Sukses Berbisnis Batik Madura Beromzet Ratusan Juta

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 19 Mei 2021 09:35 WIB

Sukses Berbisnis Batik Madura Beromzet Ratusan Juta

i

Siti Maimona, pengrajin batik asli Madura. SP/ MDR

SURABAYAPAGI.com, Madura - Siti Maimona yang merupakan pengrajin batik asli Madura memulai bisnis batik dengan modal terbatas hasil berutang ke bank Rp 5 juta. Namun kini berkat ketelatenannya, Maimona sudah mampu mempekerjakan 400 karyawan yang tersebar di gerai miliknya yang berada di Jakarta hingga Bali hingga memiliki total 8 gerai menjual Pesona Batik Madura.

“Dengan mempekerjakan 400 karyawan dapat menghasilkan omset penjualan kami hingga Rp 300 juta per bulannya. Dan kita sudah dapat mengekspor ke Jepang sejak 2004,” paparnya, Rabu (19/5/2021).

Baca Juga: Wagub Emil Eksplorasi dan Pipanisasi Sumber Air Bersih se-Madura

Maimona kini ia melanjutkan usaha keluarga yang diberi nama Pesona Batik Madura tersebut, berkembang sedikit demi sedikit sehingga kini berhasil berkembang pesat. Bahkan, usahanya telah berskala internasional dan menyerap pekerja dari kampung di sekitarnya.

Kain batik Genthongan memiliki corak khas pesisir yang melambangkan kota Madura, biasanya didominasi warna oranye, merah, dan biru muda. Harga batik yang dijual Maimona berkisar Rp 60.000 hingga Rp 9 juta per meternya. Dengan rentang harga tersebut, pihaknya dapat memproduksi 5.000 potong kain per bulan.

“Untuk produksinya sendiri tidak ada kendala bahan baku karena kita mendapatkannya dari Solo. Kebanyakan pelanggan domestik maupun internasional menyukai warna terang dan motif seperti burung, bunga dan pesisir,” ungkap Maimona.

Pelanggannya pun mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat khusus yang sering memesan produksinya, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Pak SBY serta isterinya Bu Ani juga pernah pesan sampai dengan selebritis seperti Ayu Azhari,” kata dia.

Baca Juga: Mahfud Isyaratkan Garam Impor Turunkan Citra Madura

Dalam mempertahankan pangsa pasar usahanya, wanita akrab disapa Mai ini hanya mengandalkan ide kreatifnya untuk mengeluarkan produk terbarunya. Karena itu dia percaya kain yang dia jual memiliki ciri khas.

“Saya sendiri yang mendesain dengan selalu mengkombinasikan motif batik lama dengan baru namun tetap dengan kualitas terbaik agar para pelanggan tidak merasa bosan. Makanyanya setiap bulan kami mengeluarkan motif baru dan itu sedikit produksinya agar limited,” katanya.

Selain itu, bagi Maimona, kunci kesuksesannya adalah tidak sekadar cari untung. Dia mengatakan, karena sejak awal memberdayakan tetangganya, usaha inipun berkembang.

Baca Juga: Kemenkop Dorong Pengrajin Batik Optimalkan Unsur TKDN, Nilai Ekspor Capai Triliunan

“Sebagai pengrajin dalam industri UKM jangan hanya patokannya pencari uang atau keuntungan semata. Namun, dapat menyejahterakan perekonomian daerah sekitarnya untuk mengurangi pengangguran khususnya,” tandasnya.

Keberhasilan Maimona menarik minat PT Semen Gresik (Persero) Tbk sejak enam tahun lalu untuk membina usahanya. Kini, perempuan ini berharap, dengan bantuan BUMN itu, batik dari kampung halamannya bisa lebih mendunia.

“Selama ini Semen Gresik selalu berperan mempromosikan sektor usaha saya. Mudah-mudahan ke depannya dapat juga mempromosikan di seluruh dunia,” kata Maimona. Dsy3

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU