Sulap Limbah Sepatu Menjadi Produk Tas Kulit Perca Puluhan Juta

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 23 Apr 2021 11:15 WIB

Sulap Limbah Sepatu Menjadi Produk Tas Kulit Perca Puluhan Juta

i

Fauziah Utami menunjukkan tas custom berbahan kulit perca. SP/ MJK

SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Keikhlasan dan ketekunan menuntunnya menjadi ibu rumah tangga yang sukses dengan penghasilan puluhan juta rupiah. Salah satunya adalah Fauziah Utami dalam mengembangkan kerajinan dan penjualan tas custom dari bahan kulit perca tersebut. Tammy, sapaan akrabnya memulai membuat kerajinan tas sejak tahun 2006 lalu. Ilmu membuat kerajinan tas ia dapatkan dari perajin kulit di Tanggulangin. Di sana, ia belajar selama sebulan.

Dimulai dari teknik menyulam dasar. Yakni, membuat model bulat pada tas hingga akhirnya dikembangkan sendiri tekniknya secara otodidak. ’’Saya kembangkan sendiri membuat model segitiga dan kotak,’’ ucapnya.

Baca Juga: Tinjau Banjir Kota Mojokerto, Pj Gubernur Jatim Bantu Logistik dan Pompa Air

Saat itu, ia memulai produksi dengan uang Rp 500 ribu yang ia sisihkan dari uang belanja. Lalu, diwujudkan berupa bahan kulit sisa sebagai bahan baku utama. Bahan kulit itu ia dapatkan dari pengusaha sepatu di Desa Blimbingsari, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Namun, tidak semua proses produksi berjalan lancar.

Saat pertama kali, ia sempat menemui kendala. Yakni, kesulitan membuat kantong dan handle (pegangan) tas. Namun ia tidak mudah menyerah dan terus mengotak-atik hingga akhirnya berhasil membuat kantong dan handle tas dengan caranya sendiri.

Baca Juga: Banjir Rendam Empat Kelurahan, 4503 Warga Kota Mojokerto Terdampak

’’Saya mengotak-otik selama satu bulan, dan jadi sebuah produk tas kulit perca yang sempurna. Meski satu bulan hanya bisa memproduksi satu tas, saya bangga sekali,’’ terangnya, Jumat (23/4/2021).

Tak diduga, respons tetangga ternyata cukup positif terhadap buah karya tangannya itu. Salah satu tetangga akhirnya membeli tas itu dengan harga Rp 150 ribu. Setelah itu, Tammy melebarkan sayap pemasaran. Dia mencoba membuka stan penjualan. Akan tetapi, bukan di toko seperti halnya produk kerajinan lain.

Baca Juga: Banjir di Kelurahan Meri Terparah Sejak 5 Tahun Terakhir, Bantuan Mulai Datang, Banjir Mulai Surut

Pada tahun 2009, produknya mulai naik daun. Bahkan, warga dari luar Kota Mojokerto dan turis mancanegara tertarik untuk membeli. Saat itu, produknya bahkan bisa terjual sampai 60 unit per bulan. Dengan harga dan spesifikasi tas yang bervariasi.

Dimulai dari model tas jinjing, tas selempang, hingga double handle hingga luar negeri, salah satunya Malaysia. Sedangkan harga yang ia patok pun bervariasi, tergantung model dan ukurannya. Untuk ukuran kecil, dibanderol Rp 50 ribu. Sedangkan tas besar bisa sampai Rp 700 ribu. Omzetnya pun sekarang mencapai 30 juta perbulan. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU