Home / Peristiwa : Kisah Warga Miskin Mencuri yang Tewas Dihakimi Mas

Tak Mampu Bayar Rp 23 Juta, Jenazah Sempat Tertahan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 26 Okt 2017 00:26 WIB

Tak Mampu Bayar Rp 23 Juta, Jenazah Sempat Tertahan

Kematian Rangga Lana Saputra yang tewas akibat dihakimi massa, menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang tinggal di Joyoboyo Timur, Surabaya. Mereka tak menyangka remaja 15 tahun itu akan bernasib tragis saat kepergok melakukan percobaan pencurian burung. Namun, keluarga yang tergolong miskin ini tak bisa berbuat apa-apa. --------- Laporan: Firman Rachman --------- Isak tangis tak teredam selama sehari semalam di sebuah gang kecil padat penduduk di Joyoboyo Timur. Beberapa warga mengelilingi perempuan tua berusia 74 tahun di atas bayan sudut gang berukuran 1,5 meter. Mak Bayek, begitu orang mengenalnya. "Ayo mak, mangan disek, engko sampean loro," ujar salah satu perempuan berusia sekitar 29 tahun. "Aku gak nafsu mangan, emoh," jerit Mak Bayek sambil menahan air matanya saat ditemui di kediaman kecilnya, kemarin (25/10). Lipatan kulit wajah yang terlihat jelas, dan dua koyo yang menempel di dahi kanan kiri, menyiratkan beban hidup Mak Bayek. Hampir 3/4 masa hidupnya tinggal di sebuah bilik berukuran 1,5 × 3 meter yang disekat dinding triplek. Tempat tersebut menjadi saksi bagaimana ia menimang cucunya Rangga Lana Saputra sejak lahir. Rangga dititipkan kedua orang tua yang merupakan anak Mak Bayek, lantaran keduanya memiliki riwayat penyakit kejiwaan. Mak Bayek, memiliki tujuh orang anak, dan hanya dua orang yang tumbuh normal. Ingatan Mak Bayek tak berhenti kepada sosok cucunya, Rangga. Ia tahu betul jika sang cucu sangat rajin membantunya berjualan untuk dapat bertahan hidup. "Kecilnya dia, sering saya ajak jual air mineral di bungkul. Saya sayang sama dia mas, biasa juga bantu-bantu kasih uang kalau sedang ada rezeki dari ngamen," tatih Mak Bayek sambil mengusap derai air matanya. Sebelum kabar tertangkapnya Rangga oleh warga Jogoloyo, Kamis (19/10) malam, Mak Bayek sempat dipamiti oleh cucu kesayangannya itu. Bahkan, Rangga meminta uang Rp 2.000 untuk membeli jajanan. "Sorenya itu dia datang, makan saya buatkan mie, terus minta uang dua ribu, buat jajan katanya mas. Lah pas malam kok dapat kabar seperti itu, dia diajak sama Noyo. Noyo itu bajingan," katanya lagi. Rangga dan Noyo tertangkap warga saat melakukan percobaan pencurian burung milik salah seorang warga. Keduanya kemudian ditangkap dan dihajar massa. Rangga, anak berusia 15 tahun itu mendapat luka parah hingga tak sadarkan diri, namun Noyo, masih sanggup bernapas sampai saat ini. Setelah merasa puas menghajar, warga pun menyerahkan keduanya ke pihak kepolisian. Rangga, diserahkan dalam kondisi kritis dengan luka parah di bagian kepala dan wajah. Polisi pun membawa keduanya ke rumah sakit di bilangan Jalan Ahmad Yani Surabaya, saat itu juga. Lima hari dirawat, nyawa Rangga akhirnya tak tertolong. Rangga menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (24/10) malam. Keluarga pun tak dapat berbuat banyak. Bahkan, belum pulih dari kabar duka meninggalnya sang cucu tercinta, Mak Bayek harus menerima hujatan pihak rumah sakit lantaran tak dapat membayar uang perawatan sebesar Rp 23 juta. "Awalnya pihak rumah sakit tidak mau mengijinkan jenazahnya keluar," ujar salah satu keluarga Rangga. Namun, Kanit Reskrim Polsek Dukuh Pakis, AKP Akhiyar menuturkan jika proses autopsi dan pemulangan jenazah sudah dilakukan. Ini setelah dilakukan mediasi dengan pihak RS. "Sudah beres semua itu," ujarnya. Kini Mak Bayek berharap polisi mengusut pelaku yang dapat menyebabkan cucunya meninggal dunia. "Burung harganya berapa, cucu saya nyawanya hilang. Saya cuma minta keadilan," tukas Mak Bayek. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU