Surabaya Raya, Darurat Penyakit Mulut dan Kuku

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 10 Mei 2022 21:08 WIB

Surabaya Raya, Darurat Penyakit Mulut dan Kuku

i

Pemeriksaan kesehatan sapi yang ada di RPH Surabaya. SP/Alqomar

PD RPH Surabaya Tolak Hewan Ternak dari Sidoarjo, Mojokerto, Gresik dan Lamongan

 

Baca Juga: Imigrasi I Surabaya Berhasil Terbitkan Hampir 10 Ribu Paspor

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya- Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti sapi  makin meresahkan peternak di kawasan Surabaya Raya. Di Gresik, sebanyak 725 ternak sapi di Kabupaten Gresik,  terserang PMK, dengan 13 ekor di antaranya mati, dari total populasi sapi di kandang yang diidentifikasi sebanyak 959 ekor oleh Dinas Pertanian setempat.

Dengan kondisi tersebut, Kabupaten Gresik perlu ditetapkan berstatus kejadian luar biasa (KLB).

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik Eko Anindito Putro di Gresik, Selasa, mengatakan ratusan ternak sapi yang terjangkit PMK itu terdeteksi pada tujuh kecamatan, masing-masing Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Benjeng, Balongpanggang, dan Cerme.

Ia mengatakan PMK hanya menyerang ternak dan manusia menjadi perantara virus ini untuk menular ke ternak yang masih sehat.

Untuk mengantisipasi penyebarannya, Pemkab Gresik telah melakukan pembatasan area ternak, seperti menutup sejumlah pasar hewan, tujuannya untuk memutus rantai penyebaran penyakit.

"Pasar hewan menjadi salah satu pintu masuk penyebaran PMK sehingga mobilitasnya harus dibatasi. Sapi yang di dalam jangan sampai keluar dan yang di luar jangan sampai masuk agar tidak menular ke sapi sehat," kata Eko, kepada wartawan.

Saat ini, kata Eko, Dinas Pertanian telah berkoordinasi dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk membantu penanganan di lapangan.

Ia mengakui, saat ini jumlah dokter hewan yang ada di instansi pemerintah tidak sebanding dengan jumlah kasus yang ada, dan dibutuhkan status kejadian luar biasa (KLB).

Medis Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Gresik drh. Budi Santoso menegaskan, pihaknya terus melakukan penelusuran untuk memantau penyebaran PMK agar tidak semakin meluas.

Selain itu, juga melakukan penanganan terhadap sapi-sapi yang terpapar dengan menyuntikkan vitamin dan antibiotik, dan sapi yang sakit diisolasi terpisah dengan sapi sehat.

 

Dipotong Paksa

Sementara di Sidoarjo, di Sidoarjo,  18 sapi yang terjangkit virus harus dipotong paksa. Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Kabupaten Sidoarjo, saat ini terus melakukan monitoring data terkait hewan ternak yang terindikasi virus PMK.

Sub Koordinator Kesehatan Hewan Fungsional Medic Veteriner Muda Dispaperta Sidoarjo, Rina Vitriasari mengatakan jika saat ini sudah ada 744 hewan ternak yang terdampak.

“Sidoarjo tergolong rendah untuk kematian. Sapi mengalami kematian sebanyak 14, sedangkan dipotong paksa ada 18,” katanya, Selasa (10/5).

Saat ini, pihaknya juga gencar melakukan pengobatan dengan melakukan pengecekan secara sintomatis, yang digalakkan untuk mengetahui gejala muncul. Seperti demam maupun hipersalivasi.

Sebab itu, Rina juga melakukan pendampingan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Sebagai sosialisasi bahwa wabah PMK ini bukan penyakit Zoonosis, yang tidak menular ke manusia.

“Jadi seandainya ada terindikasi PMK. Harus segera diobati. Untuk tingkat pencegahan hewan dipotong paksa. Tapi kita arahkan ke Rumah Potong Hewan, tidak boleh memotong sendiri,” ujarnya.

Namun ia juga mengungkapkan jika hewan ternak yang sudah terindikasi PMK, dan sudah dilakukan proses potong paksa. Maka, daging tersebut, kata Rina, masih aman untuk dikonsumsi.

“Asalkan dengan perlakuan yang asuh. Dengan pemasakan yang sesuai, seperti memasak dalam 100 derajat, virusnya sudah mati,” jelasnya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat

Namun saat ini, di Sidoarjo sendiri, hewan ternak yang sering ditemui terdampak wabah, masih sapi dan kerbau. Sedangkan untuk domba hingga kambing masih belum terdapat laporan dari masyarakat.

 

Pasar Hewan di Tutup

Sementara di Lamongan, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, pihaknya telah melakukan pelacakan dan pengujian melalui tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan hingga 6 Mei dan diperoleh hasil 4 dari 27 kecamatan di Lamongan terserang suspek PMK, yakni Kecamatan Tikung, Kembangbahu, Sarirejo, dan Turi.

"Total populasi sapi yang terjangkit di Kabupaten Lamongan sebanyak 215 ekor milik 23 peternak," katanya.

Selain itu juga telah dilakukan edukasi pada peternak untuk menahan ternak yang sakit untuk tidak dijual, melakukan pengobatan simtomatik dan suportif pada kasus, serta melakukan kerjasama lintas sektoral.

"Saat ini, sementara pasar hewan dilakukan penutupan, ini dimaksudkan untuk menghindari penularan yang lebih besar lagi di Lamongan," kata Yuhronur.

 

RPH Menolak

Merebaknya PMK membuat Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Surabaya melakukan tindakan pencegahan. Salah satu upaya pencegahan itu dilakukan dengan menolak sementara masuknya hewan ternak dari daerah suspect PMK, yakni Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan Mojokerto.

"Prinsipnya RPH Surabaya melakukan tindakan pencegahan terhadap masuknya wabah PMK di lingkungan RPH. Kami menjaga jangan sampai wabah PMK yang dari Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan Mojokerto itu ternaknya atau wabahnya masuk ke RPH," Direktur Utama (Dirut), PD RPH Kota Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho di kantornya, Selasa (10/5).

Baca Juga: Bupati Sidoarjo 'Bolos' Halal Bihalal di Grahadi, Pj Gubernur Jatim Adhy: Lebih Baik Tak Hadir

Fajar menjelaskan, bahwa pencegahan pertama yang dilakukan yakni dengan menerapkan skrining ketat pada semua hewan ternak yang masuk RPH. Utamanya dari empat kabupaten di Jawa Timur yang suspect ditemukan virus PMK. "Kami dengan tegas sementara menolak hewan dari 4 wilayah yang terjangkit dengan PMK tersebut," tegasnya.

Langkah kedua, kata Fajar, yakni dengan melakukan penyemprotan secara rutin biosafety pada semua kandang ternak yang masuk dari kendaraan. Sebab menurutnya, penularan virus PMK dapat masuk lewat kendaraan maupun hal yang terkait dengan hewan tersebut. "Makanya di setiap pintu masuk dan kandang RPH semua dilakukan penyemprotan. Hari ini kita semprot beberapa, karena ketika masuk belum sempat kita disinfektan," ujarnya.

Nah, melalui upaya-upaya tersebut, Fajar memastikan, bahwa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Surabaya berusaha keras untuk mencegah penularan PMK sekaligus melindungi para mitra Jagal."Kami ingin memastikan RPH Surabaya itu aman dan tidak adanya wabah masuk, dengan upaya preventif dan pencegahan," katanya.

Sebagaimana diketahui, bahwa PMK telah ditemukan pada hewan ternak di empat kabupaten Jawa Timur. Ini berdasarkan laporan hasil lab Pusat Veteriner Farma (PUSVETMA) pada tanggal 5 Mei 2022.

Pasca ditemukannya virus PMK, Fajar menyatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dan melakukan pengetatan masuknya hewan ternak ke lingkungan RPH Surabaya. Bahkan, setiap sapi yang masuk RPH pun dilakukan pemeriksaan.

"Untuk malam ini kita akan fokuskan sapi yang masuk mulai pukul 23.00 WIB akan diperiksa oleh dokter soal dokumen SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) dan akan melakukan skrining sebelum sapi diistirahatkan kemudian dipotong," ungkapnya.

Meski virus PMK ditemukan di empat kabupaten Jatim, namun hal tersebut tidak mempengaruhi jumlah pasokan daging di RPH Surabaya. Dengan rata-rata yakni, sekitar 150 ekor per harinya.

"Alhamdulilah jumlah potongan masih tidak terpengaruh. Artinya, RPH Surabaya tetap melayani pemotongan dengan baik utk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait kebutuhan daging yg sehat, berkualitas dan terjamin halal," jelas dia.

Sebagai bentuk antisipasi virus PMK, ia juga menyatakan sudah memberikan pemahaman kepada mitra jagal bahwa yang menjadi fokus saat ini adalah pencegahan dan penanganan. Artinya, pemotongan dan operasional RPH harus berjalan. Sehingga masyarakat mendapatkan pasokan daging yang baik dan tidak terpengaruh dengan adanya isu PMK.

"Yang kita antisipasi adalah karena Surabaya ini dekat Sidoarjo, Lamongan Gresik dan Mojokerto, jangan sampai wabah itu masuk lingkungan RPH," pungkasnya. jir, sg, grs, alq

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU