Tembak-Menembak di Rumah Seorang Jenderal Polri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 11 Jul 2022 20:49 WIB

Tembak-Menembak di Rumah Seorang Jenderal Polri

i

Jenazah Brigadir J di semayamkan di rumah keluarganya yang berada di Jambi.

Sopir Istri Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo, Tewas Ditembak Anggota Polisi Lain. Motifnya Masih Diusut

  

Baca Juga: Dua Pelaku Pembunuhan di Pakis Berhasil Diringkus Satreskrim Polres Malang

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Mengejutkan! Jumat (8/7/2022) lalu terjadi tembak menembak di sebuah rumah Jenderal Polri di Jakarta. Seorang anggota Polri Bareskrim berpangkat Brigadir Polisi (Bripol), tewas ditembak sasama anggota Polri. Peristiwa penembakan ini kini ditangani Propam Bareskrim Polri. Peristiwa berdarah ini baru diumumkan resmi Senin (11/7/2022).

Nama korban, Bripol Josua Hutabarat (Bripol J), ajudan Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo. Karopenmas Divisi Humas Brigjen Ahmad Ramadhan mengakui kejadian itu berlangsung Jumat lalu (8/7/2022) pukul 17.00.

"Adanya penambakan dimana peristiwa itu benar telah terjadi pada hari Jumat 8 Juli 2022. Kurang lebih jam 17 atau jam 5 sore," ujar Ramadhan pada wartawan, Senin (11/7).

Brigadir Josua Hutabarat tewas akibat tembakan polisi lainnya, Bharada E, di rumah dinas pejabat Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

 

Keterangan Resmi Polri

Brigjen Ahmad Ramadhan ,menjabarkan kronologi kejadian itu bermula ketika Bharada E menegur Brigadir Josua yang memasuki rumah salah seorang pejabat Polri. Setelah ditegur, Brigadir Josua, kemudian mengacungkan senjata dan melakukan penembakan.

Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkap Polri telah melakukan olah TKP, memeriksa beberapa saksi di tempat kejadian perkara, di antaranya istri Kadiv Propam Dan Bharada E.

"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J [Brigadir Yosua] memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.

Brigadir Yosua merupakan anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai Sopir dinas istri Kadiv Propam. Sedangkan Bharada E adalah anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.

Istri Kadiv Propam, lanjut Ramadhan berteriak minta tolong dan didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.

"Teriakannya terdengar oleh Bharada E yang berada di Lantai atas sehingga Bharada E turun memeriksa sumber teriakan," sambung Ramadhan.

Brigadir Yosua panik karena Bharada E bertanya kepada Brigadir Yosua yang sudah berdiri di depan kamar.

“Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E,” ungkap Ramadhan.

 

Irjen Ferdy Sambo Tak Ada

Berdasarkan hasil olah TKP, Brigadir Yosua melepaskan tembakan sebanyak 7 kali “Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali, Bharada E membalas mengeluarkan tembakan sebanyak 5 kali,” Jelas Ramadhan

Masih kata Ramadhan, saat kejadian, Kadiv Propam tak berada di lokasi. Saat kejadian, Irjen Ferdy Sambo sedang melakukan tes PCR Covid-19. "Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," ungkap Ramadhan.

Dia menambahkan, Irjen Ferdy mengetahui adanya peristiwa itu setelah ditelepon oleh istrinya yang histeris. Irjen Ferdy langsung bertolak menuju kediamannya. "Kadiv Propam pulang ke rumah karena dihubungi istrinya yang histeris. Kadiv Propam sampai di rumah dan mendapati Brigadir J sudah meninggal dunia," tutur Ramadhan.

Atas kejadian tersebut, Irjen Ferdy Sambo langsung menghubungi Kapolres Jakarta Selatan. Hingga akhirnya dilakukan oleh TKP oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

"Sehingga Kadiv Propam langsung menghubungi Kapolres dan selanjutnya dilaksanakan olah TKP," pungkas Ramadhan.

"Bharada E itu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir Josua. Akibat penembakan yang dilakukan Bharada E itu mengakibatkan Brigadir Josua, meninggal dunia," katanya.

Saat ini, kasus sedang ditangani oleh Propam Polri dan Polres Metro Jakarta Selatan. Motif dan modus yang dilakukan Bharada E pun masih didalami.

Baca Juga: Dipenuhi Kejanggalan, Saksi Perampokan Tragis di Desa Imaan Gresik Ditemukan Tewas di Kebun Jagung

 

Saling Bertanya

"Yang jelas tadinya personel dari Bareskrim kemudian membantu tugas di Propam. Belum tahu apakah ajudan atau apa, tapi dia tugas di Propam," tegasnya.

Kasus itu akan didalami alasan Brigadir J memasuki rumah dinas itu. Kabarnya, Barada E yang menjaga rumah, melakukan pembelaan terhadap serangan yang dilakukan Brigadir J," katanya.

Polri menjamin akan menindak tegas pihak yang berbuat salah dalam kasus ini. Yang jelas, kata Ahmad, Brigadir J menembak lebih dulu usai menanyakan kenapa Barada E ada di situ.

"Brigadir J melakukan penembakan yang bersangkutan ketika dia menanyakan mengapa dia di situ," tambah dia.

 

Terkena 5 Tembakan

Sementara itu, Ahmad mengatakan, memang tugas Barada E untuk berjaga di rumah tersebut. "Tidak ada salah paham ya. Yang jelas Barada E di situ ya dalam rangka stand by memang ada di rumah dinas tersebut," katanya.

Anggota polisi yang meninggal itu bernama lengkap Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat. Brigpol Nopryansah ternyata merupakan ajudan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo. Brigpol Nopryansah tewas akibat terkena 5 tembakan, dua di antaranya luka tembak di dada. Brigpol Nopryansah merupakan seorang anggota Brimob asal Jambi dan disebut sebagai ajudan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo. Brigpol Nopryansah juga mengalami luka akibat senjata tajam di mata, hidung, mulut dan kakinya.

 

Jenasah Dikirim ke Jambi

Rohani Simanjuntak, bibi korban mengatakan, hingga kini pihak kepolisian belum menyampaikan terkait kronologis penembakan dan motif dari penembakan itu.

Baca Juga: Dituduh Curi 2 Dus Mie Instan, Pria Asal Cimahi Tewas Dikeroyok Massal

Pihak keluarga juga tidak mengetahui pelaku penembakan. "Sampai saat ini, kita gak tau apa permasalahannya pak, siapa pelakunya. Mereka cuman bilang kalau pelakunya sudah diamankan di Mabes," kata Rohani seperti dikutip dari laman Tribunjambi.com, Senin (11/7/2022).

Rohani mengatakan, korban tiba di Jambi pada Sabtu (9/7/2022) melalui cargo bandara. “Saya dan keluarga yang nyambut pas mulai dari bandara sampai ke rumah di Sungai Bahar, karena waktu itu orangtuanya lagi ga ada di rumah," katanya.

Rohani menjelaskan, korban sudah bertugas selama 2 tahun sebagai ajudan pejabat Polri. "Dia ajudan bapak Kadiv Propam, bapak Ferdy Sambo sudah 2 tahun," kata Rohani.

Saat tiba di rumah duka, keluarga awalnya tidak diperbolehkan untuk melihat kondisi korban.

Namun, ibu korban bersikukuh untuk melihat kondisi anaknya sebelum dimakamkan. Saat itulah, keluarga melihat tubuh korban penuh luka. "Ya awalnya gak dibolehin, tapi ibunya bilang mau lihat kondisi anaknya bagaimana," ujarnya. Korban akan dimakamkan Senin (11/7/2022) .

 

Non Aktifkan Irjen Ferdy

Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta atas tewasnya Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat. Korban tewas tertembak saat bertugas sebagai ajudan di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

"Hal ini untuk mengungkap apakah meninggalnya korban penembakan terkait adanya ancaman bahaya terhadap Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo atau adanya motif lain," tutur Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, dalam keterangannya, Senin (11/7/2022).

Oleh karena itu, kata Sugeng, pimpinan tertinggi Polri harus menon-aktifkan terlebih dahulu Irjen Ferdy Sambo dari jabatan selaku Kadiv Propam. Alasannya, pertama, Irjen Ferdy Sambo adalah saksi kunci peristiwa yang menewaskan ajudannya tersebut. Hal tersebut, agar diperoleh kejelasan motif dari pelaku membunuh sesama anggota Polri.

Alasan kedua, lanjut Sugeng, Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat statusnya belum jelas apakah korban atau pihak yang menimbulkan bahaya, sehingga harus ditembak. Alasan ketiga, locus delicti terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. IPW menilai agar tidak terjadi distorsi penyelidikan maka harus dilakukan Tim Pencari Fakta yang dibentuk atas perintah Kapolri bukan oleh Propam.

Dengan begitu, Sugeng berharap, pengungkapan kasus penembakan dengan korban anggota Polri yang dilakukan rekannya sesama anggota dan terjadi di rumah petinggi Polri menjadi terang benderang. Tujuannya, masyarakat tidak menebak-nebak lagi apa yang terjadi dalam kasus tersebut.

"Peristiwa ini sangat langka karena terjadi disekitar Perwira Tinggi dan terkait dengan Pejabat Utama Polri. Anehnya, Brigpol Nopryansah merupakan anggota Polri pada satuan kerja Brimob itu, selain terkena tembakan juga ada luka sayatan di badannya," ujar Sugeng. n erc/jm/cr2/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU