Tak Ingin Memutar Jauh, Warga Bangun Jembatan Alternatif

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 08 Apr 2021 16:08 WIB

Tak Ingin Memutar Jauh, Warga Bangun Jembatan Alternatif

i

Warga dibantu TNI membangun jembatan alternatif secara swadaya.

 

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Pasca jembatan di Gunungsari kecamatan Dawarblandong Mojokerto putus pada Kamis (1/4) lalu, masyarakat terpaksa memutar sejauh 4 km. Sementara perbaikan sendiri rencananya baru akan direalisasikan pada Juni 2021 nanti.

Baca Juga: Dorong Daya Beli Masyarakat, Kejaksaan dan Pemkot Mojokerto Sinergi Gelar Bazar Sembako Murah

Tak ingin memutar sejauh 4 km, masyarakat sekitar berinisiatif membangun jembatan darurat sebagai akses alternatif.

Jembatan darurat tersebut diharapkan bisa menjadi akses bagi pejalan kaki dan kendaraan roda dua yang belakangan harus memutar sejauh 4 km untuk menuju Desa Cinandang dan Sumberwuluh.

 Kepala Desa (Kades) Gunung Sari, Susanto membenarkan, pembangunan jembatan bambu tersebut dilakukan pada, Rabu (7/4/2021) kemarin. “Warga, BPD, TNI bangun jembatan bambu di samping kiri jembatan yang ambruk. Swadaya, antara desa dan warga,” ungkapnya, Kamis (8/4/2021).

Masih kata Kades, pembangunan jembatan bambu tersebut setelah ada izin dari pemilik perkarangan. Ini lantaran jembatan sepanjang 20 meter dan lebar 1 meter tersebut dibangunan diantar perkarangan rumah warga. Lokasinya berada di sisi barat dari jembatan sebelumnya.

Baca Juga: Terciduk Edarkan Pil Double L 1.600 Butir, Dua Pemuda di Mojokerto Berhasil Diamankan

“Karena harus lewat perkarangan warga sehingga setelah ada komunikasi dengan pemilik lahan dan diizinkan, kemarin kita bangun. Pembangunnya harus membongkar sedikit pondasi pemilik tanah, nanti setelah jembatan dibangun akan kita kembalikan,” katanya.

Pembangunan sementara dilakukan karena saat ini warga Desa Gunungsari mayoritas petani sedang panen padi dan cabai. Sementara setiap hari warga juga harus memutar sejauh 4 KM untuk mencari rumput yang digunakan sebagai pakan ternak. Ditambah pembelajaran tatap muka sudah mulai dilakukan.

Kades menambahkan, meski jembatan tersebut diperkirakan bertahan dua bulan namun tetap dilakukan pemantauan jika ada bambu yang rusak. Pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Mojokerto menjanjikan bulan Mei 2021, lelang jembatan sudah dilakukan.

Baca Juga: Pasar Takjil Ketidur, Upaya Pj Wali Kota Ali Kuncoro Promosikan Aneka Kuliner Kota Mojokerto

“PU kemarin juga datang menawarkan bego karena lelang baru bisa dilakukan satu bulan lagi. Rencananya akan dipasang lampu karena di sekitar jembatan licin saat hujan, rencana akan diuruk. Kita juga berikan peringatan di jembatan lama dan pemberitahuan di jembatan yang baru,” tambahnya.

Seperti diketahui, Jembatan penghubung antar desa di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto ambles akibat gerusan air pada Kamis (1/ 4/20219).

Tanah penahan dibawah jalan tidak mampu menahan besarnya debit air yang semakin membesar hingga merambah ke poros jembatan. Kemudian tanah di bawah jembatan tergerus air sungai yang mengalir dari arah hutan kayu putih. 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU