Stres Pengaruhi Pola Pikir Anak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 12 Feb 2021 21:44 WIB

Stres Pengaruhi Pola Pikir Anak

i

Bukik Setiawan, Psikolog Anak/Ketua Yayasan Guru Belajar

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - PEMBELAJARAN Jarak Jauh (PJJ) yang tidak diimbangi pola pendidikan dan pendampingan juga berdampak pada mental anak. Bisa jadi tingkat stres terhadap anak akan mempengaruhi pola pikir dan psikologi anak.

Baca Juga: DJP Jatim 2 Gandeng Media untuk Tingkatkan Pencapaian Target Pajak

Salah satu bagian otak yang menjadi pusat kembang dalam pola pikir dan psikologi anak adalah hippocampal (otak bagian depan). Apabila tingkat stres yang diberikan semakin banyak, maka kinerja hippocampal akan semakin menurun pula.

Stres itu banyak terjadi karena anak selalu diberikan tugas terus-menerus dari sekolah.

Untuk itu dalam belajar online, agar tidak menimbulkan stress pada anak, harus segera diantisipasi.  Syarat pertama adalah pihak sekolah harus melakukan pembelajaran yang bermakna. Pelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang berhubungan dengan keseharian anak.

Jadi bukan mempelajari sesuatu yang turun dari langit. Seringnya anak itu pelajari hal yang sebetulnya turun dari langit.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencana Tambah 2 Rumah Anak Prestasi

Lalu, perlu ada komunikasi yang intens antara sekolah dan orangtua. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan jadwal orang tua. Karena seringkali dalam satu rumah tangga hanya ada satu handphone / gadget yang selanjutnya dipergunakan bersama.

Kalau pembelajaran online itu harus disepakati dengan orang tua. Kalau orang tua hanya punya satu HP khan repot. Orang tua berangkat kerja anaknya akhirnya tidak bisa belajar dong. Terus terkait bentuk tugas, jadwal pengumpulan tugas, yang penting harus selalu komunikasi.

Syarat terakhir adalah keterlibatan orang tua. Keterlibatan orang tua yang dimaksud bukan hanya sekedar mendampingi anak, melainkan orang tua juga dibimbing terkait pelajaran yang diajarkan oleh sekolah kepada siswa.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

Karena tidak semua orang tua itu mampu (punya kompentensi) dalam mengajar dan mendampingi anaknya, jadi komunikasi antara sekolah dan orang tua ya fungsinya untuk itu. Melatih agar orang tua akhirnya mampu (mengajarkan anaknya).

Tapi kalau ada sekolah yang hanya mengejar capaian nilai dan akreditasi, saya rasa kalau masih seperti itu terus bisa buat anak stres, sudah gak ditemani guru suruh ngerjain soal sebanyak-banyaknya lagi. sem

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU