Surabaya Darurat Omicron, Perbatasan Diperketat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 17 Jan 2022 20:09 WIB

Surabaya Darurat Omicron, Perbatasan Diperketat

i

Sistem pendeteksi suhu tubu penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak, Senin (17/1/2022). SP/Sem

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya  - Kasus varian baru covid-19 Omicron kini semakim mengkhawatirkan warga Surabaya. Secara total, kurang lebih telah sekitar 6 orang pasien yang terkonfirmasi varian Omicron.

Data dari Dinas Kesehatan Surabaya, 6 orang yang terkonfirmasi tersebut, 2 diantaranya telah dinyatakan sembuh dan 4 lainnya masih dalam perawatan intens di rumah sakit.

Baca Juga: Gibran Absen di Otoda 2024 Surabaya, Mendagri Tito Bocorkan Alasannya

Menariknya, ke-6 pasien tersebut merupakan warga yang melakukan perlajalan dari luar Surabaya. Dua pasien pertama yang adalah pelaku perjalanan dari Bali, dan dikonfirmasi terkena Omicron  pasca hasil pemeriksaan whole-genome sequencing (WGS) yang keluar pada tanggal 2 Januari 2022.

Kedua pasien ini telah dinyatakan sembuh pada 13 Januari 2021 lalu. Sehari setelah sembuh, 14 Januari Dinkes menyebut ada penambahan 4 pasien baru yang adalah pelaku perjalanan dari Jakarta.

Adanya kasus Omicron yang terus bertambah, membuat sejumlah relawan Covid-19 menjadi gusar. Radian Jadid, Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKPC) RSLI menyampaikan, dalam kondisi seperti saat ini, pemerintah harus dengan cepat membatasi arus keluar-masuk warga Surabaya ataupun non-Surabaya.

Khusus warga non-Surabaya, pembatasan dilakukan bagi wilayah-wilayah yang telah ditemukan varian Omicron seperti Jakarta, Malang, Bogor, Bandung, Medan dan beberapa wilayah lainnya.

"Jadi penjagaan di pintu masuk ke Surabaya harus diperketat, baik di bandara, pelabuhan atau diperbatasan masuk ke Surabaya. Sehingga tidak sembarang orang masuk ke Surabaya. Karena kalau kita lihat, kasus Omicron ini dibawa dari warga yang melakukan perjalanan dari luar," kata Jadid kepada Surabaya Pagi, Senin (17/01/2021).

Tak hanya itu, Jadid pun mengomentari terkait rencana kedatangan 5 ribu pekerja migran Indonesia ke Surabaya di pertengahan Januari 2022.

Berkaca pada kejadian varian delta di bulan Juni dan Juli 2021 yang berimbas pada naiknya angka keterisian tempat tidur alias bed occupancy rate (BOR) hingga 100%, maka untuk sementara waktu kedatangan para PMI dapat dihentikan.

"Ya kalau bisa dihentikan sementara dulu. Sampai benar-benar kasus Omicron ini bisa teratasi baru dilanjutkan," katanya.

Baca Juga: SK Kwarda Jatim Terbit, Semangat Baru Bagi Pramuka Jawa Timur

"Kan tahun 2021 juga sama. Karena varian delta membludak di sini, akhirnya pemerintah hentikan kedatangan PMI ke Surabaya," tambahnya.

Langkah antisipasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Pemerintah lanjutnya, adalah percepatan vaksinasi tahap ke-3 atau vaksin booster.

Mengingat saat ini, dari data Dinkes Surabaya per 14 Januari, baru sekitar 15.288 lansia atau sekitar 6,07 persen dari 80.747 lansia.

Kelompok lansia dianggapnya merupakan kelompok yang rentan akan virus. Selain lansia, ada pula anak-anak. Oleh karenya percepatan vaksinasi bagi kelompok-kelompok rentan tersebut harus dipercepat oleh pemerintah.

"Jadi vaksinasi juga harus dikencangkan mas. Karena ini satu-satunya harapan kita. Dari penelitian vaksin booster mampu melawan Omicron. Jadi harus sesegera mungkin dilakukan. Mumpung sekarang masih awal, kita antisipasi sedini mungkin, jangan sampe kita kalah start seperti awal-awal tahun 2020," pungkasnya.

Baca Juga: Hari Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan ke Surabaya

Sebagai tambahan, pemerintah memprediksi puncak Omicron di Indonesia adalah pada bulan Februari 2021. Data yang dirilis Satgas Covid-19 hingga Minggu kemarin, 16 Januari 2022 menyebutkan, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 4.271.649 setelah mendapat tambahan 855 kasus baru dalam sehari terakhir. Angka kematian tercatat menjadi 144.170 setelah bertambah 3 kasus kematian baru.

Sedangkan kasus kesembuhan meningkat 710 orang yang membuat totalnya menjadi 4.118.874 kasus sembuh, dan menyisakan 8.605 kasus aktif dari seluruh wilayah di Indonesia.

Untuk varian baru sendiri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, ada 748 kasus Omicron di Indonesia hingga 15 Januari 2022.

Secara kasus penularan, untuk pelaku perjalanan luar negeri sebanyak 569, dan transmisi lokal sebanyak 155 orang.  Angka ini belum ditambah dengan kasus probable Omicron yang saat ini  kurang lebih mencapai 1.800 kasus. sem

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU