Surabaya Rawan Tawuran, SMP YPPI 1 Surabaya Lakukan Sosialisai ke Siswa

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 08 Apr 2022 12:42 WIB

Surabaya Rawan Tawuran, SMP YPPI 1 Surabaya Lakukan Sosialisai ke Siswa

i

Sosialisasi anti kekerasan di SMP YPPI 1 Surabaya/ foto: Sem

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kasus tawuran di Surabaya, memasuki bulan suci Ramadhan 2022 marak terjadi. Data Surabaya Pagi di lapangan menunjukan, seminggu terakhir setidaknya ada lebih dari 5 kasus tawuran yang melibatkan anak-anak.

Tanggap akan fenomena tersebut, SMP Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Indonesia (YPPI) 1 Surabaya melakukan sosialisasi anti kekerasan dan anti perundungan kepada seluruh siswa mulai dari kelas 7 hingga kelas 9.

Baca Juga: Adventure Land Romokalisari Surabaya Ramai Peminat Wisatawan Luar Kota

Kepala Sekolah SMP YPPI 1 Surabaya Titris Hariyanti Utami menyampaikan, dalam gelaran sosialisasi tersebut pihaknya berkolaborasi dengan pihak kepolisian yakni Polsek Simokerto.

"Ini merupakan langkah preventif yang dilakukan oleh sekolah guna mencegah anak-anak terlibat dalam tindakan kekerasan seperti tawuran maupun perundungan. Kegiatan ini sekaligus membekali anak-anak dalam pergaulannya baik di sekolah, masyarakat maupun di lingkungan keluarga," kata Titris kepada Surabaya Pagi, Jumat (08/04/2022).

Sementara itu, Wakapolsek Simokerto AKP Agung Sugiato menjelaskan, mayoritas kasus tawuran di Surabaya banyak melibatkan pelajar SMP. Adapun titik yang rawan di wilayah Simokerto adalah wilayah ITC dan seputaran makam Rangkah.

"Ya kebanyakan pelajar SMP. Biasa anak-anak ini dalam pencarian jati diri," kata AKP Agung Sugiarto.

Selama Ramadhan, kata AKP Agung, jenis tawuran yang dilakukan oleh siswa adalah perang sarung. Celakanya di dalam sarung tersebut telah diisi dengan senjata tajam (sajam) seperti celurit ataupun gear motor dan batu.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Gelar Halal Bihalal

Sebelum melakukan tawuran, para pelaku biasanya menginfokan teman-temannya melalui sosial media. Salah satu yang paling sering digunakan adalah instagram.

"Jadi sebelum aksi tawuran dilakukan, mereka buat janji lewat sosmed, diumumkan nanti tawuran di titik A misalnya," aku Agung.

Menariknya, aksi tawuran biasanya dilakukan pada rentan waktu pukul 00:00 WIB hingga 05:00 WIB. Karena aksi tersebut dilakukan oleh anak-anak, maka ia meminta peran orang tua dalam mendidik anak-anak di rumah.

"Ini kan mereka masih anak-anak. Pertanyaannya kok jam segitu tidak ada di rumah, orang tuanya tidak cari? Jadi memang fenomena ini harus gayung bersambut, kami di lapangan memantau dan menindaklanjuti, sementara orang tua di rumah juga wajib menjaga anak-anaknya agar jangan sampai terlibat aksi tersebut (tawuran_red)," katanya.

Baca Juga: Dispendik Surabaya Pastikan Pramuka Tetap Berjalan

Anak-anak yang terlibat dalam tawuran biasanya masuk dalam perkumpulan atau geng. Salah satu geng yang terkenal adalah geng guguk.

"Ini mayoritas anak SMP, ada yang SMA kelas 1, ada juga yang tidak sekolah," pungkasnya. (Sem)

 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU