Tahun Lalu Rugi Besar, Kini Garuda Indonesia Raup Laba Bersih RP 57, 28 T di Semester I 2022

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 27 Sep 2022 13:32 WIB

Tahun Lalu  Rugi Besar, Kini Garuda Indonesia Raup Laba Bersih RP 57, 28 T di Semester I 2022

i

Pesawat Garuda Indonesia.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih senilai US$ 3,8 miliar atau setara Rp57,28 triliun per Juni 2022 atau semester I 2022 dengan asumsi kurs Rp15.075 per dolar AS.

Keuangan PT Garuda Indonesia jauh membaik dibandingkan tahun lalu dimana pada tahun lalu perseroan malah mencatat rugi bersih US$ 898,65 juta pada periode yang sama.

Baca Juga: Tekan Biaya Haji, Erick Thohir Siap Sesuaikan Tarif Avtur

"Garuda, selain kami positif dari segi operasional, tetapi juga mencatatkan laba bersih sebesar US$3,8 miliar di semester pertama 2022," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra dalam rapat dengar bersama Komisi XI DPR RI, Senin (26/9/2022).

Perusahaan sendiri mengaku belum melaporkan secara resmi paparan kinerja semester I 2022 kepada publik.

"Insyaallah akan kita umumkan ke publik dalam waktu dekat," imbuh Irfan.

Irfan menuturkan hal tersebut bisa terjadi karena adanya pendapatan restrukturisasi utang dengan disetujuinya Perjanjian Perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Proses tersebut, lanjut Irfan, membuat ekuitas Garuda membaik dari negatif US$5,3 miliar menjadi negatif US$1,5 miliar.

Baca Juga: 402 Pesawat dan 98 Extra Flight Siap Terbang Saat Nataru 2022-2023

"Jadi US$3,8 miliar ini mayoritas diperoleh dari situ ya, yaitu consolidation of debt, jadi utang yang turun dari US$10 miliar ke US$5 miliar menjadi salah satu penyebab utamanya, demikian juga dengan kinerja ekuitasnya," tandas Irfan.

Sementara itu, Irfan juga mengatakan, pihaknya tengah menyusun rencana bisnis seperti menurunkan biaya sewa pesawat mendekati tarif wajar, pemberlakuan power by the hour (PBH) atau membayar sewa pesawat yang digunakan dan tak akan melayani penerbangan yang tidak menguntungkan.

"Dalam pembuatan business plan tersebut ada 2 hal utama yang dibutuhkan Garuda dari pemerintah, pertama penambahan PMN sebesar Rp 7,5 Triliun melalui right issue (HMETD) dan perubahan struktur kepemilikan sebagai akibat adanya konversi utang kreditur dalam skema perjanjian PKPU," ucapnya.

Baca Juga: Dua Bos Garuda Resmi Tersangka, Langsung Ditahan

Lebih lanjut, ia mengatakan Garuda akan melakukan optimalisasi rute. Salah satunya dengan meningkatkan pangsa pasar domestik hingga 18 persen pada 2022. Target pangsa pasar domestik ini meningkat dibandingkan tahun ini yang hanya 14 persen.

Menurut Irfan, pangsa pasar domestik ini dapat memberikan untuk yang lebih besar dibandingkan pasar internasional.

"Kita mesti melakukan redefinisi terhadap definisi soal maskapai kebanggaan nasional. Maskapai kebanggaan nasional itu tidak perlu atau tidak boleh sebenarnya terbang ke mana-mana, punya pesawat segala macam jenis, dan memenangkan alat-alat macam-macam, tapi enggak untung. Menurut kami yang namanya maskapai kebanggaan nasional itu adalah maskapai yang untung," pungkas Irfan. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU