Tarawih Malam Pertama

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 24 Mar 2023 20:07 WIB

Tarawih Malam Pertama

i

H. Raditya M Khadafi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Malam pertama, sekitar Masjid Al Akbar Surabaya (MAS), bersesakan. Masyarakat Surabaya berbondong-bondong menjalankan ibadah salat tarawih. Diantaranya deretan mobil-mobil mewah. Kata kyai saya, karena malam pertama fadhilah-nya, jamaah tarawih bagaikan bayi baru lahir dari perut ibu, tanpa dosa dan noda.

Pengalaman saya selama ini, keramaian jemaah seperti ini hingga malam ke 10 atau malam ke 13.

Baca Juga: Mengapa Gibran dan Bapaknya Diusik Terus

Terawih malam pertama sampai ke 10, jemaah yang telat, harus jalan kaki jauh menuju halaman masjid, dari perparkiran.

Saya dan teman yang belum pernah mondok percaya banyak keutamaan saat muslim menjalankan sholat tarawih. Khususnya di malam pertama yaitu keluarnya atau diampuninya dosa-dosa orang mukmin oleh Allah SWT.

Ampunan, baik yang mengerjakan sendiri maupun berjamaah di masjid atau di rumah.

Dalam pandangan saya, Shalat Tarawih di masjid menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk memperat tali silaturahim. Ada kawan baru dan jumpa teman kuliah.

Dalam masjid, saya amati banyak kaum muslim bersalam salaman saling bertemu muka. Malam pertama itu semua sudut dan saf MAS dipenuhi para jemaah.

Terlihat jemaah anak-anak, remaja, hingga dewasa datang silih berganti. Antusiasme jemaah terlihat sejak pukul 18.30 WIB hingga saat ini.

Saya rasakan juga .anfaat lain dari shalat Tarawih adalah kesehatan. Menginfat jumlah rakaat shalat Tarawih ada yang 11 rakaat dan 23 rakaat. Gerakan gerakan sholat dengan rakaat banyak saya rasakan membuat badan lebih sehat.

 

***

 

Dalam literatur Islam, dijelaskan Tarawih menjadi salah satu ibadah yang disunnahkan bagi umat Islam selama Ramadhan.

Hukumnya adalah sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Namun jika ada muslim yang tidak melaksanakannya tak masalah. Tapi bagi yang menunaikannya akan mendapatkan pahala.

Makanya, banyak teman usai sholat Terawih lanjutkan dengan mengaji Al-Quran. Saya tak tahu mereka membaca dengan ilmu tajwid yang benar atau kurang benar.

Tapi ada jamaah yang membaca dengan agak bersuara fasih kayak qari. Tak sedikit jamaah yang usai rakaat 8 keluar dari masjid. Ada yang meneruskan witir ke rumah. Tak sedikit yang kembali ke masjid.

Saya pernah bersama beberapa teman kekuar dari masjid ke warung, ngopi bareng. Kadang disertai makan malam.

Baca Juga: Kompromi dengan Pemudik

Kadang usai nongkrong jalan jalan di sekitar masjid menanti larut, dan ‘menanti’ Lailatul Qadar dan sekaligur makan Saur.

Saya jujur sering mencari dan memilih Masjid yang tidak memilih 20 rakaat tarawih , karena imamnya yang mengimaminya, ‘hanya’ membaca 1 ayat pendek dan/atau agak pendek, pasca alfatihah.

 

***

 

Guru ngaji saya berpesan niat sholat Tarawih cukup sederhana. Niat hanya perlu disertai dengan keikhlasan dan kesadaran dalam hati. Terutama saat melaksanakan shalat tersebut. Melakukan shalat Tarawih dengan niat yang ditujukan hanya kepada Allah semata, kata guru ngaji saya insya Allah akan diterima amal ibadah kita.

Kata guru ngaji saya, sebaliknya jika niat dalam shalat tarawih selain Allah maka shalat tersebut perlu dipertanyakan. Mengingat tujuan dari melaksanakan sholat Tarawih adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.

Saya diajarkan niat Sholat Tarawih Berajamaah sudah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadisnya.

Baca Juga: Waspadai! Sindrom Pasca Liburan, Post Holiday

Barang siapa yang ikut melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah mengikuti imam sampai dengan selesai maka baginya akan dicatat seperti salat semalam penuh.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi).

Hadis tersebut menjadi motivasi bagi saya untuk sering melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah dengan semangat. Seperti halnya shalat pada umumnya yakni memiliki niat ketika akan melaksanakan shalat tarawih.

Sholat saat bulan Ramadan saya tahu dianjurkan untuk melaksanakan ibadah salat Tarawih setiap malamnya., baik berjamaah maupun sendiri.

Saat shalat Tarawih sendiri di rumah kaya kyai saya tidak jauh berbeda dengan salat berjamaah di masjid.

Melansir buku Dahsyatnya Shalat dan Doa Ibu karya Ummi Ayanih, salat Tarawih merupakan salat sunah yang dikerjakan setelah salat Isya dan lebih utama jika dikerjakan sebelum salat Witir.

Diajarkan salat Tarawih pertama kali dilakukan oleh Rasulullah SAW di Masjid Nabawi pada Ramadan tahun kedua hijriah. Dijelaskan dalam buku Sejarah Tarawih yang ditulis oleh Ahmad Zarkasih, Rasulullah SAW menyebutnya dengan nama qiyam Ramadan, bukan Tarawih.

Qiyam Ramadan artinya penghidupan atas malam Ramadan atau ibadah yang dilakukan untuk menghidupkan malam-malam Ramadan.

Menurut sebuah riwayat, orang yang mendirikan qiyam Ramadan atau salat Tarawih dengan beriman dan ikhlas, maka Allah SWT akan mengampuni dosanya yang telah lalu. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU