Surabaya Tidak Masuk SCI, Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Pertanyakan Obyektivitas Tim Penilai

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 04 Jun 2023 18:34 WIB

Surabaya Tidak Masuk SCI, Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Pertanyakan Obyektivitas Tim Penilai

i

Wakil Ketua DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Surabaya, AH Thony

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Surabaya digadang-gadang menjadi salah satu kota Smart City. Namun itu, betapa kagetnya setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Eri Tohir menyatakan 

bahwa Kota Surabaya tidak termasuk dari bagian smart city dari penilaian data Smart City Ipndex (SCI) 2023. Dari data SCI ada 141 kota di dunia, 3 kota di Indonesia masuk dalam SCI adalah Jakarta, Medan serta Makassar. 

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah Desak Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong jadi Prioritas

Tidak masuknya Surabaya dalam SCI ini Hal tersebut membuat Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony mempertanyakan penilaian data SCI 2023 yang dirilis oleh The Smart City Observatory oleh Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Center yang bermarkas di Swiss. Selama ini Surabaya sudah mengaplikasikan sehari-hari teknologi informasi, seperti pelayan publik kependudukan yang menggunakan aplikasi, transportasi hingga smart economy dalam situs belanja online E-Peken. 

Meski demikian ia tak mau terprovokasi atas kabar yang menempatkan Surabaya sebagai kota yang tidak pintar. "Kami menanggapi dingin saja tidak terlalu terprovokasi dengan kabar yang seolah-olah Surabaya menempatkan dibawah dengan kota-kota lain,"kata AH Thony. 

Menurutnya Kota Pahlawan sudah terlebih dahulu dalam menerapkan smart city. Bahkan untuk membangun Surabaya melalui smart city penuh dengan semangat, kesadaran dan jiwa kedewasaan sehingga semakin hari effectnya terasa.  "Jika ada yang menilai kota Surabaya gak masuk smart city kami gak begitu risau. Karena di sini (Surabaya) sudah menerapkan dulu dibanding kota yang masuk smart city index,"tegas pria kelahiran Bojonegoro tersebut. 

Lanjut, AH Thony, setiap hari banyak tamu dari belahan Indonesia belajar smart city di Surabaya. Dengan tidak masuknya Surabaya di SCI, daerah lain di Indonesia menurutnya akan mempertanyakan obyektivitas dari tim yang menilai. 

"Saya pikir semua kota atau masyarakat akan mempertanyakan obyektivitas penilaian maupun legitimasi data tersebut. Kalau kita setiap hari menjadi rujukan lalu dinilai menjadi underdog tentu mendapatkan "peradilan" dari mereka (masyarakat),"ujarnya. 

Baca Juga: Suara Meningkat di Surabaya, Golkar Berhak Dapat Kursi Pimpinan Dewan

Surabaya sudah menerapkan parameter kota yang cerdas mulai dari smart economy, smart people, smart governance, smart government, smart mobility, smart environment, smart branding dan smart living. Bahkan ketika berbicara pertumbuhan ekonomi di Surabaya meningkat luar biasa. Terbukti investasi berada di urutan pertama melampaui provinsi. 

"Jadi mulai orang lahir sampai mati di Surabaya sudah menerapkan pelayanan berbasis aplikasi. Kalau kemudian dinilai tidak masuk kategori itu aneh,"ujarnya. Ia juga menyebut, jika salah satu kepemimpinan menjadi tolak ukur Surabaya  tidak masuk akal. 

Selama dua dekade atau sejak era kepemimpinan Tri Rismaharini maupun saat ini Eri Cahyadi, grafik mengalami peningkatan baik tingkat demokratisasi dalam pembangunan,  tingkat partisipasi masyarakat maupun di sektor swasta meningkat. Terbukti setelah pandemi Covid-19, ekonomi di Surabaya mengalami peningkatan. 

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri: Perlu Dukungan Seluruh Pihak untuk Mengimplementasikan Smart City

"Dari sisi komitmen partisipasi masyarakat. Kita lihat ada Kader Surabaya Hebat (KSH), terus dibentuknya kampung madani. Belum lagi peran kampus, baik bidang teknologi, ekonomi sosial maupun hukum. Jadi semua berkontribusi untuk kota Surabaya,"terangnya. 

Kemudian dalam penyediaan transportasi umum, kini berkembang pesat. Hadirnya Suroboyo Bus, Trans Semanggi Suroboyo, dan yang terbaru feeder atau angkutan penghubung dari perkampungan ke jalan besar yang terkoneksi dengan transportasi lainnya sudah tersedia. 

Lanjutnya, pengelolaan air di Surabaya sudah lebih baik, ketersediaan air juga meningkat, Pemkot Surabaya sudah memiliki target warga di pemukiman Surabaya harus teraliri air. Rehabilitasi pipa sepanjang 115,4 kilometer akan dikerjakan tahun ini. Kemudian ketersediaan air tanah, jutaan biopori sudah tertanam dan sudah tersebar di seluruh kota. Kaitan dengan energi matahari pakai solar cell di penerangan jalan umum (PJU) hingga traffic light sudah ada. Bahkan sekarang penggunaan solar cell di rumah tangga untuk penerangan sudah diterapkan. "Lingkungan hidup kemarin dapat penghargaan Adipura Kencana. Terus dimana letak kurangnya parameter smart city di Surabaya?. Jadi Surabaya itu sudah mendahului daripada kota-kota besar lainnya di Indonesia," pungkasnya. Alq

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU