir Seperti Menari di Atas Penderitaan Semua Orang

i

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa bankir bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Hal hal tersebut menanggapi tingginya tren suku bunga yang tinggi.

Ia menyebut, kenaikan suku bunga acuan justru memberikan angin segar bagi pihak perbankan. Terlebih, saat ini sejumlah negara sudah menaikan suku bunga acuan agar bisa mengantisipasi dampak dari kondisi perekonomian global.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Sempat Terpapar ISPA, Efek Polusi Udara Tinggi di Jabodetabek

Seperti diketahui, suku bunga mempengaruhi pinjaman bank. Ketika suku bunga naik, bank akan membebankan biaya lebih banyak kepada setiap peminjaman bisnis yang diajukan.

Artinya, nasabah harus membayar lebih banyak untuk membayar pinjaman di bank. Sehingga bank tentu akan mendapatkan laba lebih besar.

Ia pun menyentil kalangan bankir yang wajahnya wajahnya tampak sangat berbeda, seperti bahagia, ketika bicara soal kenaikan suku bunga.

“Saya bicara dengan para bankir, kalau bicara tentang interest rate naik itu, Anda kayaknya wajahnya malah lebih bahagia gitu. Anda sepertinya malah menari-nari di atas penderitaan semua orang,” kata Sri Mulyani acara CEO Banking Forum yang digelar virtual, Senin (9/1/2023).

Dari pengamatannya, menurut Sri Mulyani, para bankir seperti mengatakan selama Menteri Keuangan bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi dan suku bunga naik, akan menjadi hal yang baik bagi para bankir.

"Selama ibu masih bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi, interest rate naik, it's fine with us ibu, gitu kan," ujarnya.

Sementara dari kacamata pengambil kebijakan fiskal, suku bunga yang

Kendati demikian, kata Sri Mulyani, kondisinya tidak otomatis begitu karena suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi pembiayaan yang tinggi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi secara menyeluruh.

 "Cost of fund yang tinggi pasti akan mempengaruhi kegiatan ekonomi secara menyeluruh," tuturnya.

Tensi geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina mengakibatkan inflasi yang tinggi, sehingga dalam meredam inflasi yang tinggi bank sentral harus menaikkan suku bunga kebijakan.

Baca Juga: OJK Malang: Realisasi Kredit Perbankan Tumbuh 10,31 Persen

Di Bank Sentral AS atau The Fed misalnya, selama tahun 2022, suku bunga sudah sudah naik 425 basis poin. Hal ini tidak terlepas dari tingginya inflasi di negara itu yang menyentuh angka 9 persen.

"Makanya di tahun lalu lebih dari 425 basis poin kenaikan suku bunga di Amerika Serikat hanya dalam waktu 1 tahun. Hal itu menjadi the fastest, the highest in the history America,” terangnya.

Terakhir pada Desember 2022, The Fed menaikkan lagi suku bunga acuan 0,5% menjadi 4,25% hingga 4,5%.

Kenaikan suku bunga kebijakan juga diikuti oleh bank sentral di negara maju maupun negara berkembang lainnya.

Bank Sentral Eropa atau ECB yang telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 250 bps pada 2022 lalu, menjadi 2,5% pada Desember 2022.

Begitu juga dengan Bank Indonesia (BI) yang telah menaikkan suku bunga hingga 200 bps atau 2% sepanjang 2022. Suku bunga acuan BI yang mencapai 5,5% saat ini mencatatkan rekor tertinggi sejak Agustus 2019.

Baca Juga: Sri Mulyani Ingin Sistem Pembayaran Pajak Semudah Beli Pulsa

Menurut Sri Mulyani, sektor perbankan merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian di dalam negeri, sehingga stabilitasnya harus dijaga.

"Bank adalah the most dominant financial sector, naik turun, sehat dan tidak sehat sangat tergantung pada perbankan hari ini, pada 2023," ucapnya.

Menghadapi 2023, Sri Mulyani berpesan kepada para bankir untuk belajar melihat fenomena, membaca data, dan memahami konteks dari yang sudah terjadi di masa lalu. Hal itu disebut agar tidak kaget menghadapi 2023 yang kemungkinan masih terus ada kejutan.

"Anda akan better equipped melihat yang disebut extraordinary situation. Anda akan jauh lebih baik dalam menyiapkan situasi yang kadang-kadang tidak biasa. Saya berharap 2023 ini seluruh bankir meng-equipt dirinya meskipun 2022 dalam situasi yang tidak biasa," ujarnya.

Selain itu, Sri Mulyani berpesan agar para bankir dapat menjaga bank-nya tetap stabil, di saat dirinya menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Jadi, kalau saya menjaga APBN, tolong jaga bank anda secara baik-baik. Jangan salah arah, jangan salah kompas, jangan salah bersauh, dan di dalamnya juga jangan berantem. Musuhnya bukan di dalam kapal, musuhnya di luar yang harus kita kelola," pungkasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU