Home / Politik : Bila Dipaksakan, PDIP Berantakan

Tak Satupun Pengamat Politik Rekomendasi Puan, Capres 2024

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 07 Jul 2022 07:56 WIB

Tak Satupun Pengamat Politik Rekomendasi Puan, Capres 2024

i

Puan Maharani saat menjadi "penjual ikan bakar" saat mengikuti acara Festival Bakar Ikan Nusantara dalam rangka refleksi Bulan Bung Karno, 25 Juni 2022 lalu. (foto: sp/instagram @puanmaharaniri)

SURABAYAPAGI, Jakarta- Hingga Juni 2022 lalu rating elektoral Puan dari hasil berbagai lembaga survei ternama masih dikisaran antara 2,6 sampai 3,1 persen. Ini juga terkatrol oleh jabatannya Ketua DPR RI sekaligus sosialisasi dengan memasang baliho di seluruh Indonesia.

 

Baca Juga: Amicus Curiae, Terobosan Hukum

Sejumlah pengamat politik dan komunikasi di Jakarta menilai karier Politik Ketua DPR RI Puan Maharani telah mencapai puncaknya. Kalau toh, dilompatkan yang lebih tinggi lagi yaitu sebagai Calon Presiden 2024, banyak

kalangan yang tidak setuju. Puan Maharani diharapkan menjadi negarawan dan tidak memaksakan diri untuk maju di Pilpres 2024 mendatang.

Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam menanggapi hasil RMOLVote "9 Capres 2024" yang menampilkan nama Puan Maharani berada di urutan kelima dengan perolehan 8.939 dukungan atau 10,89 persen dari total dukungan sebanyak 82.093 pemilih, tersenyum sinis.

"Ancaman (bagi PDIP) akan terjadi apabila Puan tetap dipaksakan maju, akan terjadi konflik internal yang tidak akan dapat terbendung," ujar Saiful pada Rabu, (6/7/2022).

 

Sosok Negarawan

Sementara Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana menyarankan, Puan Maharani lebih baik menjadi sosok jiwa negarawan dan tidak mencalonkan sebagai presiden maupun wakil presiden pada bursa Pilpres 2024.

 

Ini dilema bagi dua pengamat politik memberi penilaian kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo . Puan dan Ganjar, adalah dua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang digadang-gadang akan masuk bursa calon presiden 2024.

 

Nama keduanya juga terus muncul dalam hasil jajak pendapat yang digelar berbagai lembaga survei.

Meski Puan dan Ganjar sama-sama berasal dari satu partai, aroma persaingan politik di antara para pendukung mereka tidak bisa ditutupi. Dari karier politik, Puan lebih berpengalaman di tingkat nasional.

 

Selain menjadi Ketua DPR periode 2019-2024, Puan yang merupakan anak Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri juga pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia periode 27 Oktober 2014–1 Oktober 2019.

 

Selain itu, Puan pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI-P di DPR periode 23 Januari 2012–27 Oktober 2014, dan menjadi anggota DPR sejak 1 Oktober 2009.

 

PDIP Paksakan Diri

Meski demikian, bila PDIP memaksakan diri mengusung Puan Maharani, maju dalam Pilpres 2024, bisa memunculkan konflik internal hingga kehancuran bisa dialami partai banteng moncong putih itu.

Apalagi ada Survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebutkan elektabilitas Puan hanya 2% kendati memiliki modal kuat terjaminnya tiket PDIP mengusung pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Juga: Gerindra Galau dengan Manuver Megawati

 

LSI menggelar survei pada 24 Mei-7 Juni 2022 dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia. Hasilnya, elektabilitas Puan masih mungil, hanya 2% jauh dari kaliber Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang elektabilitasnya 28,9%.

 

“Memang kita tahu Puan itu darah biru di kandang merah. Tapi apakah beliau sanggup meningkatkan elektabilitas hingga akhir tahun 2023,” kata Mulyana, dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (6/7/2022).

 

Meski demikian, Ade Mulyana, tokoh politik muda Jakarta menilai Puan masih memiliki keistimewaan yang membuka peluangnya maju pada arena Pilpres 2024. Status putri Megawati dan jumlah kursi PDIP yang mencapai 128 kursi di parlemen memudahkannya untuk diusung.

 

“Tokoh sentralnya PDIP (di Pilpres 2024) itu Mbak Puan, tapi ada masalah tingkat elektabilitas, itu bisa digenjot akhir tahun 2022 dan 2023,” tekan Mulyana.

 

Sejak pekan lalu Puan mengunjungi daerah-daerah untuk konsolidasi dengan pengurus PDIP serta menghadiri sejumlah kegiatan. Puan bahkan sempat berkunjung ke Sumbar, Jabar, Jatim.

 

Baca Juga: Mengapa Gibran dan Bapaknya Diusik Terus

Saiful menilai meskipun Ketua DPR RI ini masuk lima besar RMOLVote, kehancuran PDIP akan terjadi apabila Puan tetap diajukan sebagai kandidat pada 2024 yang akan datang. "Karena PDIP sendiri ada simpul Ganjar Pranowo yang hampir pasti akan mencalonkan diri pada 2024. Ancaman perpecahan itulah yang akan menjadi harapan parpol lain, yang saya kira dengan terpecahnya suara PDIP akan mengakibatkan tidak optimalnya suara kandidat yang berasal dari kader PDIP, baik Puan Maharani maupun Ganjar," papar Saiful.

Untuk itu, Saiful menyarankan, PDIP berkoalisi dengan partai politik (parpol) lainnya untuk "mengawinkan paksa" Puan dengan tokoh lainnya.

 

"Ancaman keterbelahan kader PDIP apabila tetap memaksakan memajukan Puan. Kalaupun ingin dikawinkan secara paksa maka bisa jadi Ganjar-Puan atau sebaliknya, meskipun agak sulit kalau PDIP tidak berkoalisi dengan partai politik lainnya," pungkas Saiful soal skenario PDIP usung Puan Maharani di Pilpres 2024.

 

Permintaan Puan Maharani

Putri mantan presiden Megawati Soekarnoputri itu meminta seluruh kader PDI-P tidak terpengaruh dengan hasil jajak pendapat yang sudah ada.

 

“Sekarang ini kan banyak survey dan mengatakan yang tinggi si ABCDE. Yang tidak naik DEF dan tidak bisa maju 123. Survei itu betul karena jadi salah satu hal yang dipertimbangkan, Tetapi kita PDI-P punya jaringan dan perangkat kadangkala tidak masuk dalam survei. Jangan terpengaruh dalam survei,” ujar Puan Maharani di depan ribuan kader PDI-P Kabupaten Wonogiri, Selasa lalu (26/4/2022).

 

Ketua DPR RI itu meminta seluruh kader saat ini untuk tegak lurus mengikuti arahan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Untuk itu, seluruh kader tidak boleh berandai-andai dan tetap menunggu instruksi dari DPP PDIP. (erc/jk/rmc)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU