SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Neraca ekspor dan impor di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) selama kwartal I tahun 2021 menunjukan angka yang relatif berimbang.
Corporate Communications PT. Petikemas Surabaya, Retno Utami menjelaskan, sejak bulan Januari hingga April 2021 presentase impor dan ekspor di TPS rata-rata berada diangka 50 persen.
Baca Juga: Gibran Absen di Otoda 2024 Surabaya, Mendagri Tito Bocorkan Alasannya
"Kwartal I tahun ini, impor di TPS mecapai 51% dan ekspor diangka 49%," kata Retno Utami kepada Surabaya Pagi, Senin (26/04/2021).
Secara presentase jumlah impor di TPS berasal dari Singapura khususnya kapal-kapal transhipment. Transhipment sendiri adalah aktivitas yang berkaitan dengan pergerakan barang dan alat angkut. Mudahnya disebut alih muatan dari kapal yang satu ke kapal lainnya, baik secara langsung (ship-to-ship) maupun melalui tempat penyimpan sementara (temporary storage).
"Kebanyakan kapal transhipment dari Singapura, jadi gak direct call," katanya
Untuk direct call sendiri, rute ekspor dan impor berasal dari wilayah Asia seperti Cina, Taiwan, India serta negeri gajah putih atau Thailand.
Baca Juga: SK Kwarda Jatim Terbit, Semangat Baru Bagi Pramuka Jawa Timur
Sebelumnya, angka ekspor dan impor di TPS pada tahun 2020 juga relatif berimbang. Data ekpor dan impor di terminal petikemas Surabaya hingga Desember 2020 masing-masing adalah 6,31 teus untuk ekpor dan impor 6,57 teus.
"Relatif cukup berimbang," singkatnya
Untuk negara yang menjadi tujuan eksport selain Amerika ada pula negara lain di wilayah Asia. Beberapa diantaranya adalah Malaysia, Singapore, Jepang, Filipina, Hong Kong, India dan Thailand.
Baca Juga: Hari Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan ke Surabaya
Sementara untuk negara pengimport sejauh ini masih dipegang oleh negeri tirai bambu, Cina. "Memang Cina menjadi negara yang rutin mengirimkan barang ke Indonesia," aku Retno
Untuk komuditas barang yang dikirim pun beragam. Mulai dari bahan pangan hingga barang-barang yang dipergunakan untuk dunia industri. Sem
Editor : Redaksi