Home / Ekonomi dan Bisnis : Melongok Sentra Wisata Kuliner Binaan Pemkot (5)

SWK Penjaringan Sari, Sepi karena Kurang Strategis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 07 Jun 2021 21:20 WIB

SWK Penjaringan Sari, Sepi karena Kurang Strategis

i

Suasana SWK di Penjaringan Sari, kemarin. Terlihat sepi dan beberapa stan juga tutup. SP/Arlana

Dalam beberapa tahun terakhir, Sentra Wisata Kuliner (SWK) mulai bermunculan di kota Surabaya. Namun, hingga kini para pelaku UMKM yang berdagang di SWK binaan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih belum semua merasakan fasilitas yang diberikan. Hal ini terlihat ada beberapa SWK yang kurang terurus. Bahkan cenderung "pilih kasih".

 

Baca Juga: Dewan Minta Pemkot Surabaya Serius Tangani Pengelolaan Sampah TPA Benowo 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Seperti di SWK Penjaringan Sari, yang terletak di Jalan Pandugo Surabaya. Sudah didirikan 13 tahun lalu, dengan kapasitas menampung 100 orang, dari total 30 stand, hanya enam stand yang buka.

Sebut saja, Mbok Darmi, (yang dirinya menolak namanya dikorankan), salah satu pelaku UMKM yang terletak di SWK Penjaringan Sari, menyebut, selama 3,5 tahun, ia harus mengeluarkan biaya kebersihan Rp 17,500 untuk satu stand. Sedangkan, Mbok Darmi sendiri memiliki dua stand.

“Saya disini sudah 3,5 tahunan dan selama saya disini sudah sekitar 30 orang yang datang dan keluar menyewa stand disini. Alasan mereka tidak kuat bayar sewanya, karena sepi," kata Mbok Darmi.

Karena banyaknya pelaku UMKM keluar masuk, pendapatan yang didapat pun tak sesuai dengan pengeluaran. "Padahal saya dulu masuk disini, tidak membayar apapun. Hanya keperluan berjualan, semua disediakan oleh Pemerintah Kota. Tapi untuk satu hari, kami diwajibkan membayar Rp. 17.500 untuk kebersihan. Selain gaji karyawan yang menjaga dan lain-lain. Padahal dari Pemerintah Kota kami hanya diwajibkan untuk membayar Rp. 2.500 saja, ya mungkin karena dikelola oleh koperasi, jadi mungkin harganya berbeda,” ujarnya.

Dari pantauan Surabaya Pagi, SWK Penjaringan Sari dikelola oleh Koperasi Bumi Sembada. Nampak tidak ada pengunjung yang datang ketika Tim Surabaya Pagi menyambangi sentra kuliner tersebut.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Kebut Pengerjaan Estetika Kota Lama 

Hanya nampak 4 penjual yang sedang menyiapkan dagangan mereka serta beberapa anak-anak rusun yang memanfaatkan fasilitas Wifi yang disediakan tanpa pasword.

Di bagian depan nyaris tidak ada penjual. Hanya tampak beberapa stand yang mangkrak dan tidak dihuni oleh penjual, kursi dan meja yang dibiarkan berhamburan seperti tidak digunakan untuk berjualan.

“Rata-rata sekarang para penjual disini berani buka bila diatas jam 5 sore, karena kalo siang sepi, hampir tidak ada pengunjung. Jadi harus putar otak agar jualan laku dan berani menyediakan menu baru. Bila tidak, mungkin nasib saya juga akan sama dengan para penjual makanan yang lain," ucap Mbok Darmi.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat

Menurutnya, sepinya di SWK Penjaringan Sari, dikarenakan lokasi yang kurang strategis. "Tolong Pemkot bisa bantu agar disini bisa ramai. Kayaknya lokasi kurang strategis, sampingnya perumahan. Karyawan kantor pun gak banyak. Jadi mungkin bisa bantu Pemkot untuk menata ulang manajemennya," harapnya.

Dilain sisi, SWK Penjaringan Sari ini yang dilengkapi oleh akses Wifi dan hiburan elektone yang bisa dinikmati oleh para pengunjung pada malam hari. Bahkan, uang iuran bisa digunakan untuk membayar pemain elektone setiap malam untuk menarik pelanggan. byb/cr3/rmc

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU